• UPTD Puskesmas II Mendoyo
  • Tanggal Diubah : 30 Agustus 2022
    Status Registrasi : Sudah Registrasi

Telekonsultasi Gizi "Teko Gizi" UPTD Puskesmas II Mendoyo

Deskripsi

I. LATAR BELAKANG 

Permasalahan

 Indonesia merupakan salah satu negara dengan masalah gizi yang beragam. Sejumlah penelitian turut menyebutkan bahwa masalah gizi di Indonesia cenderung meningkat. Menurut Kementerian Kesehatan RI, perkembangan masalah gizi di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi tiga. Ketiganya yaitu masalah gizi yang sudah terkendali, yang belum dapat diselesaikan, serta yang mengancam kesehatan masyarakat. Ada tiga macam permasalahan gizi di Indonesia yang sudah terkendali, yaitu kurang vitamin A, gangguan akibat kekurangan iodium/yodium (GAKI), dan anemia. Masalah gizi yang belum dapat diselesaikan antara lain stunting dan gizi kurus dan masalah gizi yang mengancam kesehatan masyarakat diantaranya Obesitas (gizi lebih). Berdasarkan laporan gizi global atau Global Nutrition Report pada 2018, Indonesia termasuk ke dalam 17 negara yang memiliki 3 permasalahan gizi sekaligus. Ketiganya yaitu stunting (pendek), wasting (kurus), dan overweight (obesitas). Berbagai masalah ini ditanggulangi melalui program pemerintah. 

Disamping masalah gizi juga terjadi peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM) secara signifikan seperti diabetes melitus dan hipertensi yang akan menambah beban masyarakat dan pemerintah karena penanganannya membutuhkan waktu yang tidak sebentar, biaya yang besar dan teknologi tinggi. Hipertensi merupakan salah satu penyakit kardiovaskular yang paling umum dan paling banyak disandang masyarakat. Data Riskesdas 2018 pada penduduk usia 15 tahun keatas didapatkan data faktor risiko seperti proporsi masyarakat yang kurang makan sayur dan buah sebesar 95,5%, proporsi kurang aktifitas fisik 35,5%, proporsi merokok 29,3%, proporsi obesitas sentral 31% dan proporsi obesitas umum 21,8% sedangkan jumlah keseluruhan kasus atau prevalensi diabetes melitus di Indonesia untuk usia di atas 15 tahun Menurut Riset Kesehatan Dasar 2018, adalah sebesar 2 %. 

Indikator masalah gizi tahun 2021 di kabupaten Jembrana antara lain prevalensi ibu hamil anemia 8,8%, prevalensi ibu hamil kurang energi kronik (KEK) 5,6%, prevalensi balita stunted 14,3 %, prevalensi balita wasted 2 % dan prevalensi balita underweight 7,3 % (berdasarkan hasil Survey Status Gizi Indonesia 2021). Indikator pelayanan kesehatan penderita diabetes melitus di Kabupaten Jembrana 4.274 orang dan pelayanan kesehatan penderita hipertensi 33.557 orang. Untuk status gizi di UPTD Puskesmas II Mendoyo tahun 2021 prevalensi ibu hamil anemia 21,84%, prevalensi ibu hamil kurang energi kronik (KEK) 11,94%, prevalensi stunted 0,79%, prevalensi wasted 0,62% dan prevalensi underweight 0,61%. Sedangkan pada indikator pelayanan kesehatan penderita diabetes melitus dengan capaian 300 orang dan pelayanan kesehatan penderita hipertensi dengan capaian 2736 orang (SPM UPTD. Puskesmas II Medoyo 2021). Untuk mengatasi masalah gizi tersebut upaya yang dapat puskesmas lakukan melalui program gizi dilaksanakan konsultasi gizi di puskesmas, pelayanan kesehatan di posyandu dan pelaksanaan POSBINDU-PTM (Pos Binaan Terpadu Penyakit Tidak Menular). 

Selama pandemi Covid-19 pelayanan konsultasi gizi tetap berjalan namun kurang maksimal karena petugas gizi juga membantu dalam kegiatan vaksinasi pencegahan penyakit Covid-19. Sehingga ketika ada pasien yang ingin dirujuk untuk konsultasi gizi petugas gizi tidak ada diruangan. Pemberian konsultasi kurang optimal dengan pemberian leaflet diet penyakit karena ketika ada yang kurang jelas pasien kesulitan mendapatkan info lebih lanjut. Berdasarkan register konsultasi gizi jumlah pasien yang melakukan konsultasi gizi pada tahun 2018 – 2019 sejumlah 31 orang yang terdiri dari konsultasi untuk ibu hamil,balita,diabetes melitus dan hipertensi sedangkan pada tahun 2020-2021 mengalami penurunan yaitu 19 orang dengan konsultasi paling banyak pada ibu hamil. 

Berdasarkan Petunjuk Teknis Pelayanan Puskesmas Pada Masa Pandemi Covid-19 disebutkan bahwa konseling gizi, konseling menyusui, dan konseling Pemberian Makan pada Bayi dan Anak (PMBA) dilakukan melalui tele konsultasi atau melalui kunjungan rumah dengan janji temu. Berdasarkan permasalahan diatas dan Juknis Pelayanan Puskesmas Pada Masa Pandemi Covid-19 kami membuat inovasi telekonsultasi gizi “Teko Gizi” melalui media whatsapp responder. 

Tujuan

 1. Meningkatkan cakupan pelayanan konsultasi gizi dalam upaya percepatan penurunan stunting dan wasting.

 2. Meningkatkan upaya pencegahan dan pengendalian masalah gizi melalui kegiatan promotif dan preventif.

 3. Meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya dibidang gizi agar dapat dijangkau oleh masyarakat sekitar tanpa harus datang ke Puskesmas.

 II. PELAKSANAAN 

Dari permasalahan yang ditemukan tersebut di wilayah kerja UPTD Puskesmas II Mendoyo, saya sebagai seorang nutrisionis yang sudah bertugas selama kurang lebih 10 tahun, merasa perlu melakukan sebuah terobosan dan inovasi yang berhubungan dengan konsultasi gizi. Melalui sebuah aplikasi Whatsapp Responder yang digunakan untuk memberikan pelayanan konsultasi gizi dengan menggunakan media Handphone. Inovasi ini dinamakan “TEKO GIZI” (Telekonsultasi Gizi) dan sudah berjalan akhir tahun 2021. 

Penggunaan aplikasi bertujuan untuk memberikan konsultasi gizi secara online tanpa harus datang ke Puskesmas, memberikan informasi seputar gizi seimbang untuk ibu hamil, ibu menyusui dan balita, dapat memantau pertumbuhan balita yang mengalami masalah gizi serta memberikan terapi diet kepada masyarakat yang mengalami masalah kesehatan. Pada layanan telekonsultasi gizi UPTD Puskesmas II Mendoyo menyediakan layanan konsultasi gizi via whatsapp responder dengan layanan utama konsultasi gizi antara lain: Konsultasi Obesitas, Konsultasi untuk Ibu Hamil, Konsultasi untuk Ibu Menyusui, Konsultasi Gizi Balita, Konsultasi Diabetes Melitus, Konsultasi Hipertensi, Konsultasi Kolesterol , Konsultasi Asam Urat dan Konsultasi langsung dengan Ahli Gizi.

Cara dan langkah-langkah dalam menggunakan telekonsultasi gizi antara lain:

 1) Pasien memiliki aplikasi whatsapp, 

2) Menyimpan nomor whatsapp telekonsultasi gizi yaitu 082144862008, 

3) Mengirim pesan ke nomor whatsapp telekonsultasi.

4) Layanan aplikasi akan memberikan list informasi, 

5) Pengguna layanan dapat mengetik satu nomor pilihan konsultasi mulai dari nomor 1 – 9. 

6) Jika pengguna layanan ingin konsultasi dengan lebih dari satu jenis menu,bisa di ketik kembali nomor pilihan menu konsultasi, 

7) Setelah selesai menggunakan layanan telekonsultasi gizi ada pilihan untuk klik form kepuasan pelanggan.Pada form kepuasan pelanggan terdapat yang dibuatkan melalui Google Form yang diisi oleh pengguna layanan setelah selesai menggunakan layanan. Diharapkan dengan adanya form ini dapat memberikan kritik dan saran dalam pengembangan aplikasi telekonsultasi gizi untuk lebih lanjut sehingga upaya promorif dan preventif di bidang gizi dapat ditingkatkan. 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 kunjungan konsultasi langsung ke Puskesmas dari bulan Desember 2021 sampai Juli 2022 sebanyak 19 orang. Sedangkan kunjungan layanan telekonsultasi gizi dari bulan Desember 2021 sampai Juli 2022 total pengguna layanan yaitu 126 orang yang terdiri dari konsultasi obesitas 2 orang (1,58%), konsultasi ibu hamil 14 orang (11,12%), konsultasi ibu menyusui 6 orang (4,76%), konsultasi gizi balita 28 orang (22,22%), konsultasi diabetes melitus 4 orang (3,17%) , konsultasi hipertensi 8 orang (6,35%), konsultasi kolesterol 55 orang (43,65%) dan konsultasi asam urat 9 orang (7,14%). Hal ini menunjukan peningkatan dimana sebelum dilaksanakan inovasi ini jumlah konsultasi gizi sebanyak 6 orang. Sedangkan setelah pelaksanaan inovasi, jumlah layanan konsultasi gizi sebanyak 145 orang yang terdiri dari 19 orang konsultasi langsung ke Puskesmas dan 126 orang lewat telekonsultasi gizi / teko gizi (whatsapp responder) 

III. PENUTUP Permasalahan gizi masih menjadi tantangan berat untuk menciptakan sumber daya manusia sehat. Adanya pandemi Covid 19 telah mengubah berbagai tatanan kehidupan termasuk dalam pelayanan kesehatan. Diperlukan inovasi dalam mentransformasi pelayanan kesehatan agar lebih efektif dan efisien. Penggunaan layanan “TEKO GIZI” ini didasarkan atas pertimbangan layanan konsultasi gizi secara tidak langsung dan langsung dengan media Whatsapp Responder. Pada era komunikasi digital seperti saat ini dimana ponsel pintar berbasis android tersebar disemua kalangan masyarakat. Upaya inovasi ini dapat memperluas informasi layanan telekonsultasi gizi sehingga meningkatkan cakupan pelayanan konsultasi gizi dalam upaya percepatan penurunan masalah gizi

Materi

SOP_telekonsultasi.pdf
Doc1.docx

Comment

Leave a comment