• dr. Faraby Martha, Sp.M(K)
  • Tanggal Diubah : 31 Agustus 2022
    Status Registrasi : Sudah Registrasi

Farra Eye Model

Deskripsi

Penjelasan Singkat

Hingga saat ini, katarak masih menduduki peringkat pertama penyebab kebutaan di Indonesia. Berdasarkan survei RAAB pada 15 provinsi tahun 2013-2017, terdapat 71.7% hingga 95.5% kebutaan yang disebabkan oleh katarak. Satu-satunya jalan untuk menangani kebutaan akibat katarak adalah melalui ekstraksi katarak. Ekstraksi katarak merupakan prioritas keterampilan bedah yang harus dikuasai selama program pendidikan dokter spesialis mata.

Pelatihan keterampilan bedah yang dahulu digunakan adalah pelatihan dengan model Halstedian (see one, do one, teach one). Pada model ini, peserta didik mendapatkan pengalaman berlatih langsung ke organ manusia hidup, sesuai dengan kondisi operasi sebenarnya, sehingga berisiko terhadap keamanan pasien. Oleh karena itu, asosiasi Accreditation Council for Graduate Medical Education (ACGME) mengarahkan institusi pendidikan dokter spesialis mata untuk menyediakan akses residen terhadap laboratorium keterampilan bedah. Peserta didik dapat melatih keterampilan bedahnya menggunakan mata hewan, cadaver, model artifisial, ataupun virtual reality sebelum mendapat kesempatan untuk melakukan bedah katarak di ruang operasi (hands-on training).

Studi deskriptif di Departemen Ilmu Kesehatan FKUI-RSCM menunjukkan adanya penurunan jumlah operasi katarak oleh residen saat pandemic covid-19. Oleh karena itu, dibutuhkan model simulasi operasi mata yang dapat digunakan tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Organ mata hewa, yaitu babi dan kambing, memiliki kapsul lensa yang terlalu elastis dan nukleus lensa yang terlalu lunak, berbeda dengan lensa katarak pada manusia. Teknik untuk menginduksi katarak pada mata hewan, seperti injeksi formalin dan pemanasan microwave dapat membuat kornea keruh, sehingga mengganggu visualisasi kapsul lensa. Alat simulasi organ mata seperti Kitaro™ memiliki diameter pupil yang lebih besar sehingga menghasilkan ukuran CCC yang lebih besar, tidak seperti pada mata asli. Kitaro™ juga memiliki harga yang mahal, sehingga ketersediaannya terbatas.

Farra Eye Model merupakan alat simulasi organ mata yang dikembangkan oleh Departemen Ilmu Kesehatan Mata FKUI-RSCM dan diproduksi dalam negerti sehingga memiliki biaya yang lebih murah dibanding mata artifisial lainnya. Membran kapsulnya berbahan selulosa yang dapat menyerupai kapsul lensa manusia. Harganya yang terjangkau membuat peserta didik dapat memiliki Farra Eye Model sebagai alat simulasi untuk melakukan latihan berulang di rumah. Pelatihan repetitive pada alat simulasi ini dapat meningkatkan keterampilan bedah, khususnya bedah katarak.

Metode & Proses Kerja

Farra Eye Model terdiri dari tujuh bagian utama, yaitu alas, bonggol ulir, badan bawah, badan atas, lensa tiruan, membran kapsul tiruan, serta atap kubah silikon. Bagian alas, badan atas, dan badan bawah berbahan plastik, sedangkan bagian bonggol ulir terbuat dari silicon. Adanya bonggol ulir membuat model mata tiruan dapat digerakkan layaknya bola mata asli. Struktur pada bagian atap kubah silikon menyerupai iris dan kornea yang membentuk bilik mata depan, dengan tampak garis pemisah yang menyerupai limbus mata berdiameter 11 mm. Atap kubah memiliki bahan silikon, sehingga pengguna dapat melakukan insisi seperti pada kornea asli. Adonan lensa tiruan terletak pada kawah di bagian badan bawah, yang jumlahnya disesuaikan hingga mencapai kecembungan lensa yang dikehendaki. Kapsul lensa tiruan memiliki bahan membrane selulosa dengan tebal 11-15 μm.

Manfaat

Residen Dokter Spesialis Mata

Farra Eye Model dapat digunakan untuk membantu peserta didik calon dokter spesialis mata dalam berlatih teknik operasi katarak, sebelum melakukan hands-on ke pasien di kamar operasi. Bahan material dan produksinya berada di Indonesia, sehingga harganya lebih terjangkau dibandingkan model mata artifisial lainnya.

Pasien Katarak

Adanya model simulasi organ mata ini membantu peserta didik untuk berlatih secara repetitf di laboratorium sebelum melakukan hands-on di pasien secara langsung, sehingga dapat mengurangi risiko keamanan pasien di ruang operasi.

Pemerintah

Meningkatnya kemampuan operasi dokter spesialis mata akan membantu pemerintah dalam memberantas masalah kebutaan akibat katarak sebagai penyebab utama kebutaan di Indonesia.

Implementasi

Farra Eye Model telah digunakan pada pelatihan Basic Phacoemulsification Training yang dilaksanakan oleh Departemen Ilmu Kesehatan Mata FKUI-RSCM tahun 2022. Tedapat 87 peserta, terdiri dari dokter umum dan dokter spesialis mata yang berasal dari berbagai kota di Indonesia. Data diambil dari beberapa peserta terkait pengalamannya menggunakan Farra Eye Model dibandingkan dengan Kitaro™ dalam pelatihan ini.

Faktor

Total (%)

Usia (tahun)

< 30

3 (11)

31-40

14 (52)

41-50

5 (19)

51-60

3 (11)

N/A

2 (7)

Status Akademik

Dokter umum

3 (11)

Dokter spesialis mata

24 (89)

Durasi Praktik sebagai Spesialis Mata (tahun)

< 1

7 (26)

1 – 5

13 (48)

6 – 10

2 (7)

> 10

5 (19)

Riwayat Pelatihan Fakoemulsifikasi menggunakan Model Simulasi Mata

Ya

23 (85)

Tidak

4 (15)

Tipe Model Simulasi Mata

Kitaro Eye

5 (19)

Mata Hewan

17 (65)

Mata Kadaver

2 (8)

Other synthetics eye

2 (8)

Jumlah Operasi Katarak yang Telah Dilakukan

0 – 50

11 (41)

51 – 100

7 (26)

101 – 1000

6 (22)

> 1000

3 (11)

Table 1. Karakteristik Demografis Peserta Workshop PBT 2022.

 

Dari grafik di atas, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden setuju bahwa Farra Eye Model memiliki kualitas yang sama baiknya dengan Kitaro Eye™. Hal ini terlihat dari penilaian terhadap beberapa indikator, antara lain resistensi bola mata yang terasa realistis, elastisitas kornea, kejernihan kornea, dimensi bilik mata depan, elastisitas kapsul lensa, serta kekerasan lensa yang menyerupai lensa katarak pada manusia.

 

Keunggulan

Farra Eye Model dapat digunakan sebagai alat simulasi pelatihan bedah katarak yang memiliki harga terjangkau dibanding model simulasi organ mata lainnya. Ukuran dan tekstur pada model simulasi ini telah disesuaikan dengan mata katarak pasien, sehingga pengguna dapat berlatih prosedur operasi katarak seperti pada mata asli. Penggunaan alat ini tidak dibatasi oleh ruang dan waktu, sehingga pengguna dapat berlatih dimana saja dan kapan saja.

 

Kelemahan/Tantangan

Tantangan dari produk inovasi ini adalah memastikan efektivitas pelatihan bedah katarak menggunakan uji validitas dan reliabilitas. Saat ini, proses penilaian validitas dan reliabilitas Farra Eye Model sebagai alat simulasi pelatihan bedah katarak sedang berjalan di FKUI-RSCM.

Video

Materi

Makalah_Farra_Eye_Model.docx

Comment

Leave a comment