• Fitria, S. ST
  • Tanggal Diubah : 31 Agustus 2023
    Status Registrasi : Sudah Registrasi

JEMARI INDAH SIAP SIAGA (Jemput dan Antar Ibu Bersalin dari/ke Rumah dengan Aplikasi Alarm Persalinan Siap Antar Jaga)

Deskripsi

JEMARI INDAH SIAP SIAGA

“JEMput dan AntaR Ibu bersalIN Dari/ke rumAH dengan aplikaSI Alarm Persalinan SIap Antar JaGA

 

I.           RINGKASAN

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, Angka Kematian Ibu (AKI) meningkat dari 4.197 (2019) menjadi 6.856 kematian (2021), terjadi karena pasien terlambat mendapatkan pelayanan di fasilitas kesehatan (faskes). Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Wajo 4 kematian (2019) dan Angka Kematian Ibu (AKI) Puskesmas Keera 0 kematian (2019).

Oleh karena itu, JEMARI INDAH SIAP SIAGA (Jemput dan Antar Ibu Bersalin dari/ke Rumah dengan Aplikasi Alarm Persalinan Siap Antar Jaga) hadir membantu permasalahan ibu bersalin dan keluarga  terkait transportasi yang mereka gunakan ke fasilitas kesehatan. Kerjasama dari berbagai pihak melalui kemitraan dengan Public Safety Center(PSC) 112 Oto-Dottoro,  Pemerintah desa, dan Pihak swasta serta adanya Aplikasi Alarm Persalinan menjadi keunggulan dari  inovasi ini.

Inovasi ini berhasil meningkatkan capaian persalinan di fasilitas kesehatan. Tahun 2018 dan 2019 sebelum inovasi hanya 84,68%  dan 89,21% Ibu bersalin di fasilitas kesehatan. Setelah inovasi terjadi peningkatan progresif menjadi 98,32% (2020), 99,66% (2021) dan 99,67% (2022) ibu bersalin telah melakukan persalinan di fasilitas kesehatan (Puskesmas dan Rumah Sakit).

Inovasi ini masuk dalam kategori Kesehatan yang berkontribusi menekan AKI (Angka Kematian Ibu) dan AKB (Angka Kematian Bayi) mewujudkan persalinan yang aman dan meningkatkan keselamatan ibu dan bayi serta berkontribusi besar dalam penurunan angka kejadian stunting.

 

II.         LATAR BELAKANG

Keera merupakan kecamatan terbesar se-Kabupaten Wajo yang memiliki luas 368,36 km yakni sekitar 14,70 persen dari total luas kabupaten. Kecamatan Keera terdiri dari 10 desa/kelurahan, 1 puskesmas, 2 pustu dan 7 poskesdes/polindes.

Masih tingginya persentase persalinan non faskes di wilayah puskesmas Keera pada tahun 2018 (15,32 %) dan pada tahun 2019 (10,79 %). Masalah utama di Kecamatan Keera adalah alat transportasi, tradisi masyarakat  dan lokasi puskesmas yang jauh sehingga sulit untuk datang bersalin di puskesmas. Jarak terjauh dari fasilitas kesehatan (Puskesmas Keera) adalah wilayah Desa Awo sekitar 35 – 40 kilometer.

Berdasarkan laporan  Pemantauan Wilayah Setempat-Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA) Puskesmas Keera, cakupan persalinan di fasilitas kesehatan tahun 2020 terdapat 295 orang  (98,99  %) dan persalinan non faskes 3 orang (1  %)  dari 298 ibu bersalin.  Masih ada ibu bersalin yang memilih  bersalin bukan di fasilitas kesehatan. Pada kenyataannya masih ada beberapa ibu bersalin  datang ke puskesmas dengan kondisi telah melahirkan di rumah/sementara  perjalanan dengan berbagai alasan. Namun tidak terdapat kematian ibu akibat komplikasi persalinan pada peristiwa tersebut.

Pelayanan kesehatan ibu harus diperluas dan dipromosikan menyentuh kelompok wanita yang termasuk ke dalam kategori marginal dan tinggal di daerah pedesaan dengan terus mensosialisasikan persalinan aman di fasilitas kesehatan.

Inovasi JEMARI INDAH SIAP SIAGA  melibatkan kolaborasi lintas sektoral bertujuan  meningkatkan capaian  persalinan di fasilitas kesehatan ( puskesmas dan Rumah Sakit) dengan target 100%, sehingga menekan kejadian AKI (Angka Kematian Ibu) dan AKB (Angka Kematian Bayi), mewujudkan persalinan yang aman, meningkatkan keselamatan ibu dan bayi serta berkontribusi besar dalam penurunan angka kejadian stunting.

Inovasi ini masuk dalam kategori Kesehatan yang berkontribusi menekan AKI (Angka Kematian Ibu) dan AKB (Angka Kematian Bayi) khususnya  peningkatan capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) persalinan di fasilitas kesehatan karena JEMARI INDAH SIAP SIAGA membantu ibu bersalin  datang ke fasilitas kesehatan tanpa khawatir masalah transportasi yang mereka gunakan.

 

III.      KEBARUAN/NILAI TAMBAH 

Nilai Kebaruan dari inovasi JEMARI INDAH SIAP SIAGA yakni:

1.     Penggunaan  GIS (Geographic Information System) dalam pendataan ibu hamil

Setiap bulan Tenaga Kesehatan yakni Bidan Desa dibantu kader mendata dan mengambil titik koordinat semua ibu hamil. Dengan GIS maka kita dapat melihat sebaran sasaran ibu hamil di wilayah kerja dan memberikan tanda perbedaan warna bagi ibu hamil yang mempunyai risiko.

2.     Kelas edukasi

Pada kelas edukasi ini sasarannya bukan hanya ibu hamil seperti pada umumnya tetapi juga dihadirkan pengambil keputusan dalam keluarga seperti kepala keluarga atau yang dituakan dan dukun. Pelaksanaannya di posyandu maupun kunjungan rumah,  secara persuasif  melibatkan pemerintah setempat, Penyuluh KB, Tokoh agama/KUA, Babinsa dan Babinkamtibmas.

3.     Penggunaan Aplikasi Alarm Persalinan

Aplikasi sederhana berbasis desktop. Alarm persalinan berupa notifikasi otomatis terkirim ke kontak ibu hamil, Kepala Keluarga (Pengambil keputusan dalam keluarga), calon pendonor dan sopir  pada 14 hari dan 7 hari sebelum hari taksiran persalinan.

4.     Transportasi antar-jemput ibu bersalin dengan call centre 112

Saat ada tanda persalinan Ibu bersalin/keluarga menghubungi call centre PSC 112 (Oto Dottoro) untuk dijemput dari rumah ke fasilitas kesehatan.

5.     Rumah Tunggu Kelahiran (RTK)

Fasilitas RTK sebagai rumah singgah  ibu dan keluarga yang lokasi tempat tinggalnya jauh dari fasilitas kesehatan.

IV.       IMPLEMENTASI

        Inovasi JEMARI INDAH SIAP SIAGA diimplementasikan dengan membuat regulasi berupa surat keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Wajo, membentuk tim pelaksana, melakukan sosialisasi kepada stakeholder dan lintas sektor, membuat kesepakatan dengan kepala desa tentang Mou  mobilisasi ibu bersalin ke fasilitas kesehatan.

Pendataan ibu hamil oleh bidan desa dibantu oleh kader    dengan mengambil titik koordinat lokasi ibu hamil, serta mengumpulkan beberapa data  yang  diinput ke aplikasi Alarm Persalinan. Data yang sudah diinput kami koordinasikan kembali dengan kepala desa mengenai keaktifan kepesertaan pembiayaan JKN KISnya untuk ibu yang tidak aktif kepesertaannya diusulkan pengaktifan melalui dinas sosial.

Pada H -14 dan H- 7 hari perkiraan persalinan terkirim notifikasi otomatis ke nomor kontak yang telah diinput untuk meningkatkan kewaspadaan ibu hamil dan keluarga.

Saat ibu hamil merasakan tanda persalinan  ibu/keluarga bisa menghubungi call center 112 untuk penjemputan ibu bersalin ke fasilitas kesehatan. Pada saat   penjemputan maka petugas  melakukan screening mengenai kondisi dari ibu hamil. Ibu yang sudah memasuki fase persalinan  di bawa ke fasilitas kesehatan  dan   jika belum memasuki fase persalinan di bawa ke RTK (Rumah Tunggu Kelahiran). Setelah persalinan maka ibu  di antar pulang ke rumah dengan menggunakan ambulance desa/ambulance puskesmas.

V.         SIGNIFIKANSI

JEMARI INDAH SIAP SIAGA menunjukkan keberhasilannya secara konsisten menurunkan AKI dan AKB, meningkatkan capaian persalinan di fasilitas kesehatan, efisiensi waktu dan biaya serta mampu mengubah kebiasaan masyarakat yang bersalin di rumah untuk bersalin fasilitas kesehatan. Secara signifikan dapat dilihat pada tabel.

Tabel.1 : Dampak inovasi

Hasil

Sebelum (2018 dan 2019)

Sesudah (2020-2022)

-       Angka Kematian Ibu

-       Angka Kematian Bayi

 

-       Peningkatan Persalinan  Faskes

-       Penurunan Persalinan Non Faskes

-       Efisiensi Waktu

 

 

-       Kepemilikan JKN

 

-       Biaya transportasi

 

 

-       Biaya akomodasi dan konsumsi

 

-        Intensitas ibu hamil dan keluarga dalam mengikuti kegiatan terkait edukasi tentang persalinan.

-       0 Kematian

-       3 Kematian (2018)

 

-       84,68  %

-       15,32 %

-       Lokasi terjauh yaitu  Desa Awo

 tiba 3-4 jam setelah menghubungi

 petugas

-       Ada 11 Ibu bersalin yang tidak

 aktif kepesertaan

-       Biaya transportasi yang

 dibutuhkan sekitar,       Rp. 100.000-Rp.

 200.000

-       Biaya yang dibutuhkan sekitar

 Rp.300.000-Rp.500.000

-       Ibu hamil dan keluarga jarang mengikuti kegiatan edukasi dengan berbagai alasan.

-          0 Kematian

-          2 Kematian (2020) dan 0 kematian

 bayi pada 2021 hingga 2022

-          99.67  %

-          0,33 %

-          Tiba di puskesmas   1-2 jam setelah

 menghubungi petugas

 

-          Semua Ibu bersalin aktif kepesertaan

 JKNnya

-          Biaya transportasi Rp.0

 

 

-          Biaya akomodasi dan konsumsi Rp. 0

 selama di   RTK

-          Ibu hamil dan Keluarga berperan aktif dalam kegiatan terkait persalinan dan kesehatan ibu hamil.

 

Kinerja pelayanan di puskesmas meningkat secara signifikan setelah inovasi berjalan dari tahun 2019 (81,1%), tahun 2020 (85,1%), tahun 2021 (84,4%), dan tahun 2022 (90,8%)

JEMARI INDAH SIAP SIAGA berkontribusi terhadap SDGs-3 (Kehidupan Sehat dan Sejahtera)  mendukung Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)  Kabupaten Wajo tahun 2019-2024 dalam target SDGs 3.1 yakni pada tahun 2020 mengurangi rasio AKI hingga kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup. Indikator SDGs 3.1 tentang Angka Kematian Ibu dan 3.2 tentang Angka Kematian bayi melalui program peningkatan keselamatan Ibu melahirkan dan anak. Inovasi ini berfokus pada penanganan kesehatan ibu dan anak melalui pola hidup sehat dan mendukung tercapainya Standar Pelayanan Minimal (SPM).

Inovasi JEMARI INDAH SIAP SIAGA dilaksanakan dengan pembuatan SK tentang Penetapan Tim Pengurus, Pembuatan Panduan berupa Standar Operasional Prosedur (SOP), tatalaksana untuk sopir dan nakes. Diadakan sosialisasi dan koordinasi  dengan lintas sektor untuk membuat kesepakatan terkait  kesiapan alat transportasi yang digunakan oleh ibu bersalin.

Dengan inovasi JEMARI INDAH SIAP SIAGA  semua ibu   bersalin sudah menyiapkan diri  secara fisik dan psikologis  datang ke fasilitas kesehatan. Sehingga semua ibu bersalin lebih memilih datang di fasilitas kesehatan untuk mendapatkan pertolongan persalinan yang aman. Seiring dengan berjalannya inovasi ini masyarakat Keera pada khususnya menjadi sadar bahwa persalinan  aman dapat dicapai ketika dilaksanakan di fasilitas kesehatan dan ditolong oleh tenaga profesional (bidan atau dokter).

Hal ini tak lepas dari upaya bidan  memberikan Komunikasi,Informasi dan Edukasi (KIE) secara perorangan saat melakukan pemeriksaan kehamilan/Antenatal Care (ANC), edukasi keluarga maupun penyuluhan berkelompok melalui Kelas edukasi bagi ibu hamil, pengambil keputusan dalam keluarga dan dukun. Peran kader dan dukungan semua pihak yang terkait juga turut meningkatkan animo ibu hamil untuk bersalin di fasilitas kesehatan.

Inovasi JEMARI INDAH SIAP SIAGA ini mendapat dukungan penuh dari semua pihak, dengan inovasi ini  tidak ada lagi kejadian persalinan di non fasilitas kesehatan karena alasan tidak ada kendaraan yang digunakan  ke fasilitas kesehatan. Semua persalinan dilakukan oleh tenaga profesional ( bidan atau dokter) di sarana kesehatan yang turut menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).

Efektivitas inovasi diperoleh melalui evaluasi rutin guna mengukur signifikansi keberhasilan pencapaian program yang telah dilaksanakan. Hasilnya   terlihat jelas pada laporan PWS-KIA dan laporan capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) di Puskesmas Keera setiap bulan serta melalui pertemuan lokmin bulanan puskesmas dan lokmin tribulanan lintas-sektor.  

 

VI.       ADAPTABILITAS

Inovasi ini telah disosialisasikan dan direplikasi/ditiru oleh 22 UPTD puskesmas yang ada di Kabupaten Wajo:

1.       Puskesmas Pitumpanua

2.       Puskesmas Salobulo

3.       Puskesmas Sajoanging

4.       Puskesmas Penrang

5.       Puskesmas Majauleng

6.       Puskesmas Tosora

7.       Puskesmas Takkalalla

8.       Puskesmas parigi

9.       Puskesmas Solo

10.    Puskesmas Pammana

11.    Puskesmas Lempa

12.    Puskesmas Sabbangparu

13.    Puskesmas Liu

14.    Puskesmas Tempe

15.    Puskesmas pattirosompe

16.    Puskesmas Salewangeng

17.    Puskesmas Tanasitolo

18.    Puskesmas Maniangpajo

19.    Puskesmas Gilireng

20.    Puskesmas Wewangrewu

21.    Puskesmas Sappa

22.    Puskesmas Belawa

Kepala BAPPEDA bersama dengan OPD lain dari kabupaten Kolaka Utara provinsi Sultra juga pernah berkunjung untuk kaji tiru inovasi ini.

Inovasi ini sangat mudah direplikasi karena dapat direplikasi perbagian sesuai kebutuhan dan kemampuan sumber daya yang dimiliki oleh puskesmas pereplikasi tidak harus langsung secara keseluruhan. Terpenting yang memudahkan replikasi inovasi adalah semua Puskesmas memiliki sasaran program, budaya masyarakat dan karakteristik masalah yang sama yaitu masalah transportasi yang sulit di dapat pada saat mau melahirkan ke fasilitas kesehatan , tradisi masyarakat yang masih menganggap bahwa persalinan bisa di manapun tanpa pertolongan tenaga kesehatan yang profesional (bidan dan dokter ) yang masih di tolong oleh dukun dan keluarga serta akses ke fasilitas kesehatan yang sulit di jangkau karena jarak tempuh yang jauh dan medan yang sulit pada waktu-waktu tertentu.

Sangat fleksibel dilaksanakan karena semua desa sudah memiliki  bidan dan hampir semua desa di kabupaten wajo memiliki ambulans desa. Biaya yang digunakan relatif minim dan dapat dianggarkan pada dana BOK Puskesmas, JKN Kapitasi, APBD dan ADD/Dana Desa.

Inovasi ini juga terintegrasi dengan beberapa kegiatan/program yang ada di puskesmas antara lain Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK), Program Promosi Kesehatan (Promkes) dan Program Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) serta kesamaan tujuan dengan beberapa program yang ada di Lintas Sektoral.

 

VII.    SUMBER DAYA

Sumber daya yang digunakan dalam inovasi JEMARI INDAH SIAP SIAGA adalah:

1.     Sumber Daya keuangan : Dana Biaya Operasional Kesehatan (BOK) Puskesmas Keera (Rp.42.840.000) untuk biaya Petugas Kesehatan, dana JKN Kapitasi (Rp.5.000.000) untuk biaya transportasi, Dana Dinsos P2KBP3A (Rp.57.000.000) untuk insentif kader TPK, dan ADD/Dana Desa untuk insentif kader KP-KIA (Rp.600.000,-)/ Kader tiap tahun, dan untuk insentif kader KPM (Rp.9.000.000,-)/Kader tiap tahun, sehingga Total Anggaran yang digunakan setiap tahunnya adalah Rp.114.440.000 ,-.

2.     Sumber Daya Manusia:

a.     TIM Pembina dari puskesmas berjumlah 5 orang yakni Kepala Puskesmas,  Dokter, Pengelola Program KIA, dan Program promosi kesehatan.

b.     TIM Pelaksana, yang terdiri dari 17 bidan di puskesmas, 10 Bidan desa/kelurahan, 24 kader KP-KIA (Kader Peduli KIA) ,9 Kader KPM, dan 48 Kader TPK

3.     Metode

Menggunakan SPO (Standar Operasional Prosedur) penjemputan dan pemulangan pasien ibu bersalin, denah sasaran ibu hamil, bersalin dan nifas. Terdapat alarm atau notifikasi pada aplikasi yang memudahkan untuk memantau Taksiran Persalinan (TP) ibu hamil dan kolaborasi yang terintegrasi dengan lintas sektor.

4.     Peralatan

a.    Mobil Oto Dottoro 1 Unit

b.    Mobil Ambulance Desa 7 Unit

c.    Rumah Tunggu Kelahiran dan sarananya 1 Unit

 

VIII.  KEBERLANJUTAN

          Strategi Keberlanjutan yang dilakukan guna mendukung inovasi ini agar dapat terlaksana secara progresif yakni:

1.      Strategi Institusional:

a.    Segi regulasi berupa PerBup Nomor 31 Tahun 2018 tentang Petunjuk Pelaksanaan Perda Kab.Wajo Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Kesehatan Ibu, BBL, Bayi dan Balita. Selain itu terdapat SE Bupati nomor 005/1263/2015 tentang Persalinan di Faskes (Puskesmas dan Rumah Sakit) dan PKS Nomor 440/0919/Diskes tentang Pelayanan Rujukan dan Kegawatdaruratan Maternal dan Bayi Baru Lahir.

b.       Peraturan bupati wajo nomor 22 tahun 2021 tentang SPM bidang kesehatan kab.wajo dan keputusan kepala dinas kesehatan kab.wajo nomor 037 tahun 2021 tentang penerapan SPM bidang kesehatan.

c.       Perbup wajo nomor 10 tahun 2020 tentang pusat pelayanan kegawatdaruratan  dimana didalamnya terdapat alur pelayanan dan penggunaan mobil oto dottoro.

d.       Keputusan Kepala Dinas Kesehatan No.800/017.1/Diskes Tahun 2020 tentang penetapan Inovasi  dan  No.800/303/Diskes Tahun 2019 tentang penetapan Inovator

e.       Dukungan Dinas kesehatan tentang Pemanfaatan OTO DOTTORO.

f.        Kerja sama dengan Pemerintah desa terkait Pemanfaatan  Ambulans desa dan pengusulan pengaktifan JKN ibu hamil.

2.      Strategi Sosial

Keterlibatan pemangku kepentingan sangat berperan untuk keberlanjutan inovasi ini, Bupati Wajo memberikan dukungan penuh berupa regulasi dan anggaran. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Wajo gencar menggalakkan inovasi bermitra dengan PSC (Oto Dottoro). Kepala Dinsos P2KBP3A mengaktifkan kepesertaan JKN ibu hamil. Camat Keera melakukan pembinaan/pengawasan kepada semua desa/kelurahan dalam lingkup Kecamatan Keera.

Mengoptimalkan keterlibatan masyarakat dalam pelaksanaan inovasi, Kader Pembangunan Manusia (KPM), Kader Peduli KIA (KPKIA), Tim Pendamping Keluarga (TPK) berperan aktif dalam pendataan ibu hamil dan memotivasi ibu hamil melahirkan di faskes. Peran Nakes (Dokter dan Bidan) memberikan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) secara perorangan saat melakukan pemeriksaan kehamilan atau penyuluhan kelompok melalui kelas edukasi. Peran Pemerintah Desa melakukan sumbangsih terkait insentif para kader, memfasilitasi penyediaan ambulance desa dan pengusulan pengaktifan JKN ibu hamil. Peran PKK menggerakkan dan memotivasi ibu hamil  melaksanakan pemeriksaan rutin dan melahirkan di faskes, dalam hal ini kader dasawisma yang tahu persis keadaan dan permasalahan yang ada dalam keluarga. MOU dengan UTD PMI Kabupaten Wajo dalam hal persiapan kebutuhan darah serta Konsultasi dengan Dokter ahli jika terjadi penyulit/komplikasi.

3.     Strategi manajerial

Memastikan seluruh komponen pelaksanaan inovasi jemari indah siap siaga dapat berjalan maksimal.

Pemberlakuan SOP dilakukan untuk memberikan jaminan pelayanan kesehatan khususnya pada ibu bersalin sesuai standar mulai dari proses pemantauan, penjemputan dan pengantaran, serta pada proses pertolongan persalinan.

Sosialisasi inovasi dilakukan kepada masyarakat melalui pertemuan-pertemuan yang ada di tingkat kecamatan dan desa. Penyuluhan masyarakat dan edukasi keluarga yang dilakukan di posyandu ataupun melalui kunjungan rumah  secara terpadu oleh tenaga kesehatan dengan melibatkan  toga, toma, penyuluh KB, kader, babinsa dan babinkamtibmas.

Monitoring dan evaluasi melalui Lokakarya mini puskesmas dan lokakarya lintas sektor kecamatan dan secara aktif melakukan pengawasan perencanaan pembangunan berwawasan kesehatan terutama dalam pengusulan anggaran yang mendukung inovasi ini baik melalui musrenbang desa untuk ADD/dana desa maupun APBD.

Pelatihan bagi bidan berupa MU (Midwife Update) dan APN (Asuhan Persalinan Normal) untuk meningkatkan kompetensi petugas serta pelatihan dan  pembinaan bagi kader secara berkala.

Inovasi juga didukung dengan menerapkan aplikasi sederhana yang selalu dikembangkan untuk mempermudah, memperlancar, mengatasi  hambatan ruang dan waktu, menghemat biaya serta mengatasi hambatan dan tantangan yang ada.

Video

Materi

SK_Inovasi.pdf

Comment

Leave a comment