DESKRIPSI SINGKAT
Pemberdayaan keluarga adalah segala upaya yang bersifat non instruktif guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan keluarga agar mampu mengidentifikasi masalah, merencanakan dan mengambil keputusan untuk melakukan pemecahannya dengan benar ,tanpa atau dengan bantuan pihak lain.
Kemampuan keluarga dalam pengambilan keputusan segera ketika terjadi kegawat daruratan kehamilan, persalinan, dan nifas pada ibu akan baik apabila kelurga memiliki pengetahuan yang cukup dalam melakukan deteksi dini atau pengetahuan yang cukup dalam mengenali tanda dan bahaya kegawat daruratan ibu baik pada masa kehamilan,persalinan dan nifas.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam meningkatkan peran serta dan kemampuan keluarga adalah dengan melakukan pemberdayaan keluarga . pemberdayaan keluarga dalam hal ini adalah proses untuk meningkatkan partiripasi keluarga dengan pemberian informasi secara terus menerus dan berkesinambungan mengikuti perkembangan sasaran ,serta proses membantu sasaran, agar sasaran tersebut berubah dari tahu atau sadar ( aspek knowledge ) dari tahu menjadi mau ( aspek attitude) dan dari mau menjadi mampu melaksanakan (aspek practice ). Pemberdayaan keluarga memberi makna bahwa bagaimana keluarga memampukan dirinya sendiri dengan difasilitasi orang lain untuk meningkatkan atau mengontrol status kesehatan keluarga.
Peran keluarga sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan lingkungannya, dengan adanya pemberdayaan keluarga diharapkan keluarga akan mampu secara mandiri dalam mengambil keputusan yang tepat ketika terjadi kegawatdaruratan pada ibu baik pada saat kehamilan, persalinan dan nifas.
Sebuah penelitian tentang kematian ibu di kabupaten Bogor menemukan bahwa 89% kematian ibu disebabkan oleh adanya keterlambatan keluarga dalam mengambil keputusan untuk mencari pertolongan segera dalam kegawatdaruratan ibu, sehingga pada saat ibu dirujuk ke tempat rujukan sudah dalam keadaan gawat darurat sehingga pertolongan yang diberikan kepada ibu sudah tidak efektif lagi.
Sebuah studi kasus melaporkan bahwa kematian ibu yang terjadi akibat keterlambatan keluarga mengambil keputusan, seorang ibu bersalin ditolong paraji, setelah bayi dan plasenta lahir terjadi perdarahan banyak dari jalan lahir. Keluarga dan paraji memandikan dan memberi makan ibu sementara dari jalan lahir keluar darah sebanyak 5 kain. Setelah ibu beberapa kali pingsan, akhirnya ibu dari pasen meminta suami untuk memanggil bidan. Pada saat bidan tiba di rumah pasen ibu sudah meninggal.
Kasus lain seorang ibu mengalami kejang kejang saat hamil, keluarga membawa ibu ke paraji dan oleh paraji diberi ramuan. Seminggu kemudian ibu melahirkan ditolong paraji dan mengalami perdarahan, akan tetapi keluarga tidak segera mencari pertolongan ,setelah ibu tidak sadarkan diri baru suami membawa ibu ke bidan. Bidan segera membawa ibu ke RS terdekat akan tetapi ibu meninggal di jalan.
Kondisi pasen saat datang mencari pertolongan mempengaruhi keberhasilan penatalaksanaan komplikasi. Ketika ibu datang dengan kondisi yang sangat parah, hal ini menyulitkan tenaga kesehatan dalam pemberian pertolongan menyelamatkan ibu.
Ilustrasi kasus nyata diatas adalah menunjukkan bahwa masih banyak keluarg keluarga di masyarakat kita yang belum mampu mengambil keputusan yang tepat dalam mencari pertolongan kesehatan.
Pemerintah telah berupaya dengan adanya program kelas ibu dalam promosi kesehatan tentang kesehatan ibu hamil,bersalin dan nifas, akan tetapi dalam praktiknya pengambilan keputusan bukanlah ibu akan tetapi pengambilan keputusan dalam keluarga adalah suami, ibu mertua, ibu dari ibu atau anggota keluarga lain yang dominan dalam keluarga tersebut. Sehingga dipandang perlu bahwa promosi kesehatan tidak hanya kepada ibunya saja akan tetapi juga diberikan pada anggota keluarga lainnya.
Permasalahan
Dengan melihat uraian diatas maka promosi kesehatan perlu diberikan dalam kelas keluarga ( family class )melalui sakader saimah sehingga bisa melakukan pendampingan terhadap ibu yang beresiko dan pada saatnya bisa memberikan edukasi terhadap keluarga dan mendorong pengambilan keputusan yang tepat pada saat terjadi kegawatdaruratan ibu