• dr. Bowo Adiyanto, Sp.An, M.Sc
  • Tanggal Diubah : 30 September 2020
    Status Registrasi : Belum Registrasi

Venindo (Ventilator Indonesia) Ventilator emergency dan ICU karya anak bangsa

Deskripsi

I. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Pada akhir tahun 2019, serangkaian kasus pneumonia yang tidak diketahui penyebabnya, menyebabkan terjadinya kegawatdaruratan medis di Wuhan (Hubei, China). Beberapa minggu kemudian, di Januari 2020, suatu serial analisis yang mendalam dari sampel saluran napas bawah, diidentifikasi suatu novel virus severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) sebagai penyebab terjadnya cluster pneumonia (Lu et al, 2020, Huang et al 2020). Pada 11 Februari 2020 World Health Organization (WHO) memberi nama penyakit yang disebabkan oleh (SARS-CoV-2) ini sebagai “COVID-19” dan pada tanggal 11 Maret 2020 saat negara yang terdampak penyakit ini sebanyak 114 negara dengan 118.000 kasus dan 4000 kematian, WHO mendeklarasikan sebagai status pandemic (WHO, 2020). Hingga tanggal 29 September 2020 telah tejadi kasus terkonfirmasi COVID 19 seluruh dunia total kasus 33.549.873 dengan total kematian 1.006.379 , termasuk di Indonesia dengan kasus sebanyak 278.722, dengan total kematian 10473 per tanggal 29 September 2020. 

COVID-19 memiliki spektrum yang luas dari derajat beratnya gangguan klinis yang terjadi, dari tanpa gejala hingga kondisi kritis bahkan kematian. Komplikasi yang paling umum dan paling berat pada pasien dengan COVID 19 adalah gagal napas yang memerlukan intubasi dan mekanikal ventilasi. (Yang et al, 2020). Meskipun angka pasti dari insiden terjadinya gagal napas pada COVID 19 tidak jelas, diperkirakan 14% pasien akan berkembang menjadi berat dan memerlukan terapi oksigen, dan 5 % akan memerlukan perawatan ICU dan ventilasi mekanik (Wu & McGoogan, 2020). Gagal napas yaitu suatu kondisi akibat tidak adekuatnya sistem respirasi dalam pertukaran gas. Ventilator adalah alat yang digunakan untuk membantu atau menggantikan sistem respirasi pada pasien kritis yang mengalami kondisi gagal napas. (Fisher &Kacmarek, 2019). Idealnya dalam standar ICU satu bed tidur diruang ICU butuh satu ventilator dan minimal memiliki stok 10% dari keseluruhan ventilator di RS, sedangkan di IGD ventilator emergency diperlukan untuk resusitasi dan emergency transport. Keterbatasan ventilator di Indonesia baik di IGD maupun ICU dalam kondisi sehari-hari dan ditambah tingginya transmisi COVID 19, menyebabkan meningkatnya kebutuhan ventilator dalam tatalaksana pasien COVID 19 termasuk di Indonesia. Ditambah lagi pada situasi pandemi Covid 19 ini harus dibedakan penggunaan ventilator untuk pasien covid dan non covid yang mengakibatkan kebutuhan ventilator semakin meningkat. Ketergantungan pengadaan ventilator di Indonesia yang mengandalkan impor alat dari luar negeri, di mana kebutuhan global terhadap ventilator juga tinggi, menyebabkan kebutuhan ventilator secara mendesak harus disediakan.

Untuk memenuhi kebutuhan ventilator di era pandemi COVID 19 ini tim Pengembang Ventilator Jogjakarta, kolaborasi industri dengan akademisi/klinisi (Universitas Gadjah Mada, RSUP dr Sardjito, PT Swayasa Prakarsa, PT YPTI, Stechog Robotika Indonesia, dan Rajawali 3 D,) berinisiatif untuk memproduksi ventilator untuk memenuhi kebutuhan tatalaksana gagal napas akibat COVID 19. Ventilator dengan kode V-01 (ventilator ICU) dan kode R03 (ventilator emergency) diharapkan dapat memenuhi kebutuhan ventilator yang aman dan dapat diproduksi secara cepat saat terjadi kebutuhan yang mendesak akibat pandemic COVID 19 ini.

II. PROFIL ALAT VENINDO R-03 DAN V-01 Perwujudan kedua ventilator, baik R03 maupun V01 dapat terlaksana berkat kolaborasi antara UGM, baik Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan maupun Fakultas Teknik, RSUP dr Sardjito, beserta industri dan startup company di Indonesia yaitu PT YPTI, PT Stechoq Robotika Indonesia, PT Swayasa Prakarsa, dan CV Rajawali 3D, dimana kolaborasi ini kami sebut sebagai Tim Ventilator Jogja. Perancangan dan pembuatan adalah semua tantangan multidisiplin dan multisektoral. Awal pengembangan berkoordinasi dengan tim dokter Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif FKKMK UGM dan RSUP dr Sardjito, informasi dan arahan terkait user requirements, kebutuhan medis dan pengalaman operasi ventilator digunakan sebagai benchmark arah desain. Desain dan manufaktur kemudian dilakukan oleh tim teknis yang terdiri dari PT Stechoq, FT UGM, PT YPTI dan CV Rajawali 3D. Tim dokter juga merancang dan mengajukan protokol uji klinis untuk kedua ventilator kepada Kementerian Kesehatan. Dalam proses pengembangan, progress desain senantiasa direview dan dikoreksi bersama oleh tim dokter dan tim teknis. Sedangkan untuk proses perizinan, interaksi dengan pemerintah dan regulator dilakukan oleh PT Swayasa Prakarsa. PT Swayasa dan PT YPTI juga akan melakukan mass production setelah izin edar diperoleh. Pembiayaan saat ini didukung oleh Kementerian Perindustrian, Kementerian Ristek/BRIN dan UGM. Ventilator VENINDO V01 merupakan ventilator ICU pertama di Indonesia karya anak bangsa. Ventilator VENINDO V01 dibangun menggunakan komponen-komponen yang memenuhi standard medis. Dalam mendesain skema kerja ventilator VENINDO V01 ini mengacu pada standard ISO. Ketahanan alat dari VENINDO V01 kami sesuaikan dengan kondisi di ICU. Ventilator VENINDO R03 merupakan ventilator emergency berbasis Valve Bag. Karena fungsi ventilasi membutuhkan mode-mode yang dapat memberikan nafas yang dapat sinkron dengan pernafasan pasien, maka R03 dirancang untuk dapat respon terhadap inspirasi pasien. Ini dilakukan via pressure trigger yang menggunakan perubahan tekanan akibat inspirasi spontan oleh pasien. Dengan demikian, R03 mampu beroperasi pada mode-mode patient trigger seperti SIMV. Kedua ventilator ini, baik Venindo V01 maupun R03 telah lolos uji standard ventilator dan uji durability oleh BPFK KEMENKES.

 

Video

Materi

MAKALAH_IHIA_VENINDO_2020.pdf
Laporan_Hasil_Uji_Ventilator_ICU_VENINDO_V-01_(1).pdf
Laporan_Hasil_Uji_Prototype_Resuscitator_VENINDO_R-03_(1).pdf

Comment

Leave a comment