• Domy Pradana Putra
  • Tanggal Diubah : 19 Juli 2023
    Status Registrasi : Sudah Registrasi

Merble

Deskripsi

A.   Latar Belakang

Patella merupakan tulang sesamoid terbesar yang ada di tubuh, menduduki femoral trochlea. Bentuknya yang oval asimetris dengan puncaknya mengarah ke distal. Serat tendon quadriceps menyelimuti bagian anterior dari patella dan bersatu dengan patellar ligament pada bagian distal. Artikulasi yang dibentuk oleh patella dan femoral trochlea membentuk kompartemen patellofemoral. Ada 6 bentuk varian dari morfologi patella, dimana tipe I dan II bentuk yang stabil, sedangkan varian lain mempunyai bentuk lebih cenderung untuk terjadinya lateral subluksasi.

Patella memiliki fungsi utama biomekanik adalah untuk meningkatkan kinerja dari mekanisme quadriceps. Beban yang melewati sendi akan meningkat seiring dengan fleksi sendi lutut, tetapi dengan area kontak yang juga meluas maka tekanan yang didapat juga akan tersebar. Jika dilakukan tahanan ketika akan melakukan ekstensi, maka tekanan yang didapat akan meningkat tetapi daerah yang mendapat tekanan akan menyusut, dimana hal ini akan menyebabkan nyeri pada patellofemoral.

Anatomi dan fungsi biomekanik patella dipandang penting untuk menentukan perbedaan patologis yang dapat terjadi pada anterior lutut. Posisi patella merupakan salah satu faktor penting pada fungsi sendi lutut yang normal. Berdasarkan penelitian terbaru mengenai asosiasi yang signifikan secara statistik antara bentuk patellar dan kemiringan patellar disebutkan bahwa semakin patella


miring, semakin patella displastik. Sebuah studi lain menemukan bukti dari statistic hubungan yang signifikan antara kemiringan patellar dan quadriceps berkontraksi maupun tidak.

Pada penelitian sebelumnya telah melaporkan beberapa parameter antropometri terkait dengan patella tracking pada pasien dengan ketidakstabilan patela. Ketidaksesuaian biomekanik patella atau disebut maltracking patella dapat dievaluasi dari geometris patella groove, terutama sudut sulkus, rasio sisi lateral dan medial, dan kemiringan trochlear lateral.

Bentuk geometris Patella bervariasi dan dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis menurut Wiberg. Tipe 1 memiliki facet medial dan lateral yang sama, yang keduanya cekung. Tipe 2 memiliki facet lateral cekung dan kecekungan facet medial yang lebih kecil. Jenis 3 memiliki facet medial yang lebih kecil, dimana berbentuk cembung. Geometris patella dengan facet medial yang kurang sempurna cenderung mengakibatkan patellofemoral osteoartritis (OA) (Ramachandran et al., 2007)

Sulcus angle merupakan sudut di antara medial dan lateral femoral facets dari trochlear groove yang bisa diidentifikasikan dengan radiograf (skyline view). Ukurang ini sekitar 138 ± 6 derajat.  Sudut yang lebih besar akan menunjukkan displasia trochlear dan kecenderungan subluksasi patella (Loudon, 2016).

Congruence angle patella menggambarkan hubungan antara patela dan permukaan artikular trochlear femur. Nilai normal congruence angle adalah -6 °, dengan SD 11 °. Ketidaksesuaian sudut lebih besar dari + 16 ° dianggap tidak normal, menunjukkan subluksasi patela lateral. Namun ditemukan bahwa kesesuaian rata-rata pasien dengan dislokasi patela lateral berulang akan meningkat di + 230(Scuderi, 1995).

 

B.   Konteks Permasalahan

 

Penilaian anatomis dan fungsi biomekanik penting dilakukan terutama pada pasien dengan total knee arthroplasty (TKA) karena dapat berdampak pada pemilihan ketebalan dan ukuran implan. Selain itu pengetahuan akan anatomis dan fungsi biomekanik jugaberguna dalam evauasi kelainan lain yang mengganggu dari sendi patellofemoral, seperti subluksasi patella lateral, peningkatan tekanan kontak patellofemoral pada lateral condyle, dan peningkatan tekanan kompresi patellofemoral telah dilaporkan dalam studi laboratoris (Iranpour, 2008).

Studi terbaru mengungkapkan bentuk patella dapat menjadi faktor yang kecenderungan dalam ketidakstabilan patella. Sedangkan di Indonesia belum memiliki standarisasi patellofemoral anatomi, sulcus angle dan penilaian lain.

 

C.   Maksud dan Tujuan

Tujuan dari proposal ini adalah :

•       Untuk membantu pengukuran patellar shape, sulcus angle, congruence angle, panjang permukaan articular, ketebalan, panjang dan lebar patella pada orang Indonesia

•       Untuk menciptakan alat yang dapat memudahkan pemeriksaan x-ray merchant view.

D.   Penerima Manfaat

Bagi pasien dengan keluhan di lutut :

a.   Mendapatkan informasi yang lengkap terkait kondisi mereka

b.   Menjalani proses pemeriksaan yang lebih nyaman dan sederhana

Bagi tenaga medis klinis :

a.     Memperoleh data pasien yang lebih akurat dan lengkap

b.     Mendapatkan hasil pemer iksaan yang lebih detail sebagai dasar diagnosa klinis.

c.     Memudahkan tenaga medis dalam memposisikan pasien.

E.   Hasil

a.     Alat ini memiliki fitur untuk menyesuaikan posisi lutut pasien dengan baik dan nyaman

b.     Alat ini bersifat portable sehingga mudah untuk dimobilisasi menyesuaikan kebutuhan lokasi dan posisi pasien.

F.   Kesimpulan

Dengan karateristik alat yang sederhana, presisi dan portable, maka dapat meningkatkan proses pelayanan bagi pasien saat pemeriksaan dan memberikan data yang akurat bagi para dokter, tim medis, dan pasien.

 

G.  Implementasi

a.     Alat ini telah kami pre-launching dengan sasaran awal adalah pasien – pasien di RSSA yang membutuhkan pemeriksaan radiologis merchant view

b.     Penggunaan alat ini akan digunakan secara gratis tanpa membebani pembiayaan pasien

c.     Alat ini akan kami dikembangkan dengan berbagai macam fitur tambahan yang akan mempermudah pasien.

Materi

Merble_dr_Domy_Pradana_putra.pdf

Comment

Leave a comment