• Puskesmas Cipayung
  • Tanggal Diubah : 24 September 2021
    Status Registrasi : Sudah Registrasi

GET TB ACT (Gerakan Terbebas dari Tuberkulosis Adaptasi Terhadap Covid 19)

Deskripsi

Berdasarkan pergub nomor 334 tahun 2014, puskesmas kecamatan merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

 

Puskesmas kecamatan cipayung dibawah dinas kesehatan provinsi DKI Jakarta merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok dan usaha kesehatan integrasi yang kegiatannya merupakan kegiatan lintas sektoral

 

Pada tahun 2017, angka penemuan kasus di wilayah kecamatan cipayung masih rendah diantaranya disebabkan oleh

 

1. Jumlah kader TB masih terbatas dan masih kurangnya masyarakat yang peduli terhadap penyakit TB

Wilayah Kecamatan Cipayung terdiri dari 8 kelurahan dan 56 RW 10 orang kader belum  memadai untuk melakukan penemuan kasus TB. Kurang kepedulian masyarakat terhadap  mengakibatkan kurangnya kesadaran masyarakat tentang penyakit TB.

 

2. belum adanya akses layanan antar jemput dahak

Pasien terduga TB yang berobat di puskesmas kelurahan harus memeriksakan dahaknya ke Laboratorium Puskesmas Kecamatan Cipayung. Di Puskesmas Kecamatan Cipayung sendiri pasien terduga  TB harus antri di laboratorium bersama pasien yang hendak melakukan pemeriksaan lainnya.

 

3. belum adanya jejaring TB DOTS klinik swasta mengakibatkan kasus TB belum terlaporkan dan pelayanan belum sesuai DOTS.

 

4. kurangnya peran dan fungsi lintas sektor terhadap TB

Lintas sektor masih belum tau peran fungsinya karena belum tersosialisasi TB.

 

5. kurangnya media KIE mengakibatkan  pengetahuan masyakat tentang penyakit TB  masih kurang.

Oleh karena itu, pada tanggal 3 april 2017 Puskesmas Kecamatan Cipayung memulai inisiasi inovasi GET TB (GerakanTerbebas dari Tuberkulosis) melalui GKM Srikandi Charming. Program inovasi GET TB terdiri dari:
1. Membentuk Kader Cerdas TB (KaCer GET TB) dan Warga Peduli TB 
2. Membuat sistem Antar Jemput Sputum/Dahak (AJES GET TB)
3. Membentuk jejaring TB dengan klinik swasta (Ponik GET TB)
4. Meningkatkan peran serta lintas sektoral (LinSek GET TB)
5. Meningkatkan edukasi mengenai TB melalui leaflet TB dan buku saku kader TB. (KIE GET TB)
6. Melakukan pembenahan pada sistem layanan TB menjadi One Stop Service

Program GET TB ini terus berlanjut hingga pada tahun 2020 pandemi COVID-19 masuk ke Indonesia. Pada tahun 2020 triwulan 2 jumlah terduga TB menurun, dari sebesar 566 di triwulan 1 menjadi hanya 120 di triwulan 2. Keberhasilan pengobatan juga menurun dari angka 87,07% untuk pasien yang memulai pengobatan di tahun 2019 triwulan 1 dan dievaluasi di tahun 2020 triwulan 1 menjadi 72,13% untuk pasien yang memulai pengobatan di tahun 2019 triwulan 2 dan dievaluasi di tahun 2020 triwulan 2. 

Sehingga dilakukan pengembangan inovasi melalui GET TB ACT (Gerakan Terbebas Tuberkulosis Adaptasi terhadap Covid-19) melalui program:

1. SMS reminder untuk pasien TB
2. Papan dan Kartu Kontrol TB (Pantau TB)  

3. Pemantauan minum obat melalui video (

Video Observed Treatment

/ VOT)

4. Skrining TB online (KriBO) untuk meningkatkan temuan kasus selama pandemi Covid-19

5. Konsultasi melalui telepon untuk pasien TB (Komet TB)

Tujuan inovasi GET TB ACT diantaranya:
1. meningkatkan angka cakupan penemuan kasus TB, sehingga pasien TB yang ditemukan dapat segera diobati dan dapat memutus rantai penularan TB di masyarakat.
2. meningkatkan angka keberhasilan pengobatan sehingga mencegah pasien tb sensitif obat menjadi resisten obat dan menurunkan pasien yang mangkir berobat sehingga memutus mata rantai penularan tuberkulosis.

Manfaat yang diperoleh dari inovasi GET TB ACT:

1.    Penemuan kasus TB meningkat.

2.    Lebih mudah dalam pemantauan pengobatan pasien TB karena dibantu oleh KACER GET TB.

3.    Dengan adanya AJES GET TB pasien yang berobat di puskesmas kelurahan tetap dapat memeriksakan dahaknya tanpa terkendala oleh jarak.

4.    Menghindari terjadinya risikio penularan TB antar pasien di laboratorium karena pasien TB tidak perlu antri lagi di Laboratorium Puskesmas Kecamatan Cipayung.

5.    Klinik-klinik swasta dapat melakukan pelayanan TB sesuai dengan TB DOTS berkat adanya PONIK (Poliklinik) GET TB.

6.    Puskesmas Kecamatan Cipayung mendapatkan laporan pasien TB dari klinik-klinik swasta jejaring TB..

7.    Meningkatnya peran serta lintas sektoral dalam memberantas penyakit TB di wilayah Kecamatan Cipayung.

8.    Mudahnya masyarakat untuk memperoleh informasi tentang TB melalui media Komunikasi, Informatif, dan Edukatif.

9.    Keberhasilan pengobatan meningkat dengan adanya sms reminder, Pantau TB, VOT, dan Komet TB

10. Meningkatkan angka penemuan terduga tuberkulosis selama pandemi dengan skrining online TB.

Hasil dan dampak dari inovasi GET TB ACT diantaranya:
1. Penemuan terduga tuberkulosis di puskesmas kecamatan cipayung meningkat dari 120 di triwulan 2 menjadi 219 di triwulan 3 dan 304 di bulan ke 4.
2. Keberhasilan pengobatan meningkat yaitu dari angka 72,13% untuk pasien yang diobati mulai tahun 2019 triwulan 2 dan dievaluasi di tahun 2020 triwulan 2, menjadi 83,39% dan 87,5% untuk pasien yang diobati mulai tahun 2019 triwulan 3 serta 4 dan dievaluasi di tahun 2020 triwulan 3 serta 4.
3. Klinik jejaring (Mou) sebelumnya klinik belum melayani pasien dengan  TB DOTS dan belum melaporkan  pasien  TB ke puskesmas  sekarang beberapa klinik swasta telah melakukan layanan TB DOTS dan telah melaporkannya.
4. AJES direplikasi dalam SITRUST TB Kemenkes RI

5. sebelumnya hanya ada 10 kader TB sekarang telah terbentuk 15 Kader TB

6. Mempermudah askes layanan pemeriksaan dahak. Sebelumya semua Pasien  periksa dahak harus datang ke puskesmas kecamatan cipayung. sekarang dapat dipastikan pasien tidak datang  dan mengantri lagi di laboratorium Puskesmas Kecamatan Cipayung.
7. Terdapat leaflet yang memudahkan pasien untuk mengetahui informasi mengenai tuberkulosis dan buku saku kader TB yang dapat dipergunakan media informasi untuk kader dalam melakukan penyuluhan dan pencarian kasus TB di masyarakat.
8. Skrining online TB mempermudah menemukan terduga TB selama masa pandemi COVID 19.
9. Komet TB memudahkan pasien melakukan konsultasi dengan petugas tuberkulosis mengenai cara minum obat dan keluhan selama masa pandemi COVID 19 saat pasien sulit keluar rumah.

Video

Materi

GET_TB_ACT_belum_revisi.docx

Comment

Leave a comment