• MUHAMMAD RIDHA ANSYARI
  • Tanggal Diubah : 20 September 2023
    Status Registrasi : Sudah Registrasi

Adventure Of PHBS - AOP (Berpetualang Untuk Menuju Keluarga Berprilku Hidup Bersih dan Sehat)

Deskripsi

Adventure of PBHS - AOP

Berpetualang Menuju Keluarga Berprilaku Hidup Bersih & Sehat

Kelurahan Sungai Bilu Kota Banjarmasin Provinsi Kalimantan Selatan

Oleh: Muhammad Ridha Ansyari, SKM

Pendahuluan

Stunting adalah masalah gizi kronis yang terjadi pada anak-anak akibat kekurangan nutrisi dalam jangka panjang, terutama pada periode 1.000 hari pertama kehidupan, yaitu sejak kehamilan hingga usia 2 tahun. Stunting dapat memiliki dampak serius pada perkembangan fisik dan kognitif anak. Anak-anak yang mengalami stunting biasanya memiliki tinggi badan yang lebih pendek dibandingkan dengan anak sebaya mereka, serta mengalami keterlambatan dalam perkembangan otak dan kecerdasan. Ini dapat mempengaruhi kemampuan mereka dalam belajar, produktivitas di masa depan, dan berkontribusi terhadap siklus kemiskinan yang berkelanjutan.

Laporan Global Nutrition Report 2021 menyebutkan bahwa secara global ada 149.2 juta anak yang berusia dibawah 5 tahun mengalami stunting. Artinya 1 dari 5 anak di seluruh dunia berpotensi mengalami stunting. Tanpa adanya intervensi signifikan, diproyeksikan pada tahun 2025 jumlah kasus stunting adalah 131 juta. Proyeksi angka ini berada jauh diatas target yang ditetapkan dalam program pengurangan angka stunting secara global. Meski begitu, di Indonesia, prevalensi kasus stunting mengalami penurunan. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menyebutkan, prevalansi stunting pada balita di tahun 2013 adalah 37,2%. Angka ini kemudian mengalami penurunan menjadi 30,8% pada tahun 2018.

M. Helfiannor (kompas.id, 2023), Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Masyarakat (DPPKBPM) menyebutkan prevalensi stunting di kota Banjarmasin mengalami penurunan sebanyak 5,4% dari 27,8% (2021) menjadi 22,4% (2022). Tetapi, prevalensi stunting di Banjarmasin masih berada di atas angka nasional sebesar 21,6% dan di atas target yang ditetapkan pemerintah pusat sebesar 14% pada tahun 2024. Ada setidaknya 22 kelurahan dari total 52 kelurahan yang menjadi lokus prioritas pencegahan stunting di Banjarmasin. Jumlah ini bertambah dari sebelumnya hanya 14 kelurahan prioritas. Salah satu kelurahan prioritas ini adalah Kelurahan Sungai Bilu.

Kelurahan Sungai Bilu terletak di Kecamatan Banjarmasin Timur dengan luas wilayah 0,55 kilometer persegi dengan 31 Rukun Tetangga (RT) dan 2 Rukun Warga (RW). Pada tahun 2021 tercatat bahwa kelurahan ini memiliki jumlah penduduk sebesar 8.741 jiwa yang terdiri dari 2.793 Kepala Keluarga (KK). Salah satu objek wisata yang terkenal di kelurahan ini adalah Kampung Hijau, sebuah kampung yang berderet di pinggiran Sungai Martapura yang terbentang sepanjang ±800 meter, dimana setiap rumah bercorak hijau.

Kelurahan Sungai Bilu masih memiliki banyak tantangan masalah kesehatan yang harus diselesaikan salah satunya ialah terkait dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Survey PHBS yang dilakukan oleh Puskesmas Sungai Bilu pada tahun 2021 menyebutkan bahwa Kelurahan Sungai Bilu mendapatkan predikat nilai terendah untuk seluruh kelurahan kota Banjarmasin dengan tingkat PHBS hanya 20,3%. Padahal, PHBS dan stunting memiliki hubungan yang sangat erat. Menurut Pusat Promosi Kesehatan (2014), Rumah Tangga Ber-PHBS didapatkan dari rumah tangga yang seluruh anggotanya berperilaku hidup bersih dan sehat. Indikator ini merupakan indikator komposit dari 10 indikator, yaitu 1) pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, 2) bayi diberi ASI eksklusif, 3) balita ditimbang setiap bulan, 4) menggunakan air bersih, 5) mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, 6) menggunakan jamban sehat, 7) memberantas jentik di rumah sekali seminggu, 8) makan sayur dan buah setiap hari,  9) melakukan aktivitas fisik setiap hari, dan 10) tidak merokok di dalam rumah

Putri (2021) melakukan penelitian literature review dengan PICO terkait hubungan antara PHBS dan stunting. Dari 7 jurnal yang didapatkan melalui Google Scholar dan Portal Garuda, 5 jurnal menunjukkan keterkaitan yang besar antara rendahnya PHBS dan tingginya angka stunting. Besarnya keterkaitan antara PHBS dan stunting ini mengindikasikan bahwa untuk menekan prevelansi stunting, maka diperlukan promosi PHBS yang baik sehingga masyarakat turut mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Hubungan yang sama juga telah dilihat oleh pemerintah sehingga dalam Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 Tentang Percepatan Penurunan Stunting, salah satu Pilar Strategi Nasional Percepatan Penurunan Stunting adalah dengan pelaksanaan kampanye dan komunikasi perubahan perilaku sehingga persentase keluarga yang melakukan PHBS ada pada angka minimal 70% pada 2024. Promosi Kesehatan sendiri dalam menyelesaikan suatu masalah Kesehatan selalu mengupayakan dengan melakukan strategi Advokasi, Bina Suasana, Gerakan Masyarakat dan Kemitraan atau dikenal ABGK serta tidak lepas dari peran media dan metode sebagai alat untuk menyampaikan pesan kesehatan. Media kemudian menjadi penting dikarenakan media yang baik ini adalah idealnya  mampu menarik rasa kedekatan dari target sasaran, interaktif dan mudah dipahami sehingga mampu menjangkau berbagai kalangan masyarakat yang berbeda. Dengan mengedepankan prinsip tersebut, Adventure of PHBS (AOP) lahir sebagai upaya untuk menyelesaikan permasalahan kesehatan yaitu kejadian stunting di wilayah kerja Puskesmas Sungai Bilu.

Pengembangan Inovasi AOP  tidak lepas dari peran Aparatur Sipil Negara (ASN) khususnya sebagai tenaga Promotor Kesehatan dan Ilmu Prilaku yang menjunjung core values berAKHLAK. Core values yang dimaksudkan diantaranya adalah kolaboratif, terutama bersama dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), masyarakat umum dan ilustrator lokal. Selain itu, core values yang dikedepankan adalah adaptatif dengan melihat hal yang disenangi masyarakat, salah satunya adalah dengan menggunakan permainan dalam kegiatan yang ada di inovasi AOP. Sebagai tenaga Promotor Kesehatan juga harus bisa cepat beradapatasi dengan era perubahan salah satunya ialah Society 5.0 era di mana semua teknologi adalah bagian dari manusia itu sendiri, internet bukan hanya digunakan untuk sekedar berbagi informasi melainkan untuk menjalani kehidupan sehingga melalui inovasi AOP hal itu dapat diwujudkan.

Pembahasan

Adventure Of PHBS atau AOP adalah inovasi untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait pentingnya PHBS, sehingga masyarakat dapat mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari. Peningkatan PHBS dalam masyarakat nantinya juga diharapkan akan berdampak pada penurunan angka stunting, khususnya di wilayah Kelurahan Sungai Bilu. Kata Adventure dalam Adventure of PHBS dipilih sebagai bagian untuk mereplikasi game yang dalam bahasa Indonesia artinya petualangan. Secara filosofis, petualangan selalu memiliki komponen seperti latar belakang, tujuan, aktor, pelatihan, perlengkapan, alur, ending, yang bisa terus menerus diulang, dan fokus pada zona tertentu, sehingga sifat ini lah yang ingin diterapkan dalam kegiatan promosi kesehatan melalui AOP.

Kegiatan Inovasi AOP ini telah melewati beberapa tahapan. Sejak akhir tahun 2021 telah dilakukan advokasi kepada lintas sektor, baik kepada stakehlder Kelurahan Sungai Bilu maupun kepada Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kampung Hijau. Advokasi ini bertujuan untuk menyampaikan hasil survei serta analisa terkait kejadian stunting di wilayah Kelurahan Sungai Bilu serta mengupayakan kolaborasi yang memanfaatkan wisata Kampung Hijau sebagai bagian dari media promosi PHBS. Objek wisata Kampung Hijau yang memiliki kedekatan dengan warga diharapkan dapat meningkatkan potensi keberhasilan promosi PHBS ini.

Sosialisasi terkait rencana kegiatan AOP dan pembuatan media kampanye PHBS yang memanfaatkan objek wisata Kampung Hijau dilaksanakan pada bulan Januari Tahun 2022 di Aula Puskesmas Sungai Bilu. Sosialisasi ini dihadiri oleh rekan kerja Puskesmas Sungai Bilu. Tujuan sosialisasi ini adalah untuk menggalang dukungan dan komitmen dari lintas program dan rekan kerja yang ada di puskesmas untuk membantu meningkatkan PHBS dan mengkampanyekannya kepada masyarakat dengan menggunakan media promosi yang akan dibuat.

Sosialisasi ini kembali dilakukan pada Februari 2022 di Aula Puskesmas Sungai Bilu dengan mengundang perangkat kelurahan, baik RT maupun RW, serta Kader Posyandu Kelurahan Sungai Bilu. Sosialisasi kedua ini ditujukan untuk memperkuat komitmen masyarakat serta menggalang aspirasi masyarakat terkait rencana kegiatan dari inovasi AOP.

Bulan Maret Tahun 2022, proses pembuatan media promosi AOP untuk mencegah stunting dimulai. Pertama dengan membuat media edukasi berupa poster, kartu informasi dan kartu petunjuk. Proses pembuatan media edukasi ini dimulai dengan sketsa manual. Sketsa ini kemudian dikolaborasikan dengan “Hungangstrip”, ilustrator asal kota Banjarmasin yang ahli dalam membuat ilustrasi dan komik strip. Hungangstrip dipilih selain karena keahliannya tetapi juga agar mampu menerjemahkan pesan PHBS ke dalam bentuk visual yang dekat dengan warga dengan menonjolkan Kampung Hijau. Kartu petunjuk yang ada pun dibuat dengan konsep permainan tebak gambar, sehingga dapat digunakan sebagai media edukasi interaktif yang menyenangkan pada warga kedepannya karena menurut Khoirani dkk. (2013) dalam Himmamie, dkk. (2019) media promosi dengan menggunakan konsep permainan dapat menjadi media belajar yang menyenangkan dan bermanfaat, mampu menghadirkan kegembiraan dalam belajar dan menstimulasi otak, meningkatkan pengetahuan dan rasa percaya diri.

Sasaran utama media edukasi ini adalah ibu hamil dan ibu menyusui. Media edukasi ini dibuat dengan menggunakan anggaran Dana Cetak dari Puskesmas Sungai Bilu. Kemudian untuk mendapatkan media yang sempurna dilakukan ujicoba kepada sasaran dan validasi kepada ahli media dan materi dari akedemisi Universitas Islam Kalimantan (UNISKA) Bpk. Ahmad Rizal, SKM, M.Kes sebagai Dosen Promosi Kesehatan dan Ilmu Prilaku Fakultas Kesehatan Masyarakat.

Setelah dilakukan ujicoba dan validasi media tersebut digunakan saat melakukan edukasi disasaran posyandu bayi balita menyesuaikan dengan jadwal kegiatan posyandu pada bulan April sd Juni tahun 2022 untuk melihat tingkat keberhasilan dari pengetahuan peserta dilakuan evaluasi berupa pre dan post tes. Pada tahap ini didapatkan lah hasil peningkatan pengetahuaan yang sebelumnya dengan rata rata nilai pre tes di angka 60 kemudian meningkat menjadi dengan rata rata 93 pada saat post test secara capaian persentase sudah melibihi 50% dan peserta sangat tertarik dengan media yang digunakan karena diajak untuk menilai sendiri perilaku hidup bersih dan sehat pada media AOP. 

Selanjutnya pada bulan Juni, dilakukan pelatihan dengan peningkatan pengetahuan kepada 10 kader posyandu bayi balita agar menjadi Kader PHBS (AOP) pelatihan ini sekaligus juga untuk melatih kader guna menggunakan teknologi survei sederhana berupa google form untuk melakukan Survei Informasi Edukasi (SIE) PHBS yang dapat di akses melalui link berikut https://forms.gle/YGbi198SxGq5vF8H7. Google form dipilih selain untuk menghemat pembiayaan juga karena teknologi ini tergolong sederhana dan telah familiar digunakan oleh masyarakat, sehingga diharapkan baik kader maupun masyarakat tidak kesulitan dalam pengisian survei ini. Pada proses pelatihan atau yang penulis sebut Level Up ini juga dilakukan evaluasi dengan menggunakan lembar pre dan post test sehingga dapat diketahui seberapa besar peningkatan pengetahuan yang diterima oleh kader. Dari hasil pretest dan postest kader yang sudah dilakukan hasilnya rata – rata nilai pre tes adalah 64 kemudian pada nilai post test adalah 91 apabila dilakukan perhitungan persentase kenaikan rata rata terjadi 42% dari hasil rekapitulasi yang dilakukan.

Hasil survei yang sudah dilakukan oleh kader kemudian diverifikasi dan diolah untuk melihat hubungan antara kejadian stunting dan tingkat PHBS. Dari hasil survei menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kesadaran penerapan akan PHBS, dari 20,3% (2021) menjadi 34% (2022) dan penurunan prevalensi stunting, dari 11,43% (2021) menjadi 4,5% (2022). Sampel yang memenuhi kriteria pada saat survei kemudian dilakukan uji statistic menggunakan SPSS dengan Uji Chi Square maka didapatkan hasil p = 0,001 (<0,005) yang menunjukkan adanya korelasi atau hubungan antara rendahnya tingkat PHBS dan tingginya prevalensi stunting.

Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa media promosi ini mampu untuk meningkatkan pengetahuan PHBS kepada sasaran maupun warga di kawasan Kelurahan Sungai Bilu serta pada penerapan PHBS dapat menurunkan angka kejadian stunting di Kelurahan Sungai BIlu. Namun, hasil evaluasi 2022 menunjukkan, meski prevalensi stunting menurun dengan signifikan, tetapi target PHBS masih jauh dari target nasional yaitu 70%. Untuk itu, inovasi AOP diharapkan dapat terus dikembangkan untuk menjawab tantangan dari target nasional pada tahun 2024.

Pengembangan inovasi AOP ini telah dimulai pada awal tahun 2023 dengan kolaborasi bersama Build Tech Borneo (BTB) dan Dinas Komunikasi, Informasi dan Statistik (DISKOMINFOTIK) Kota Banjarmasin dengan jawaban surat kesedian No 500.12.6.1/382-Aptika/Diskominfotik/V/2023 untuk mengembangkan aplikasi berbasis teknologi, yaitu web aplikasi. Masyarakat dapat menggunakan web aplikasi AOP dengan mengunjungi situs yang sudah disediakan melalui https://adventureofphbs.banjarmasinkota.go.id atau bisa membaca terlebih dahulu buku panduan penggunaan web aplikasi AOP melalui https://bit.ly/bukupetunjukAOP. Pengembangan inovasi AOP ini dilakukan dalam bentuk digital karena menyesuaikan dengan 6 pilar transformasi sistem Kesehatan Indonesia yang mana salah satu pilarnya ialah transformasi layanan primer untuk melakukan edukasi kepada masyarakat melalui platform digital yang sebenarnya sudah dilakukan juga pada saat pelaksanaan SIE PHBS. Inovasi ini kemudian mendapatkan banyak apresiasi bukan saja karena mampu meningkatkan angka PHBS, tetapi juga mampu menurunkan prevalensi stunting di kelurahan Sungai Bilu.

Inovasi AOP ini sudah masuk dalam tahapan replikasi pada wilayah kerja Puskesmas yang ada di kota Banjarmasin terkhusus yang memilki permasalahan kesehatan yang sama serta memilki objek wisata diwilayah kerjanya. Pada tahapan ini sudah dilakukan advokasi kepada pimpinan daerah agar meminta dukungan untuk penerapan inovasi di puskesmas lain karena sudah memberikan keberhasilan di Puskesmas Sungai Bilu. Dukungan dari Bapak Walikota juga dapat dilihat melalui media informasi instagram Protokol Komunikasi Kota Banjarmasin atau melalui link https://bit.ly/dukungan_walikotabjm serta mendapatkan dukungan publikasi dari portal KESMAS-ID http://kesmas-id.com/atasi-stunting-promkes-puskesmas-sungai-bilu-luncurkan-web-aplikasi-phbs/ serta adanya liputan dari TVRI Nasional dan Provinsi Kalimantan Selatan melalui kanal Youtube media TVRI yang bisa di akses melalui https://www.youtube.com/live/c9gDDlw2ERU?feature=shar pada menit 08.00 sd 21.00 dan https://www.youtube.com/live/m1BJoi9OFSg?feature=share pada menit 04.15 sd 09.25sehingga semakin luas dukungan yang diberikan kepada inovasi AOP.

Penutup

Kesimpulannya bahwa semakin tinggi cakupan keluarga Ber PHBS di suatu wilayah, maka akan semakin rendah prevalensi stunting di wilayah tersebut. AOP sebagai media edukasi dan promosi kesehatan merupakan media yang efektif untuk meningkatkan PHBS di masyarakat Kelurahan Sungai Bilu dan menurunkan angka kejadian stunting. Meskipun begitu, tingkat PHBS di wilayah Kelurahan Sungai Bilu masih jauh dari target nasional (70%). Sebagai sebuah inovasi, AOP juga mampu menghubungkan antara potensi pariwisata di Kelurahan Sungai Bilu sambil terus mengkampanyekan PHBS, sehingga warga merasa memiliki kedekatan dengan AOP dan lebih mudah dipersuai untuk melakukan PHBS.

AOP juga turut mendukung visi dan misi kota Banjarmasin. Visi Kota Banjarmasin adalah “Banjarmasin BAIMAN dan Lebih Bermartabat” (Betaqwa, Aman, Indah, Maju, Amanah dan Nyaman). Sementara dari 6 misi kota Banjarmasin, AOP mendukung setidaknya 3 misi yaitu meningkatkan derajat kesehatan dan pendidikan masyarakat untuk peningkatkan kualitas sumber daya manusia, mengembangkan pariwisata berbasis sungai dan memperkuat nilai budaya banjar dalam sendi kehidupan masyarakat, dan meningkatkan pelayanan masyarakat berbasis teknologi informasi. Sehingga, kedepannya dukungan dari berbagai pihak untuk mengembangkan AOP terus mengalir demi peningkatan PHBS dan penurunan prevalensi stunting khususnya di wilayah Kelurahan Sungai Bilu, dan umumnya di Kota Banjarmasin.

Daftar Pustaka

Badan Kepegawaian Daerah Pendidikan dan Pelatihan Kota Banjarmasin. https://bkd.banjarmasinkota.go.id/p/visi-misi.html. Diakses pada 10 Juni 2023.

Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik. 2021. Informasi dan Data Mengenai 9 Kelurahan Kec. Banjarmasin Timur. https://timur.banjarmasinkota.go.id/p/kelurahan.html. Diakses pada 10 Juni 2023.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2018. Laporan Nasional Riskesdas 2018. https://cegahstunting.id/unduhan/publikasi-data/#:~:text=Litbangkes%20%2D%20Laporan%20Nasional%20Riskesdas%202018&text=Berdasarkan%20hasil%20Riskesdas%2C%20prevalensi%20stunting,%2C8%25%20pada%20tahun%202018. Diakses pada 10 Juni 2023.

Putri, Ulfa Alfiana. 2021. Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Rumah Tangga dengan Kejadian Stunting Pada Balita: Literature Review. Yogyakarta: Universitas ‘Aisyiyah.

Profil Kesehatan Puskesmas Sungai Bilu Tahun 2021

Profil Kesehatan Puskesmas Sungai Bilu Tahun 2022

Yulianus, Jumarto. 2023. Banjarmasin Sasar 835 Anak “Stunting” di 22 Kelurahan. https://www.kompas.id/baca/humaniora/2023/04/08/banjarmasin-sasar-835-anak-tengkes-di-22-kelurahan. Diakses pada 10 Juni 2023

Video

Materi

Adventure_of_PBHS_-_Essai.pdf

Comment

Leave a comment