• Dr.Eng. Alfian Akbar Gozali, S.T., M.T.
  • Tanggal Diubah : 15 November 2022
    Status Registrasi : Sudah Registrasi

TBC Counter: Aplikasi Monitoring Penyakit TBC Berbasis Mobile Penunjang Program DOTS (Directly Observed Treatment Short-Course)

Deskripsi

Indonesia menjadi negara ke-2 dengan jumlah penderita Tuberkulosis (TB/TBC) tertinggi di dunia setelah India yaitu mencapai 845.000 dengan angka kematian sebanyak 98.000 atau setara dengan 11 kematian/jam (WHO Global TB Report, 2020). Itupun yang ditemukan hanya sekitar 67% di berbagai daerah, artinya masih terdapat 283.000 yang belum diketahui keberadaannya. Penyakit yang paling sering menyerang paru-paru ini, dalam beberapa kasus juga menyerang organ tubuh lain seperti tulang belakang, kelenjar getah bening, kulit, ginjal, hingga selaput otak.

Tapi sayangnya, upaya penanggulangan tuberkulosis di indonesia saat ini banyak tantangan, mulai terabaikan karena munculnya Pandemi Covid-19 sehingga fokus program kesehatan dialihkan untuk penanggulangan pandemi Covid-19. Walaupun Tuberkulosis (TB/TBC) tidak menular melalui kontak fisik seperti berjabat tangan, berbagi makanan minuman atau menyentuh barang peralatan si penderita. Namun menular melalui udara ketika si penderita batuk atau bersin, Tuberkulosis (TB/TBC) juga perlu di ditangani dan diperhatikan agar tidak berisiko meningkatkan jumlah kasus serta sumber penularan TBC lebih banyak lagi.

Terlebih, Jawa Barat menjadi provinsi dengan jumlah kasus Tuberkulosis (TB/TBC) tertinggi di Indonesia yaitu 123.021 Jiwa (KompasPedia.kompas.id, 2021). Dari jumlah tersebut, Kota Bandung menempati peringkat pertama dengan kasus Tuberkulosis (TB/TBC) terbanyak di Jawa Barat. Hal ini disampaikan oleh Wali Kota Bandung, Oded M. Danial pada sambutan online dalam acara puncak Peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia (HTBS) tahun 2021. Saat ini, kita tidak hanya menghadapi pandemi Covid-19. Masih ada ‘pandemi’ lain selain Covid-19 yang harus ditangani yakni Tuberkulosis (TB/TBC).

Jika tidak diobati atau pengobatannya tidak tuntas dapat menimbulkan komplikasi berbahaya hingga kematian. Padahal penyakit tuberkulosis (TB/TBC) bisa sembuh dengan minum obat secara rutin selama beberapa bulan. Proses pengobatan TB/TBC Cenderung lama dan butuh disiplin tinggi. Kepatuhan pasien terhadap obat dan terapi yang diberikan adalah penentu keberhasilan pengobatan dan kesembuhan pasien. Oleh karena itu, kami memberikan solusi berupa aplikasi “TBC COUNTERsebuah aplikasi pelayanan kesehatan berbasis android yang ditujukan untuk masyarakat desa agar dapat menanggulangi penyebaran dan penyembuhan TB/TBC.

Gambar 1. Screenshot TBC Counter App 1

Berikut beberapa fitur aplikasi TBC Counter.

  1. Monitoring Obat - Pasien dapat melihat jumlah obat yang dimiliki dan jumlah obat yang sudah di konsumsi dan integrasi dari dashboard puskesmas.
  2. Pengingat Minum Obat ( PMO) - Pasien Tbc akan selalu diingatkan dengan alarm yang sudah di set pada aplikasi dan disediakan juga tombol konfirmasi guna.
  3. Artikel TBC - Pasien Tbc dapat memperoleh konten edukasi yang sifatnya memberikan informasi mengenai permasalahan dan pengendalian penyakit TBC misalnya bagaimana caramencegah penyakit TBC atau bagaimana cara mengobati penyakit TBC. Fitur ini berguna untuk mengedukasi masyarakat bahwa
  4. Riwayat Control - Pasien TBC dapat melihat riwayat berikut dengan catatan controlnya, sehingga dapat mengetahui catatan apa saja yang diberikan dokter
  5. Forum TBC - Fitur ini akan memberikan wadah bagi para pasien untuk bertanya agar mereka mendapatkan edukasi langsung dari puskesmas.
  6. Lapor kasus - Pasien TBC dapat melaporkan keluhan dari penyakitnya di fitur lapor kasus. agar admin/puskesmas dapat secara langsung mengontrol pasiennya.
  7. Analytic - Puskesmas dapat melihat dan melakukan pengontrolan secara langsung kondisi pasiennya, dan mendapatkan Analytic guna menjadi bahan untuk kebutuhan riset kesehatan di warganya.
Gambar 2. Screenshot TBC Counter App 2

Proyek tentang mobile health platform TBC COUNTER beroperasional di daerah bagian puskesmas di bawah naungan Dinas Kesehatan Kota Bandung. Proyek ini bertujuan untuk meningkatkan kepatuhan pengobatan pada pasien TBC yang diselenggarakan pihak puskesmas di pedesaan. Program ini dilakukan dengan cara menggabungkan antara pelacakan kepatuhan menggunakan ponsel dan dengan mengingatkan melalui notifikasi interaktif dihubungkan dengan tenaga kesehatan, dan disediakannya catatan elektronik untuk meringankan tugas manajemen kasus pada penyedia layanan kesehatan. Program ini berhasil mengintegrasikanantara pelacakan kepatuhan dan rekam medis elektronik dengan adanya pesan sms ke penyedia. Pemantauan dan promosi pada pasien TB sebagai alternatif, menggunakan telepon seluler dapat digunakan untuk menggantikan DOTS, khususnya di area dimana ada kekurangan pengawasan.

Gambar 3. Sosialisasi TBC Counter di Dinas Kesehatan Kota Bandung

Aplikasi TBC Counter dapat diunduh di PlayStore dengan link berikut:

https://play.google.com/store/apps/details?id=com.innovilage.tbcounter

Gambar 4. TBC Counter di Google PlayStore

Video

Materi

TBC_Counter_Indo-HCF.pdf

Comment

Leave a comment