Latar Belakang Masalah
Tingginya AKI dari tahun ke tahun menjadi permasalahan kesehatan utama yang dihadapi Kota Semarang. Puncaknya tahun 2015, peringkat tertinggi kedua di Jawa Tengah. Kota Semarang dengan luas wilayah 373,7 km ber-penduduk 1,6 Juta jiwa dengan 35.068 jiwa merupakan ibu hamil, 65%-nya ber-risiko tinggi. Besarnya masalah kesehatan ibu berpengaruh terhadap bayi yang dilahirkan, sehingga menjadi permasalahan prioritas yang harus diselesaikan. Penyebab AKI di Kota Semarang adalah:
Permasalahan multidimensional ini perlu solusi dan strategi secara komprehensif meningkatkan mutu layanan kesehatan, bergerakbersama dengan pendekatan kolaborasi berbasis kemitraan yang melibatkan beberapa stakeholder, melalui program SAN PIISAN (Sayangi Dampingi Ibu dan Anak Kota Semarang).
SAN PIISAN di mulai sejak tahun 2015 menjadi sebuah program inovasi layanan kesehatan sebagai bentuk solusi meningkatkan mutu layanan kesehatan dan aksi kepedulian terhadap permasalahan kesehatan ibu dan anak, baik secara promotif, preventif maupun kuratif. Seluruh aspek yang terlibat saling bersinergi dan kolaborasi untuk menurunkan AKI
AKI merupakan masalah multidimensional, sehingga SANPIISAN menggunakan pendekatan continuum-of-care, dilakukan pra-konsepsi hingga bayi yang dilahirkan. Adapun kegiatannya sebagai berikut:
Keunikan San Piisan
Uraian | sebelu | Setelah SANPIISAN |
Pemangku kepentingan | Percepatan penurunan AKI hanya dilakukan oleh Dinas Kesehatan saja | Konsep bergerak bersama antara pemerintah dengan melibatkan seluruh komponen masyarakat (TP-PKK, FKK, Organisasi Profesi, APPINDO, USAID JALIN, Perguruan Tinggi, Faskes pemerintah/swasta |
Pendataan | Data ibu hamil, nifas dan bayi berdasarkan ibu periksa ke fasilitas Kesehatan saja | · Pendataan up to date dilakukan kader · Pelaporan kader melalui aplikasi Sayang Bunda fitur “Lapor Bumil” · Data seluruh ibu hamil dan ibu nifas tercatat secara terintegrasi melalui SiGaspol |
Pemantauan ibu hamil, nifas dan bayi | Tidak ada pemantauan ibu hamil | · Pemantauan ibu hamil, nifas dan bayi normal oleh kader melalui aplikasi Sayang Bunda Fitur “Skrining”, untuk kasus ibu Hamil Risiko tinggi oleh Nakes |
Akses terhadap pelayanan kesehatan | Ibu hamil harus datang ke RS/ Puskesmas untuk mengetahui kondisi kesehatanya | · Pemanfaatan Aplikasi Sayang Bunda bermanfaat bagi - ibu hamil dan keluarga, yaitu fitur go bumil untuk permintaan pendampingan oleh petugas kesehatan, konsultasi-online, kalender kehamilan, artikel kesehatan, calling Ambulance Hebat, dan informasi layanan kesehatan |
Akses Kesehatan bagi wanita bekerja | Belum ada akses, layanan Kesehatan bagi wanita bekerja: Potong gaji bagi pekerja yang ijin periksa Kehamilan, tidak ada pelayanan KIA di perusahaan | GEPUK PEPES (Gerakan Peduli Kesehatan Pekerja Perempuan Sehat) yang melibatkan USAID JALIN, APPINDO, RS, IBI, PMI, Lintas Sektor dan perusahaan. Kegiatannya: Pelayanan Kesehatan/KB, Ojek ASI, Kelas Bumil, Edukasi/Konseling, waktu Menyusui, Advokasi hak pekerja perempuan |
Rujukan Ibu Hamil dan ibu nifas | Masyarakat merujuk sendiri ke puskesmas atau Rumah Sakit dan ditolak karena tidak sesuai FKTP/ tidak memiliki jaminan kesehatan | 1. Tersedia layanan RAISA (Rawat Ibu Bersalin) : Gratis biaya persalinan, gratis antar jemput, gratis laoundry. 2. Ambulance Hebat gratis untuk penangangan kegawatdaruratan maternal 3. Rumah Sakit yang dituju sebagai rujukan tidak boleh menolak |
Implementasi Pandemi Covid-19
Pandemi Covid-19 sangat berpengaruh terhadap SANPIISAN. Mengingat ibu hamil dan bayi merupakan kelompok rentan tertular Covid-19, maka diperlukan respon cepat adaptasi di tatanan normal baru. Langkah awal, penyesuaian SPO-SANPIISAN dengan menambah ide utama mencegah penularan Covid-19 pada ibu hamil dan bayi dilahirkan. Dalam pandemi Covid-19, SANPIISAN telah menerapkan proses digitalisasi dimulai dari pendataan, skrining oleh kader, janji-temu, konsultasi-online dan call-emergency, menjadikan masyarakat mudah mengakses layanan kesehatan tanpa harus tatap muka. Proses ini berjalan menjadi sangat cepat dan massif selama masa pandemi, Menjadi sangat cepat dan massif selama masa pandemi
Monitoring dan evaluasi Inovasi
SANPIISAN telah dilakukan evaluasimelalui Monitoring-Evaluasi KIA dan AKI di tingkat Kelurahan 1 bulan sekali, melibatkan kader RT dan RW, Tp-PKK, Pokja-IV FKK, Lurah. Di tingkat Kecamatan triwulan melibatkan TP-PKK Kecamatan, FKK, Lurah, Dandim, Polres, Babinsa, Babinkamtibmas, PLKB dan Puskesmas. Hambatan yang belum diuraikan, dibahas di tingkat Kota dilakukan 1 kali/ tahun melibatkan TP-PKK Kota, FKK, Camat, Dinas Kesehatan. Setiap tahun SAN PIISAN dievaluasi oleh Bappeda melibatkan Universitas Diponegoro Semarang melalui Laporan Akhir Percepatan Penurunan AKI Kota Semarang. Evaluasi Indikator teknis, melihat bentuk kerjasama tim baik internal maupun eksternal. Memastikan SANPIISAN diterapkan sesuai prosedur dan tupoksi. Pelaporan dilapangan berjalan tanpa kendala. Ibu hamil bersedia didampingi
Dampak dan Manfaat Inovasi
SAN PIISAN telah memberikan manfaat dan dampak signifikan :
Indicator | Sebelum(2015) | Sesudah(2020) | Tindaklanjut |
AKI | 128/100.000KH | 71/100.000KH | Meningkatkan Keterlibatan peran pria |
AKB | 8.38/1000KH | 6.9/1000 KH (sudah mencapai target kurang 12/1000KH) | Monev SDIDTK |
Kontribusi 4 Terlalu | 43% | 13% | Meningkatkan penyuluhan KB |
Kunjungan Ibu hamil | K1 79%, K4 69% | K1 100%, K4 100% | Monev Mutu-Layanan untuk mempertahankan 100% |
Ibu Hamil bekerja melakukan ANC | 53% | 100% melakukan ANC | Menambah Kerjasama Perusahaan |
Persalinan dengan Nakes | 155 ibu bersalin dengan non-Nakes | Persalinan dengan Nakes100% | Rujukan terpadu |
Waktu kecepatan pelaporan | Maks.1 bulan | Realtime terlaporkan,terintegrasi | Monev kualitas-data |
Akses layanan | Sulit,tatap muka | Fasilitas telemedicine Aplikasi Sayang-bunda | Monev pengembangan |
Keberlanjutan Inovasi
Keberlanjutan SANPIISAN dan mengotimalkan sumber daya melalui kolaborasi lintas pelaku, strategi partisipasi dan mobilisasi dukungan dari sumber daya yang sudah ada. Sumber daya internal digerakkan melalui: rapat monitoring evaluasi dan sosialisasi. Sumber daya eksternal digerakkan melalui rapat koordinasi, pertemuan sosialisasi dan FGD. Sedangkan untuk ranah teknis dilaksanakan rapat monitoring evaluasi berupa Lokakarya mini khusus pembahasan KIA, bintek, pelatihan.
SANPIISAN mengintegrasikan Ibu hamil, keluarga, masyarakat, lintas sektor, mitra dan Pemerintah, agar sepakat pentingnya pendampingan saat kehamilan. Dilaksanakan strategi untuk keberlangsungan SANPIISAN sbb:
3. Strategi manajerial upaya menjaga mutu diadakan peningkatan kapasitas bagi kader berkala
Transferbilitas Inovasi
Potensi inovasi dari SANPIISAN mudah untuk diterapkan dan diadaptasi di Kota/Kabupaten lain.
Terbukti dengan adanya studi banding dari Kab/kota hingga mereplikasi konsep SANPIISAN. Beberapa yang berkunjung diantaranya: Bukit Tinggi, Kendal, Banyumas. SANPIISAN telah direplikasi oleh Kab. Banyumas dengan rekrutment tenaga bidan ditempatkan di 27 kecamatan. Selain itu, Kota Semarang telah menjadi Pilot Project Percontohan Pendataan Keluarga oleh BKKBN Nasional Tahun 2021 sebagai bentuk apresiasi keberhasilan upaya penurunan AKI, AKB tingkat nasional.. Kota Semarang juga menjadi narasumber dalam forum Replikasi Inovasi Pelayanan Publik Nasional Tahin 2021 yang diselenggarakan oleh Pan-RB. Dalam rangka memudahkan pihak lain mereplikasi SANPIISAN, maka telah disiapkan media transfer inovasi yang bisa diakses pada laman resmi Pemerintah Kota Semarang. (https://www.semarangkota.go.id/p/1735/SAN_PIISAN,_Sayangi_dampingi,_Ibu_dan_Anak_Kota_Semarang_(Solusi_menurunkan_Stunting,_AKI_dan_AKB)
Faktor Penentu keberhasilanInovasi
Keterangan lebih lenkap melalui link modul berikut : San_Piisan Modul