• Puskesmas Kecamatan Jagakarsa_Amsiah
  • Tanggal Diubah : 30 September 2021
    Status Registrasi : Sudah Registrasi

CETING NASI DENGAN KEPANG POK EZI

Deskripsi

DISKRIPSI INOVASI CETING NASI DENGAN KEPANG POK EZI

 

Ceting Nasi dengan Kepang Pok Ezi adalah singkatan dari Cegah Stunting Anak Indonesia dengan Ketahanan Pangan dan Kelompok Peduli Gizi merupakan inovasi Pemberdayaan masyarakat di wilayah Puskesmas Kecamatan Jagakarsa dalam upaya mencegah terjadinya kasus stunting pada balita dengan meningkatkan kenaikan berat badan balita setiap bulan minimal naik 200 gram.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam inovasi ceting nasi dengan kepang pok ezi antara lain: Budi Daya Ikan dalam Ember (Budikdamber) untuk meningkatkan ketahanan pangan, makan bersama untuk memberikan asupan gizi tambahan, penyuluhan dan demonstrasi menu balita baik langsung maupun melalui media elektronik, monitoring perubahan perilaku balita dan pengasuhnya kearah positif melalui kunjungan rumah secara berkala, yang dilakukan oleh kelompok peduli gizi yang dibentuk dimasyarakat tingkat RW dengan menggalang komitmen bersama yang melibatkan kemitraan lintas Program (Kesehatan Ibu, Kesehatan Lingkungan, Promosi Kesehatan dan Gizi Kesehatan Masyarakat) dan lintas sektor terkait (Camat, Lurah, KPKP, PPAPP, PPKUKM, dan Kesra) serta sektor lainnya (Toma, TP-PKK, CSR dan Donatur sebagai pendukung dana kegiatan)

Inovasi Ceting Nasi dengan Kepang Pok Ezi adalah ide kreatif yang timbul untuk mengatasi masalah pada balita yang tidak naik berat badannya yang dipantau setiap bulan di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Jagakarsa 

Dari hasil survey yang dilakukan langsung kepada sasaran balita dan keluarga/ pengasuhnya penyebab masalah utama terjadinya  balita tidak naik berat badannya adalah

  1. Pemberian makan pada bayi dan balita (PMBA) yang tidak tepat
  2. Balita berasal dari keluarga yang tidak mampu
  3. Sanitasi rumah tangga keluarga balita yang tidak memenuhi syarat
  4. Balita yang mengalami penyakit infeksi

Upaya penanggulangan masalah kurang gizi pada balita yang mengalami gangguan pertumbuhan, sudah dilakukan oleh pemerintah dengan berbagai macam kegiatan intervensi (30% Spesifik) , sedangkan kegiatan yang melibatkan langsung peran serta masyarakat sangat minim dan belum terbiasa menerapkan kemandirian masyarakat itu sendiri, dalam bentuk swadaya masyarakat yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat setempat untuk berkomitmen bersama-sama menangani masalah balita yang mengalami gangguan pertumbuhan, selama ini baik masyarakat maupun lintas sektor terkait beranggapan bahwa gangguan pertumbuhan pada balita menjadi tanggung jawab pemerintah dibidang kesehatan saja, sehingga perlu adanya inovasi yang bisa dilakukan secara berkisanumbangan dan melibatkan lintas sector terkait dan masyarakat  untuk bersama-sama  menanggulangi masalah balita kurang gizi ddengan komitmen Bersama untuk mencapai tujuan yang disepakati Bersama (70% sensitif)

Adapun kegiatan inovasi bertujuan agar  Balita yang datang dan ditimbang diposyandu naik berat badannya. Sasaran dari kegiatan ini adalah

  1. Balita dengan berat badan balita berada di Bawah Garia Merah (BGM) pada Kartu Menuju Sehat (KMS) balita
  2. Balita dengan berat badan balita berada di kurva warna kuning bawah pada Kartu Menuju Sehat (KMS) balita.
  3. Balita yang     berturut-turut tidak naik berat badannya ≥ 2 kali.

Rangkaian kegiatan inovasi ini terdiri dari

  1. Sosialisasi masalah balita dan alternativ pemecahan masalah yang dihadiri oleh lintas sektor terkait, lintas program, toma, petugas dan kader kesehatan
  2. Membentuk Kelompok Peduli Gizi di masyarakat yang diketuai oleh ketua RW setempat
  3. Meningkatkan pengetahun masyarakat / kader KPA untuk kegiatan Inovasi Ceting Nasi dengan Kepang Pok Ezi
  4. Pemeriksaan kesehatan balita oleh dokter puskesmas
  5. Intervensi kegiatan inovasi berlangsung 1 kali seminggu selama 5 mingggu
  6. Kunjungan rumah keluarga balita dalam upaya memantau perubahan perilaku adaptasi  kebiasaan positif dalam pola asuh balita
  7. Pengembangan kegiatan pada tahun ke 3 yaitu di tahun 2021 metode memelihara ikan untuk sumber protein hewani yang dilakukan di kolam ikan dikembangkan menjadi budikdamber  (Budidaya Ikan Dalam Ember) sebagai ketahanan pangan keluarga balita.
  8. Monitoring dan Evaluasi

Protokol kegiatan  mingguan  inovasi Ceting Nasi Dengan Kepang Pok Ezi Pada kegiatan Normal

  1. Pemberitahuan jadwal kegiatan kelas edukasi kepada keluarga balita
  2. Kader memasak menu makanan balita dirumah
  3. Absensi balita  peserta di kelas edukasi
  4. Mengukur berat badan dan panjang/ tinggi badan balita peserta forum KPG ,untuk mengetahui data awal & data akhir balita ( minggu 1 dan 5)
  5. Pemeriksaan kesehatan balita oleh dokter puskesmas
  6. Sosialisasi video tutorial menu balita ,menggunakan LCD atau HP masing-masing
  7. Demo masak oleh kader KPG terlatih,sambil pemutaran video tutorial
  8. Cuci tangan dengan sabun
  9. Makan bersama secara aktif balita peserta forum KPG
  10. Penyuluhan oleh kader / petugas kesehat
  11. Kunjungan rumah pada minggu ke 2 sampai dengan minggu ke 4 dalam rangka memantau perubahan perilaku balita dan keluarga balita di rumah dalam penerapan keterampilan

Protokol kegiatan  mingguan  inovasi Ceting Nasi Dengan Kepang Pok Ezi Pada masa pandemi covid 19

  1. Pemberitahuan jadwal kunjungan rumah ( temu janji ) keluarga balita
  2. Kader memasak menu makanan balita dirumah  dan dikemas dengan kemasan yang foodgrade
  3. Pelaksana gizi mengukur berat badan dan tinggi badan balita ,melakukan  edukasi tentang materi balita stunting
  4. Kader KPG memberikan menu balita yang sudah dikemas
  5. Setiap 1 minggu sekali kader memberikan menu balita dan melakukan edukasi tentang materi yang berbeda disetiap minggu dengan metode menyampaikan pesan melalui media  leaflet atau fotocopy materi ,untuk mengurangi kontak langsung .
  6. Pada minggu 2 dan 4 kader memantau perubahan perilaku balita dan keluarga balita di rumah dalam penerapan keterampilan .

Dengan Komitmen yang disepakati Bersama

  1. Melaksanakan peran masing-masing ,baik lintas program, lintas sektor, tokoh masyarakat dan Kelompok Peduli Gizi sesuai dengan peran dan tanggung jawab yang telah disepakati dan ditandatangani bersama dalam dokumen .
  2. Mengimplementasikan kegiatan inovasi ceting nasi dengan kepang pok ezi di 54 RW wilayah kecamatan Jagakarsa
  3. Mewujudkan tujuan Inovasi Ceting Nasi Dengan Kepang Pok Ezi (Cegah Stunting Anak Indonesia Dengan Ketahanan Pangan Kelompok Peduli Gizi)

Setelah di uji coba inovasi ceting nasi dengan kepang pok ezi di 1 kelurahan yaitu kelurahan jagakarsa, terbukti berhasil menaikan berat badan balita maka kegiatan inovasi ini di replikasi di 6 kelurahan lainnya di Kecamatan Jagakarsa. Pada tahun 2021, dibuatlah SK Camat nomor 24 tahun 2021 tentang Pembentukan Tim Efektif dalam Kegiatan Inovasi Ceting Nasi dengan Kepang Pok Ezi untuk setiap RW se Kecamatan Jagakarsa (54 RW) dan dibentuk tim KPG yaitu sebanyak 54 tim KPG yang diperkuat dalam SK Lurah di masing masing kelurahan (6 Kelurahan). kegiatan inovasi di laksanakan oleh kader yang sudah dilatih sebanyak 502 orang kader.

Pada awal tahun 2021, inovator membuat buku pedoman pelaksanaan kegiatan Inovasi Ceting Nasi Dengan Kepang Pok Ezi dan di sosialisikan di tingkat kota Jakarta Selatan untuk di replikasi 10 Wilayah lokus stunting dari 10 Kecamatan se-Jakarta Selatan dalam upaya penanggulangan aksi cegah stunting di wilayah Jakarta Selatan yang ditetapkan dalam Instruksi Walikota nomor 41 Tahun 2021 tentang Intervensi Penurunan dan Pencegahan Stunting Terintegrasi di Kota Administrasi Jakarta Selatan.

Semoga dengan adanya inovasi ceting nasi dengan Kepang Pok Ezi yang diterapkan diseluruh RW wilayah kelurahan, seluruh balita yang dipantau mengalami kenaikan berat badan ≥ 200 gram, dan seluruh balita yang dipantau naik berat badannya setiap bulan . Sehingga tujuan utama mencegah terjadinya balita stunting akan segera terwujud

Video

Materi

PROPOSAL_INOVASI_IHIA.doc
@_PPT_INOVASI_CETING_NASI_TER_UPDATE.ppt

Comment

Leave a comment