Penjelasan Singkat
Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi Baru Lahir merupakan diperaya sebagai indikator paling sensitif terhadap peningkatan kualitas kesehatan di suatu negara. Oleh karena itu, penurunan Angka Kematian Ibu ( AKI ) dan Angka Kematian Bayi Baru Lahir (AKB) merupakan prioritas utama pemerintahan dalam rencana pembangunan jangka menengah Nasional tahun 2015-2019 dan merupakan target Sustainable Development Goals yang mesti dicapai pada tahun 2030. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2018 menyatakan bahwa jumlah angka kematian ibu turun dari 4.999 tahun 2015 menjadi 4912 sementara di pertengahan tahun 2017 sebanyak 1712 kasus. Demikian pula dengan kasus kematian bayi pada tahun 2015 adalah 33,278 jiwa dan pada tahun 2016 sebesar 32.007 sementara hingga pertengahan 2017 sebanyak 10.294 kasus
Antenatal Care (ANC) sebagai salah satu penapisan awal dari faktor risiko kehamilan. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Antenatal Care selama kehamilan dilakukan untuk mendeteksi dini terjadinya risiko tinggi pada kehamilan serta persalinan juga dapat menurunkan angka kematian ibu serta memantau keadaan janin. Pelayanan Antenatal Care adalah pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan yang sudah profesional untuk meningkatkan derajat kesehatan pada ibu hamil serta janin yang dikandungnya. Pelayanan Antenatal yang dilakukan secara teratur serta komprehensif dapat mendeteksi secara dini kelainan serta risiko tersebut dapat diatasi dengan cara dengan cepat dan tepat. Indikator yang digunakan untuk bisa menggambarkan akses ibu hamil terhadap pelayanan antenatal adalah cakupan K1 (kunjungan pertama) yaitu kontak pertama ibu hamil dengan tenaga kesehatan dan juga K4 adalah kontak 4 kali atau lebih dengan tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi yang sesuai standar
Dengan majunya teknologi aplikatif di abad 21 sudah seharusnya ANC yang menjadi ujung tombak dalam penurunan AKI dan AKB perlu disinkronisasikan dengan kemajuan teknologi. Kami mencoba berinovasi untuk mengembangkan ANC di Indonesia menggunakan BOT Aplikasi di WhatsApp. Besar harapan kami aplikasi ini mampu membantu sedikit banyak Ibu Hamil yang membutuhkan informasi sekaligus sebagai wahana untuk meningkatkan kesadaran ANC pada Ibu Hamil. Dengan aplikasi yang sudah lama dikenal dan dimiliki masyarakat, yaitu WhatsApp BOT, “SiRutri”.
Metode dan Proses Kerja
Metode
Metode kerja dari SiRutri yaitu dengan memberikan layanan chat yang terintegrasi dengan fasilitas kesehatan maupun tenaga kesehatan yang dapat melayani pemeriksaan maupun pemantauan kepada ibu hamil secara otomatis dan rutin. SiRutri memiliki cara kerja yang cukup mudah tanpa perlu mendownload dan menginstal aplikasi lain secara masyarakat luas. Cara kerja dari SiRutri yakni dengan.
Proses Kerja:
Fitur dan Layanan
Pengingat jadwal pertemuan
Dalam fitur ini kami akan selalu mengingatkan kepada ibu hamil untuk tanggal dan hari untuk melakukan kontrol kepada tenaga kesehatan terkait.
Konsultasi
User atau ibu hamil dapat melakukan konsultasi kepada tenaga kesehatan untuk kondisi yang dialami saat kehamilan saat ini kapanpun dan dimanapun.
Membuat jadwal janjian
Tidak ada lagi antrian untuk kamu yang sudah menjadwalkan ketemuan melalui Whatsapp Bot. Semua hanya dengan mendaftarkan dari obrolan dalam Whatsapp Bot.
Manfaat :
Implementasi
Prinsip utama dalam implementasi inovasi SiRutri adalah mudah dan terintegrasi. Dengan prinsip tersebut, diharapkan SiRutri dapat digunakan oleh ibu hamil maupun layanan kesehatan di semua lapisan masyarakat. Implementasi layanan SiRutri ini memanfaatkan teknologi, layanan kesehatan, pemerintah, dan masyarakat.
Teknologi yang dipilih adalah media sosial Whatsapp dengan metode bot chat. Whatsapp dipilih karena mudah digunakan dan merupakan media sosial yang paling banyak digunakan oleh masyarakat dalam berkomunikasi sehingga ibu hamil tidak enggan untuk rajin menggunakan SiRutri. Bot chat dipilih atas dasar prinsip memudahkan ibu hamil dalam penggunaan SiRutri. Admin / teknisi telah menyiapkan berbagai opsi pertanyaan, jawaban, dan layanan yang dapat dimanfaatkan oleh ibu hamil.
Layanan kesehatan yang dipilih adalah puskesmas dan rumah sakit. Puskesmas sebagai layanan kesehatan tingkat pertama, diharapkan dapat menjadi tempat ibu hamil rutin menjalani ANC karena aksesnya yang mudah dan ditanggung oleh BPJS. Dokter umum dan bidan di puskesmas tersebut turut bekerjasama dalam mengikuti alur pelaksanaan ANC maupun memberikan konsultasi online. Rumah sakit sebagai layanan kesehatan rujukan, turut berkontribusi apabila terdapat ibu hamil yang membutuhkan layanan ke Rumah Sakit. Dokter spesialis obgyn di rumah sakit tersebut juga turut berkontribusi dalam memberikan konsultasi online.
SiRutri bekerjasama dengan pemerintah setempat dalam pelaksanaan SiRutri. Stakeholder serta dinas kesehatan setempat mengetahui adanya program ini dan turut berpartisipasi dalam peningkatan mutunya. SiRutri juga akan menyesuaikan isi layanan bot chat Whatsapp sesuai dengan kebutuhan daerah setempat, yang datanya didapat melalui pemerintah setempat.
Masyarakat merupakan penerima manfaat sekaligus pelaku dalam pelaksanaan SiRutri ini. Ibu hamil dan keluarganya diharapkan turut aktif berpartisipasi dalam menggunakan SiRutri. Manfaat yang akan dirasakan adalah pengingat ANC dan konsultasi kesehatan. Kader turut bekerja sama agar ibu hamil dan keluarga dapat memanfaatkan SiRutri dengan seoptimal mungkin.
No | Sumber daya | Peran sumber daya dalam pelaksanaan SiRutri |
Teknologi | ||
1 | Media sosial yang akan digunakan oleh SiRutri Pada Whatsapp, disediakan bot chat yang akan memberikan berbagai opsi pertanyaan dan jawaban terkait ibu hamil, serta layanan untuk ibu hamil Bentuk layanan yang dapat diterima adalah pengingat jadwal ANC dan konsultasi dokter | |
2 | Admin / teknisi | Membuat pertanyaan, jawaban, dan layanan SiRutri dalam bentuk bot chat Whatsapp Mengatasi kendala teknis dalam penggunaan SiRutri Meningkatkan layanan SiRutri bila terdapat evaluasi maupun saran dari layanan kesehatan, pemerintah, maupun masyarakat |
Layanan kesehatan | ||
3 | Puskesmas | Bekerjasama dengan SiRutri dalam alur pelaksanaan dan pengingat ANC |
4 | Dokter umum / Bidan | Ditugaskan oleh puskesmas untuk memberikan pelayanan ANC pada ibu hamil yang sudah terdaftar di SiRutri Memberikan konsultasi online |
5 | Rumah sakit | Bekerjasama dengan SiRutri dalam alur pelaksanaan ANC, terutama bagi ibu hamil yang butuh dirujuk |
6 | Dokter spesialis obgyn | Ditugaskan oleh puskesmas untuk memberikan pelayanan ANC pada ibu hamil yang sudah terdaftar di SiRutri Memberikan konsultasi online |
Pemerintah | ||
7 | Walikota / Bupati, Camat, dan Lurah / Kepala Desa | Bekerjsama dengan SiRutri dalam meningkatkan pengguna SiRutri Bekerjsama dengan SiRutri agar dapat memperluas cakupan layanan kesehatan yang terasosiasi dengan SiRutri Memberikan informasi terkait kebutuhan ibu hamil dan keluarga pada masyarakat setempat agar SiRutri dapat meningkatkan mutu pelaksanaan dan pelayanan pada bot chat Whatsapp. |
8 | Dinas kesehatan kota/kabupaten | Bekerjsama dengan SiRutri dalam meningkatkan pengguna SiRutri Bekerjsama dengan SiRutri agar dapat memperluas cakupan layanan kesehatan yang terasosiasi dengan SiRutri Memberikan informasi terkait kebutuhan ibu hamil dan keluarga pada masyarakat setempat agar SiRutri dapat meningkatkan mutu pelaksanaan dan pelayanan pada bot chat Whatsapp. |
Masyarakat | ||
9 | Ibu hamil dan keluarga | Menjadi penerima manfaat pelaksanaan SiRutri, yaitu pengingat ANC dan kontrol kesehatan Memberikan evaluasi dan saran dalam pelaksanaan SiRutri agar dapat terus meningkat kualitasnya |
10 | Kader | Bekerjasama dengan SiRutri dalam mencari partisipan ibu hamil Mensosialisasikan SiRutri kepada masyarakat setempat |
Keunggulan
Tantangan