• Endah Emayanti, SKm, Msi
  • Tanggal Diubah : 30 September 2021
    Status Registrasi : Sudah Registrasi

San Piisan (Sayangi Dampingi Ibu Anak Kota Semarang)

Deskripsi

San Piisan (Sayangi Dampingi Ibu Anak Kota Semarang)

Latar Belakang Masalah

Tingginya AKI dari tahun ke tahun menjadi permasalahan kesehatan utama yang dihadapi Kota Semarang. Puncaknya tahun 2015, peringkat tertinggi kedua di Jawa Tengah. Kota Semarang dengan luas wilayah 373,7 km ber-penduduk 1,6 Juta jiwa dengan 35.068 jiwa merupakan ibu hamil, 65%-nya ber-risiko tinggi. Besarnya masalah kesehatan ibu berpengaruh terhadap bayi yang dilahirkan, sehingga menjadi permasalahan prioritas yang harus diselesaikan. Penyebab AKI di Kota Semarang adalah:

  • Hamil kondisi 4 terlalu (43%), kondisi tidak ideal menyebabkan risiko ibu saat hamil
  • Rendahnya layanan Kesehatan diakses masyarakat (K1 79%, K4 69%, KF 78%)
  • Persalinan di tolong Nakes 80% (155 kasus ibu bersalin dukun)
  • Ibu Hamil bekerja yang melakukan ANC (53%)
  • Rendahnya akurasi data (duplikasi data, tidak up-to-date, lama verifikasi karena manual)

Permasalahan multidimensional ini perlu solusi dan strategi secara komprehensif meningkatkan mutu layanan kesehatan, bergerakbersama dengan pendekatan kolaborasi berbasis kemitraan yang melibatkan beberapa stakeholder, melalui program SAN PIISAN (Sayangi Dampingi Ibu dan Anak Kota Semarang).

SAN PIISAN di mulai sejak tahun 2015 menjadi sebuah program inovasi layanan kesehatan sebagai bentuk solusi meningkatkan mutu layanan kesehatan dan aksi kepedulian terhadap permasalahan kesehatan ibu dan anak, baik secara promotif, preventif maupun kuratif.  Seluruh aspek yang terlibat saling bersinergi dan kolaborasi untuk menurunkan AKI

AKI merupakan masalah multidimensional, sehingga SANPIISAN menggunakan pendekatan continuum-of-care, dilakukan pra-konsepsi hingga bayi yang dilahirkan. Adapun kegiatannya sebagai berikut:

  1. Pengelolaan Ibu Hamil/ Nifas Dan Bayi Baru Lahir di Tingkat Masyarakat dengan melibatkan kader dan lintas sektor dengan tahapan kegiatan berikut:Ibu yang hamil di wilayah RT, dilakukan pendataan door-to-door, pelaporan dan di-skrining memanfaatkan Aplikasi Sayang Bunda melalui fitur “lapor Bumil” dan “Skrining”.Kegiatan terus dilakukan hingga pasca bersalin. Ibu hamil dengan hasil skrining normal, dilakukan pemantauan 1 bulan sekali, ibu nifas dan bayi dilakukan pemantauan 1 minggu sekali. Ibu Hamil, Ibu Nifas dan bayi yang dilahirkan dengan risiko tinggi akan mendapatkan pemantauan/ homecare oleh petugas Kesehatan yang akan berkunjung ke-rumah ibu sebagai upaya preventif dan promotif untuk mencegah kehamilan risiko tinggi. Kegiatan ini dapat mempercepat penemuan ibu hamil menjamin ibu mendapatkan layanan sedini mungkin sehingga tidak terlambat penanganan.
  2. Selain mendapatkan edukasi, penyuluhan, ibu hamil-ibu nifas juga memanfaatkan Aplikasi Sayang Bunda tersedia di-play store yang memiliki fitur antara lain go bumil untuk permintaan pendampingan oleh petugas kesehatan, hasil pemeriksaan petugas, konsultasi online, artikel kesehatan, kalkulator kehamilan, calling Ambulance Hebat, dan informasi layanan kesehatan di Kota Semarang.
  3. SAN PIISAN juga terlaksana di Perusahaan, dengan layanan GEPUK PEPES (Gerakan Peduli Pekerja Perempuan Sehat),  Pekerja perempuan di perusahaan yang hamil dan nifas/ mempunyai bayi mendapatkan keistimewaan berupa cuti hamil/ melahirkan, waktu untuk menyusui, Ojek ASI, kelas ibu hamil, pemeriksaan kesehatan dan edukasi/konseling kesehatan, pelayanan KB di perusahaan, dengan tujuan mendekatkan akses layanan kesehatan bagi pekerja perempuan.
  4. SAN PIISAN menjamin ibu bersalin di Fasilitas Kesehatan melalui layanan RAISA (Rawat Ibu Bersalin) ibu bersalin mendapatkan fasiltas antar-jemput menuju fasilitas kesehatan dengan Ambulance Siaga, gratis biaya persalinan, gratis rawat inap, gratis laundry selama di rawat. Layanan Raisa bekerja sama dengan seluruh fasilitas Kesehatan Kota Semarang, Ibu bersalin  didampingi oleh tenaga kesehatan hingga  tempat rujukan.
  5. Data semua ibu hamil dan ibu nifas terdata, terlaporkan baik dari penjaringan kader maupun periksa fasilitas kesehatan melalui sistem informasi yaitu SiGaspol yang terintegrasi dengan dispendukcapil . Data Ibu hamil hingga melahirkan , terdokumentasi secara berkesinambungan  menjadi database kependudukan dan telah terintegrasi dengan SATU DATA Kota Semarang.
  6. Untuk mempersiapkan ibu hamil dengan kondisi ideal, dilakukan Pembekalan Pra-Nikah dalam Program “Tugu Muda” (Calon Pengantin Bugar Produktif Menuju Keluarga Idaman). Setiap pasangan calon pengantin wajib mengikuti edukasi kesehatan reproduksi, KB, perlindungan perempuan dan anak, perkawinan. Tugu Muda merupakan kolaborasi  antara Dinas Kesehatan Kota Semarang dengan Kantor KUA, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak , Dinas Pengendalian Penduduk dan KB dan TP PKK Kota Semarang. Kegiatan ini dilaksanakan di setiap kecamatan dan setiap calon pengantin berhak mendapatkan sertifikat setelah mengikuti kegiatan Tugu Muda sebagai syarat untuk melakukan pernikahan
  7. Penyuluhan KIA-KB disebarluaskan oleh kader di forum masyarakat

Keunikan San Piisan

Uraian

sebelu

Setelah SANPIISAN

Pemangku kepentinganPercepatan penurunan AKI hanya dilakukan oleh Dinas Kesehatan sajaKonsep bergerak bersama antara pemerintah dengan melibatkan seluruh komponen masyarakat (TP-PKK, FKK, Organisasi Profesi, APPINDO, USAID JALIN, Perguruan Tinggi, Faskes pemerintah/swasta
PendataanData ibu hamil, nifas dan bayi berdasarkan ibu periksa ke fasilitas Kesehatan saja

·   Pendataan up to date dilakukan kader

·   Pelaporan kader melalui aplikasi Sayang Bunda fitur “Lapor Bumil”

·   Data seluruh ibu hamil dan ibu nifas tercatat secara terintegrasi melalui SiGaspol

Pemantauan ibu hamil, nifas dan bayiTidak ada pemantauan ibu hamil

·   Pemantauan ibu hamil, nifas dan bayi normal oleh kader melalui aplikasi Sayang Bunda Fitur “Skrining”, untuk kasus ibu Hamil Risiko tinggi oleh Nakes

Akses terhadap pelayanan kesehatanIbu hamil harus datang ke RS/ Puskesmas untuk mengetahui kondisi kesehatanya·  Pemanfaatan Aplikasi Sayang Bunda bermanfaat bagi - ibu hamil dan keluarga, yaitu fitur go bumil untuk permintaan pendampingan oleh petugas kesehatan, konsultasi-online, kalender kehamilan, artikel kesehatan, calling Ambulance Hebat, dan informasi layanan kesehatan
Akses Kesehatan bagi wanita bekerja

Belum ada akses, layanan Kesehatan bagi wanita bekerja: Potong gaji bagi pekerja yang ijin periksa Kehamilan, tidak ada pelayanan KIA di perusahaan

GEPUK PEPES (Gerakan Peduli Kesehatan Pekerja Perempuan Sehat) yang melibatkan USAID JALIN, APPINDO, RS, IBI, PMI, Lintas Sektor dan perusahaan. Kegiatannya: Pelayanan Kesehatan/KB, Ojek ASI, Kelas Bumil, Edukasi/Konseling, waktu Menyusui, Advokasi hak pekerja perempuan

Rujukan Ibu Hamil dan ibu nifasMasyarakat merujuk sendiri ke puskesmas atau Rumah Sakit dan ditolak karena tidak sesuai FKTP/ tidak memiliki jaminan kesehatan

1. Tersedia layanan RAISA (Rawat Ibu Bersalin) : Gratis biaya persalinan, gratis antar jemput, gratis laoundry.

2. Ambulance Hebat gratis untuk penangangan kegawatdaruratan maternal

3. Rumah Sakit yang dituju sebagai rujukan tidak boleh menolak

 

Implementasi Pandemi Covid-19

Pandemi Covid-19 sangat berpengaruh terhadap SANPIISAN. Mengingat ibu hamil dan bayi merupakan kelompok rentan tertular Covid-19, maka diperlukan respon cepat adaptasi di tatanan normal baru. Langkah awal, penyesuaian SPO-SANPIISAN dengan menambah ide utama mencegah penularan Covid-19 pada ibu hamil dan bayi dilahirkan. Dalam pandemi Covid-19, SANPIISAN telah menerapkan proses digitalisasi dimulai dari pendataan, skrining oleh kader, janji-temu, konsultasi-online dan call-emergency, menjadikan masyarakat mudah mengakses layanan kesehatan tanpa harus tatap muka. Proses ini berjalan menjadi sangat cepat dan massif selama masa pandemi, Menjadi sangat cepat dan massif selama masa pandemi

 

Monitoring dan evaluasi Inovasi

SANPIISAN telah dilakukan evaluasimelalui Monitoring-Evaluasi KIA dan AKI di tingkat Kelurahan 1 bulan sekali, melibatkan kader RT dan RW, Tp-PKK, Pokja-IV FKK, Lurah. Di tingkat Kecamatan triwulan melibatkan TP-PKK Kecamatan, FKK, Lurah, Dandim, Polres, Babinsa, Babinkamtibmas, PLKB dan Puskesmas. Hambatan yang belum diuraikan, dibahas di tingkat Kota dilakukan 1 kali/ tahun melibatkan TP-PKK Kota, FKK, Camat, Dinas Kesehatan. Setiap tahun SAN PIISAN dievaluasi oleh Bappeda melibatkan Universitas Diponegoro Semarang melalui Laporan Akhir Percepatan Penurunan AKI Kota Semarang. Evaluasi Indikator teknis, melihat bentuk kerjasama tim baik internal maupun eksternal. Memastikan SANPIISAN diterapkan sesuai prosedur dan tupoksi. Pelaporan dilapangan berjalan tanpa kendala. Ibu hamil bersedia didampingi

 

Dampak dan Manfaat Inovasi

SAN PIISAN telah memberikan manfaat dan dampak signifikan :

Indicator

Sebelum(2015)

Sesudah(2020)

Tindaklanjut

AKI

128/100.000KH

71/100.000KH

Meningkatkan Keterlibatan peran pria

AKB

8.38/1000KH

6.9/1000 KH (sudah mencapai target kurang 12/1000KH)

Monev SDIDTK

Kontribusi 4 Terlalu

43%

13%

Meningkatkan penyuluhan KB

Kunjungan Ibu hamil

K1 79%,

K4 69%

K1 100%, K4 100%

Monev Mutu-Layanan untuk mempertahankan 100%

Ibu Hamil bekerja melakukan ANC

53%

  100% melakukan ANC

Menambah Kerjasama Perusahaan

Persalinan dengan Nakes

155 ibu bersalin dengan non-Nakes

Persalinan dengan Nakes100%

Rujukan terpadu

Waktu kecepatan pelaporan

Maks.1 bulan

Realtime terlaporkan,terintegrasi

Monev kualitas-data

Akses layanan

Sulit,tatap muka

Fasilitas telemedicine Aplikasi  Sayang-bunda

Monev pengembangan

 

Keberlanjutan Inovasi

Keberlanjutan SANPIISAN dan mengotimalkan sumber daya melalui kolaborasi lintas pelaku, strategi partisipasi dan mobilisasi dukungan dari sumber daya yang sudah ada. Sumber daya internal digerakkan melalui: rapat monitoring evaluasi dan sosialisasi. Sumber daya eksternal digerakkan melalui rapat koordinasi, pertemuan sosialisasi dan FGD. Sedangkan untuk ranah teknis dilaksanakan rapat monitoring evaluasi berupa Lokakarya mini khusus pembahasan KIA, bintek, pelatihan.

SANPIISAN mengintegrasikan Ibu hamil, keluarga, masyarakat, lintas sektor, mitra dan Pemerintah, agar sepakat pentingnya pendampingan saat kehamilan. Dilaksanakan strategi untuk keberlangsungan SANPIISAN sbb:

  1. Strategi Instusional” dengan regulasi Perda No 2 Tahun 2015 ttg keselamatan Ibu Anak, Perwal No. 440 Pembentukan Tim Percepatan Penurunan AKI dan AKB, SK Kepala Dinas No. 1080/800. Tujuan SANPIISAN juga tertuang di RPJMD Kota Semarang Tahun 2016-2021 mengarah pada kebijakan dan program pembangunan daerah
  2. Sisi “Stratregi sosial” berupa partisipasi lintas-sektor berkolaborasi aktif mengerahkan masyarakat mendampingi ibu hamil dan nifas diperkuat adanya:
  • Kolaborasi TP PKK, lintas Sektor,Puskesmas dan Petugas Pendamping Kesehatan
  • Kesepakatan 27 Direktur RS berkomitmen mencegah AKI sisi layanan Kesehatan
  • Perusahaan memiliki andil terjaminnya Kesehatan wanita dan ibu hamil bekerja, dilakukan pendekatan dengan APINDO bermitra Jalin-USAID.. Sepakat penerapan GEPUK-PEPES di Perusahaan Kota Semarang
  • Organisasi Profesi terlibat menjadi Tim Audit dan Evaluator optimalisasi layanan Kesehatan ibu Anak

       3. Strategi manajerial upaya menjaga mutu diadakan peningkatan kapasitas bagi kader berkala

 

Transferbilitas Inovasi

Potensi inovasi dari SANPIISAN mudah untuk diterapkan dan diadaptasi di Kota/Kabupaten lain. 

  1. Pertama, berdasarkan Profil Kesehatan Ibu Anak Kemenkes Th.2019 seluruh Provinsi di Indonesia memiliki AKI. Dengan komitmen Stake-Holder dan komunikasi yang intens serta pendekatan kolaborasi berbasis kemitraan memudahkan SANPIISAN direplikasi.
  2. Kedua, berdasarkan Permenkes No. 8 Th.2019 perlunya pemberdayaan masyarakat untuk mempercepat implementasi bidang Kesehatan ibu anak.
  3. Ketiga, SANPIISAN didukung Sistem Informasi teknologi pendukung open-source sehingga mudah diterapkan di daerah lain.

Terbukti dengan adanya studi banding dari Kab/kota hingga mereplikasi konsep SANPIISAN. Beberapa yang berkunjung diantaranya: Bukit Tinggi, Kendal, Banyumas.  SANPIISAN telah direplikasi oleh Kab. Banyumas  dengan rekrutment tenaga bidan ditempatkan di 27 kecamatan. Selain itu, Kota Semarang telah menjadi Pilot Project Percontohan Pendataan Keluarga oleh BKKBN Nasional Tahun 2021 sebagai bentuk apresiasi keberhasilan upaya penurunan AKI, AKB tingkat nasional..  Kota Semarang juga  menjadi narasumber dalam forum Replikasi Inovasi Pelayanan Publik Nasional Tahin 2021 yang diselenggarakan oleh Pan-RB. Dalam rangka memudahkan pihak lain mereplikasi SANPIISAN, maka telah disiapkan media transfer inovasi yang bisa diakses pada laman resmi Pemerintah Kota Semarang. (https://www.semarangkota.go.id/p/1735/SAN_PIISAN,_Sayangi_dampingi,_Ibu_dan_Anak_Kota_Semarang_(Solusi_menurunkan_Stunting,_AKI_dan_AKB)

 

Faktor Penentu keberhasilanInovasi 

  1. Komitmen Walikota melalui SK-Tim Percepatan Penurunan AKI Kota Semarang No.440/601/2013 , SK-Tim Monev No.440/1186/2015 dan penunjukan Tim AMP 441.8/24/297
  2. Komitmen Seluruh Direktur-RS No.501.1/7343 dan kesepakatan langsung
  3. Nota Kesepakatan OPD dan TP-PKK No.441.8/25508
  4. Komitmen Internal SK-Kepala Dinas Kesehatan No.1080/800

Keterangan lebih lenkap melalui link modul berikut : San_Piisan Modul

Video

Materi

Indohcf_San_Piisan.pdf
SANPIISAN_Kota_Semarang_(06072021)_BISMILLAH.pptx

Comment

Leave a comment