• Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan_Zahra Thunzira
  • Tanggal Diubah : 06 Oktober 2021
    Status Registrasi : Sudah Registrasi

SIRI KUNING (Sejuta Impian Pemberian ASI Eksklusif di Kampung ASI untuk Mencegah Stunting)

Deskripsi

Pendahuluan : Masalah kesehatan ibu dan anak di Indonesia merupakan masalah kesehatan masyarakat yang perlu mendapat perhatian yang lebih, akrena mempunyai dampak yang besar terhadap pembangunan di bidang kesehatan. Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas agar mereka dapat melanjutkan perjuangan pembangunan nasional untuk mewujudkan keluarga yang sejahtera, adil dan Makmur. Dalam rangka mempersiapkan sumber daya manusia yang handal pemerintah Indonesia melaksanakan berbagai program diantaranya adalam pemenuhan gizi bayi bayi baru lahir dengan program pemberian Air Susu Ibu (ASI) hingga usia 2 tahun dan secara ekslusif selama 6 bulan. Pada umumnya seorang ibu menghasilkan air susu, yang kita sebut dengan ASI sebagai makanan alami yang tersedia untuk bayi.

Air Susu ibu (ASI) sebagai makanan alamiah adalah makanan yang terbaik yang dapat diberikan oleh seorang ibu terhadap anak yang baru dilahirkannya. Komposisi ASI sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi serta sesuai dengan kebutuhan bayi pada setiap saat, karena ASI juga mengandung zat pelindung yang dapat menghindari bayi dari berbagai penyakit. Diperjelas oleh pendapat Suradi (2004: 21)bahwa “Pemberian ASI juga mempunyai pengaruh emosional yang luar biasa yang mempengaruhi hubungan batin ibu dan anak serta perkembangan jiwa si anak”. Kegiatan atau aktivitas menyusui adalah suatu proses alamiah yang dilakukan oleh seorang ibu terhadap bayi pada masa 0 sampai 6 bulan. Banyak ibu berhasil menyusui bayinya tanpa pernah memperdalam pengetahuan tentang ASI. Roesli (2000:3) memaparkan bahwa “Kurangnya pengetahuan ibu tentang menyusui akan berdampak buruk pada bayinya, karena menyusui adalah pengetahuan yang selama berjuta-juta tahun mempunyai peran penting dalam mempertahankan kehidupan manusia”. Ibu laktasi yang kurang memperdalam pengetahuan tentang Asi akan kehilangan kepercayaan diri untuk dapat memberikan perawatan yang terbaik bagi bayinya.

Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang dapat menghambat perkembangan fisik dan mental anak, selain itu anak lebih rentan terhadap penyakit infeksi berulang dan stimulasi psikososial yang tidak memadai. Faktor risiko stunting pada anak salah satunya adalah kurangnya asupan gizi bayi pada periode emas kehidupan, terutama asupan gizi terbaik untuk bayi yaitu ASI. Pemberian ASI diduga berpengaruh terhadap terhadap kejadian stunting.

Banyak ibu yang menikah muda dan masih kurang pengetahuan akan pentingnya ASI eksklusif, maka menyebabkan banyak ibu yang lebih memilih susu formula dibandingkan dengan ASI eksklusif. Dalam kehidupan kota besar, banyak ibu yang lebih sering memberikan susu formula daripada disusui oleh ibunya. Sementara di daerah pedesaan, banyak ibu pada bayinya yang berusia satu bulan sudah diberi pisang atau nasi lembut sebagai tambahan ASI. Kurangnya pengetahuan ibu tentang pentinganya pemberian ASI eksklusif berdampak buruk pada kemampuan penyusunan menu bagi ibu laktasi. Roesli (2000: 2) berpendapat bahwa faktayang dapat memberi ASI eksklusif selama 4 bulan hanya sekitar 5%, padahal 98% ibu-ibu tersebut menyusui. Dari penelitian tersebut juga didapatkan bahwa 37,9% dari ibu-ibu tersebut tak pernah mendapatkan informasi khusus tentang ASI, sedangkan 70,4% ibu tidak pernah mendengar informasi tentang ASI eksklusif. Kenyataan dilapangan banyak ibu laktasi memilih susu formula dibanding ASI ekslusif, karena sebagian besar ibu bekerja untuk membantu perekonomian keluarga, maka ibu lebih beralih pada susu formula dibanding ASI disebabkan susu formula mudah di dapatkan di toko-toko terdekat namun kandungan dari susu formula tidak sebanding dengan kandungan gizi yang terdapat pada ASI. Untuk itu perlu dilakukan penyuluhan ASI eksklusif, sebagai upaya promosi kesehatan yangakanmemberikan pengaruh bagi ibu laktasi. Pemberian ASI eksklusif dengan cara menyusui merupakan suatu proses alamiah yang dapat memberikan dampak yang baik bagi bayi, yaitu untuk kecukupan zat gizi, kecerdasan, meningkatkan daya tahan tubuh, jalinan kasih sayang antara ibu dan anak semakin erat karena adanya perasaan terlindungi, disayangi yang akan menjadi dasar perkembangan emosi bayi, membentuk kepribadian yang percaya diri dan dasar spritual yang baik

Untuk mengatasi permasalah tersebut, saya berinisiatif untuk membuat program SIRI KUNING. Program tersebut membantu untuk mengoptimalisasikan pemberian ASI Ekslusif di wilayah kelurahan Pesanggrahan dengan beberapa cara. Mendapatkan edukasi sedini mugkin akan meminimalis permasalahan yang mungkin akan bisa timbul selanjutnya.

 

Metode Penelitian : Metode penelitian obeservasional analitik dengan pendekatan control retrospektif. Populasi penelitian adalah semua anak berusia 6-59 bulan yang berada di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Pesanggrahan dengan jumlah sampel 180 balita.  Data diperoleh dari laporan bulanan dengan media google form yang disebar kepada kader posyandu dan ibu balita. Analisis data univariat menggunakan perhitungan distribusi frekuensi dan analisis menggunakan uji Chi-Square.

 

Hasil : Hasil penelitian menunjukan bahwa 0.7% balita yang diberikan ASI Ekslusif dengan stunting dan 12.5% balita yang tidak diberikan ASI Ekslusif dengan stunting. Hasil uji statistik menunjukan p < 0.014 yang menunjukan ada hubungan yang bermakna antara pemberian ASI Ekslusif dan kejadian stunting pada anak usia 6 – 59 bulan di wilayah Kelurahan Pesanggrahan.

 

Kesimpulan : Pada penelitian kali ini dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pemberian ASI Ekslusif terhadap kejadian stunting di wilayah Kelurahan Pesanggrahan. Sehingga penulis membuat inovasi dengan judul SIRI KUNING (Sejuta Impian Pemberian ASI Ekslusif untuk Mencegah Stunting. SIRIH KUNING dibagi mejadi 4 kegiatan.

 

Kegiatan 1 : EDUGIMIL (Edukasi Gizi Ibu Hamil) yaitu kegiatan monitoring kesehatan khususnya gizi ibu hamil mulai dari trimester awal hingga trimester akhir di Posyandu. Kegiatan Edugimil diharapkan mampu memberikan informasi, memonitoring dan evaluasi status gizi dan status kesehatan ibu hamil di Posyandu, khususnya ibu hamil yang beresiko tinggi seperti ibu hamil KEK dan ibu hamil Anemia. Kegiatan Edugimil selain oleh petugas gizi, berkolaborasi juga dengan bidan, dokter dan kesehatan lingkungan untuk ikut terus memantau perkembangan ibu hamil di Posyandu wilayah Kelurahan Pesanggrahan untuk mempersiapkan generasi sehat dan terhindar dari stunting.

Kegiatan 2 : KUPAS (Kunjungan Ibu Nifas) yaitu kelanjutan dari kegiatan EDUGIMIL, dimana ibu hamil yang beresiko tinggi seperti KEK dan ANEMIA di wilayah kelurahan Pesanggrahan, setelah melahirkan (nifas), petugas kesehatan melakukan kunjungan rumah. Kolaborasi petugas gizi untuk memonitoring pemberian ASI Ekslusif dan bidan untuk pemantauan kesehatan ibu nifas pasca melahirkan.

Kegiatan 3 : Klasiks (Konseling ASI EKslusif) yaitu konseling ASI yang terbagi di ruang pelayanan Puskesmas Kelurahan Pesanggrahan dan ruang RPTRA di wilayah Kelurahan Pesanggrahan

Kegiatan 4 : SIRI KUNING (Penyuluhan Sejuta Impian Kampung ASI Ekslusif Pesanggrahan)

 

Kata Kunci : Ekslusif, Pemberian ASI, Stunting

Video

Materi

IHAI_-_SIRI_KUNING.pdf

Comment

Leave a comment