• dr. Bowo Adiyanto, Sp.An, M.Sc
  • Tanggal Diubah : 30 September 2020
    Status Registrasi : Belum Registrasi

Aplikasi digital berbasis android untuk mendukung implementasi Early Warning & Code Blue System Rumah sakit

Deskripsi

A. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN 
Patient safety hingga saat ini masih menjadi masalah pada pelayanan kesehatan, bahkan sejak berkembangnya perhatian dan usaha peningkatan patient safety sejak laporan Institute of Practice (IOM) pada tahun 1999 ”to Err is Human” di mana diperkirakan lebih dari 98.000 kematian pasien pertahun di Amerika Serikat diakibatkan karena medical error (Kohn, et al, 1999). Data yang lebih terbaru tahun 2013 di Amerika Serikat memperkirakan 564.000 pasien mengalami efek yang tidak diinginkan (1.5% dari seluruh pasien yang dirawat) per tahun, dengan 210.000-400.000 berkontribusi terhadap kematian (James, 2013). Angka kematian karena medical error ini melebihi angka kematian karena kanker payudara, AIDS dan kecelakaan lalu lintas. Meskipun data konkritnya belum pernah secara komprehensif dikemukakan masalah medical error dan efek yang tidak diinginkan (adverse event) di negara yang berkembang termasuk di indonesia juga sangat besar. Tidak optimalnya infrastruktur dan fasilitas, keterbatasan obat, kinerja yang tidak optimal dari petugas pelayanan kesehatan akibat lemahnya sistem penggajian dan motivasi kerja sebenarnya menjadi indikator untuk menunjukkan besarnya potensi medical error yang ada (Departemen Kesehatan, 2008). 
Analisis kematian dari database nasional menyimpulkan bahwa medical error yang paling sering terjadi adalah kegagalan dalam mengenali kegawatan secara dini di bangsal perawatan dan kegagalan dalam merespon terhadap penurunan kondisi pasien secara adekuat. Suboptimal terapi yang dilakukan di bangsal perawatan sebelum transfer ke ICU dikaitkan dengan outcome yang buruk. Pasien yang kemudian dirawat di ICU secara umum menunjukkan bahwa telah terjadi instabilitas fisiologi dalam 72 jam. Lebih lanjut dalam suatu review terhadap 1000 kematian di 10 rumah sakit, menyimpulkan bahwa 52 kematian diperkirakan mempunyai kesempatan 50% atau lebih untuk dapat dicegah. 
Mengingat pentingnya mengenali kegawatan secara dini telah dikembangkan sistem deteksi dini (Early Warning System) dan resusitasi yang optimal (aktivasi code blue) yang terintegrasi dalam rantai keselamatan pasien “Chain of survival”. Sebagai standar akreditasi rumah sakit, sesuai dengan Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit Edisi 1 tahun 2018 (standar PAP 3.1 dan 3.2), Early warning (dengan sistem skoring) dan Code blue system harus diterapkan secara optimal di rumah sakit. Rata-rata publikasi penelitian tentang sistem EWS dan Code blue yang adekuat telah dilaporkan telah menurunkan 17-65% angka kejadian henti jantung di rumah sakit. Keuntungan lain yang telah didokumentasikan meliputi: 
 Penurunan angka transfer emergency yang tidak direncanakan ke ICU 
 Penurunan ICU dan total lama perawatan di rumah sakit 
 Penurunan angka mortalitas dan morbiditas post operatif di rumah sakit 
 Meningkatkan angka harapan hidup paska henti jantung di rumah sakit 
Keterbatasan informasi menyebabkan banyak rumah sakit yang kesulitan dalam mengimplementasikan sistem EWS - code blue ini secara optimal. RSUP dr Sardjito telah mendesain, mengembangkan dan mengimplementasikan sistem ini sejak tahun 2017, dan berharap pengalaman dalam menjalankan sistem ini dapat dikembangkan ke rumah sakit-rumah sakit lain di seluruh Indonesia.

Mengingat pentingnya sistem ini dan banyaknya ketidakpahaman rumah sakit dalam implementasi Early Warning dan Code Blue Sistem, maka Departemen Anestesiologi RSUP dr Sardjito-FK UGM-Perdatin Yogyakarta dengan kemajuan teknologi digital, telah mendesain aplikasi berbasis android, untuk mendukung efektifitas dan efisiensi implementasi Early Warning & Code Blue System Rumah sakit. Aplikasi ini dibuat dalam rangka agar lebih banyak rumah sakit yang terpapar dan dapat mengimplementasiken sistem EWS dan Code Blue secara optimal, sehingga dapat meningkatkan keselamatan pasien.

Dalam code blue system, pasien kritis memerlukan tatalaksana yang optimal baik tatalaksana awal oleh tim primer maupun tatalaksana lanjutan oleh tim sekunder (TME: Tim medis emergency). Ingatan jangka pendek manusia memiliki kemampuan terbatas untuk menerima informasi yang kompleks selama pengambilan keputusan. Keterbatasan otak manusia ini sangat kontras dengan ratusan variabel yang ditemui oleh klinisi di rumah sakit dan meningkatnya jumlah pengetahuan dan informasi medis (Berkenstadt et al, 2006). Telah berkembang suatu alat bantu kognitif (cognitive aid) yang berfungsi untuk memandu klinisi saat sedang melakukan diagnosis dan terapi dengan tujuan mengurangi kesalahan dan kelalaian, memastikan semua tugas telah dilakukan, dan meningkatkan kelancaran kinerja. Suatu bantuan kognitif secara teoritis akan memandu dokter melalui serangkaian langkah-langkah kompleks dan mencegah mereka menghilangkan tindakan esensial. Ini juga akan memastikan bahwa urutan langkah dan pilihan yang paling efektif untuk situasi dapat dilakukan. (Marshall, 2014).

Dalam aplikasi ini juga dapat diakses bedside protocol penatalaksanaan pasien kritis, yang merupakan panduan cepat resusitasi (COGNITIVE AID) yang dapat diakses dengan mudah dan cepat untuk mendapatkan informasi/terapi pada pasien kritis sehingga dapat memastikan bahwa pasien mendapatkan terapi sesuai dengan prosedur yang standar.

B. TUJUAN PEMBUATAN PRODUK INOVASI 
 Meningkatkan efektifitas dan efisiensi sosialisasi desain Early Warning dan Code Blue System di seluruh rumah sakit di Indonesia

Meningkatkan kemampuan rumah sakit dalam mengimplementasikan desain Early Warning dan Code Blue System di Rumah sakit. 
 Meningkatkan kemampuan petugas dalam melaksanakan Early Warning Scoring sistem secara konsisten 
 Memberikan referensi yang berkualitas tentang protokol penatalaksanaan pasien kritis di rumah sakit 
 Meningkatkan implementasi protocol/PPK (panduan praktek klinis) tatalaksana pasien kritis di rumah sakit

C. INOVASI DESAIN APLIKASI MOBILE PHONE BERBASIS ANDROID EWS DAN CODE BLUE SYSTEM 
Secara umum inovasi yang diterapkan pada aplikasi berbasis android EWS dan Code Blue SIstem ini adalah: 
1. Originalitas dan kebaruan 
Produk inovasi aplikasi digital berbasis android ini murni dikembangkan Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif FKKMK UGM-RSUP Dr Sardjito dan Perdatin (Perhimpunan dokter Anestesiologi) cabang Yogyakarta. Adanya kemajuan ilmu dan teknologi informasi, membuat kami harus berinovasi, sehingga ide-ide kami dan referensi yang akurat tentang peningkatan keselamatan pasien (termasuk sistem EWS dan Code blue) dapat diakses dengan mudah, murah kepada siapa saja untuk dapat diimplementasikan di rumah sakit masing-masing. Sepemahaman kami, kami belum menemukan produk inovasi yang serupa di Indonesia maupun di negara lain.

2. Memiliki manfaat di bagi dunia kesehatan di Indonesia 
Mengingat pentingnya manfaat sistem EWS dan Code Blue yang ideal, untuk keselamatan pasien, dan banyaknya rumah sakit yang kesulitan dalam memahami dan mengimplementasikan sistem ini. Maka Departemen Anestesiologi FKKMK UGM-RSUP dr Sardjito yang telah mengimplementasikan dan mengembangkan sistem ini sejak tahun 2017, mencoba untuk sharing sistem ini ke rumah sakit-rumah sakit di Indonesia yang membutuhkan. Adanya kemajuan ilmu dan teknologi informasi, melalui aplikasi berbasis mobile phone (android) ini, kami menilai bahwa informasi kami ini akan mudah untuk diakses siapa saja, untuk kemudian dapat diimplementasikan. Aplikasi ini menjadi bagian program sharing kami tentang sistem EWS dan code blue ke rumah sakit-rumah sakit di seluruh indonesia.

3. Tingkat Keamanan 
Produk inovasi mobile phone berbasis android ini menurut kami mempunyai sistem keamanan yang baik dari gangguan (Cyber Security). 
4. Fabrikasi 
Produk ini sangat realistis untuk diproduksi, baik dari segi teknis, ketersediaan komponen dan tenaga ahli. Secara keseluruhan hal yang menyita waktu dan tenaga adalah pembuatan konten aplikasi (Isi ilmiah dari aplikasi). Sedangkan secara teknis pembuatan aplikasi ini memerlukan biaya yang sangat murah. Per aplikasi kami hanya memerlukan biaya Rp 3.5 juta. Artinya dengan pembiayaan yang sangat murah, tetapi Aplikasi ini akan dengan sangat mudah di akses oleh seluruh orang/tenaga medis yang memerlukan. Dengan platform ini, telah kami telah mengembangkan ide-ide, kontent atau keilmuan lain, seperti aplikasi program pelatihan RSUP Dr Sardjito, Aplikasi Manajemen Komplikasi Anestesia, Aplikasi program pelatihan Perdatin Yogyakarta, Aplikasi ALTEM (Acute Life Threatening Events Management). Ide ini mungkin dapat dikembangkan oleh disiplin ilmu yang lain sehingga dapat menambah manfaat bagi banyak orang. 
5. Mudah digunakan/ease to use 
Aplikasi ini memiliki banyak kelebihan dalam kemudahan, meliputi: 
 Kemudahan dalam mengunduh/download aplikasi. Aplikasi gratis/tidak berbayar dan dapat didownload di Google play secara cepat karena data yang harus didownload hanya sekitar 3 Mb saja.

Kemudahan dalam sharing kepada orang lain: Aplikasi dapat dengan mudah di share kepada orang lain, melalui jejaring sosial seperti Whatsapp atau yang lain. Lebih efektif dan efisien, tidak harus mencetak dalam bentuk buku/kertas yang membutuhkan biaya yang banyak 
 Kemudahan dalam mengakses informasi, dikarenakan aplikasi android dalam mobile phone lebih praktis dan selalu di bawa dan tidak merepotkan, sehingga dapat diakses kapan saja dan di mana saja 
 Kemudahan dalam teknis pengisian EWS : Adanya menu utama EWS (klik start) berupa aplikasi EWS yang berisi parameter klinis pasien dewasa, anak dan obstetri yang dapat diisi sesuai parameter klinis dan dilihat respon apa yang harus dilakukan 
Kemudahan dalam mengakses informasi secara komprehensi : Aplikasi tidak hanya memberikan informasi mengenai Sistem EWS yang optimal, tetapi juga dapat diakses: 
 Aplikasi terhubung dengan video edukasi EWS dan Code Blue, yang didesain secara khusus untuk dapat menampilkan sistem secara lebih nyata, sehingga memudahkan orang untuk memahami sistemnya.

 Aplikasi dapat mengakses buku saku, yang merupakan panduan pelaksanaan EWS dan Code blue yang disusun dalam rangka memudahkan petugas kesehatan dalam memahami sistem.

 Aplikasi terhubung dengan protokol resusitasi yang sangat diperlukan tim resusitasi saat menghadapi pasien kritis, termasuk mengakses manajemen pasien kritis berbasis tanda dan gejala kegawatan yang mengancam jiwa, terapi spesifik sesuai penyebabnya dan indikasi obat emergency serta dosisnya 
 Aplikasi terhubung dengan jadwal pelatihan, yang mungkin diperlukan oleh rumah sakit apabila menginginkan mendalami secara lebih konsep sistem EWS & Code Blue sehingga bisa diimplementasikan di rumah sakit 
6. Mudah dalam pemeliharaan 
Aplikasi mobile phone berbasis android ini sangat mudah pemeliharaannya, karena praktis tidak ada unsur-unsur yang mempersulit dalam pemeliharaannya. Sekali di Apply di Google play maka aplikasi ini dapat digunakan seterusnya tanpa ada tambahan pembiayaan. 
7. Hasil penggunaan ICT kesehatan 
Aplikasi mobile phone berbasis android ini telah banyak digunakan dan telah didownload ribuan. Dan aplikasi ini menjadi bagian inovasi dari program sharing yang telah dilakukan lebih dari 100 rumah sakit di Indonesia. Kemudahan download dan share memungkinkan informasi dari aplikasi ini dapat menyebar lebih cepat lagi, sehingga kami berharap bahwa sistem yang kami kembangkan dapat digunakan di seluruh rumah sakit di Indonesia. Aplikasi kami juga menjadi bagian inovasi dari pelatihan ALTEM (Acute Life Threatening Events) pelatihan emergency untuk tim medis emergency dalam sistem EWS dan Code Blue rumah sakit. Pelatihan ini telah menjadi program dan kurikulum bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran UGM.

8. Berkelanjutan 
Aplikasi mobile phone berbasis android ini memberikan jaminan bahwa inovasi dapat terus digunakan untuk jangka panjang. Dapat di share ke pihak-pihak medis yang terkait dengan pengembangan sistem EWS dan Code Blue rumah sakit secara free. Sehingga akan lebih banyak rumah sakit yang mengimplementasikan sistem ini secara optimal. Adanya informasi terbaru atau update keilmuan terkini, dapat di update/revisi oleh Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif FKKMK UGM-RSUP Dr Sardjito-Perdatin Yogyakarta, mengingat server kontent posisi ada di kami. Sehingga apabila ada update keilmuan maka isi/kontent aplikasi dapat langsung direvisi untuk bisa memberikan informasi dan data yang akurat dan terkini. 
9. Nilai Investasi 
Aplikasi mobile phone berbasis android memberikan tingkat efisiensi biaya produksi dibandingkan dengan metode konvensional. Dengan biaya yang cukup murah yaitu 3.5 juta per aplikasi, maka alat ini mempunyai nilai penyebaran yang tidak terbatas, dikarenakan dapat didownload secara free untuk semua orang. Informasi secara konvensional dengan buku/kertas akan menyebabkan keterbatasan dalam penyebarannya dan memerlukan biaya yang lebih tinggi untuk keperluan cetak, ongkos kirim dan lain-lain. +

C. KELEMAHAN PRODUK 
Untuk bisa mengakses informasi/membuka aplikasi memerlukan koneksi internet, sehingga untuk area-area dengan sinyal yang tidak adekuat atau mungkin tidak memiliki kuota internet maka tidak dapat mengakses aplikasi ini. 
Secara umum untuk kontent ilmiah dalam aplikasi perlu untuk dilakukan evaluasi secara kontinyu dan jika perlu dilakukan update sesuai dengan perkembangan keilmuan terkini.

KESIMPULAN 
Early warning dan code blue sangat penting untuk dapat diimplementasikan secara optimal di rumah sakit. Keterbatasan informasi dan sulitnya menerjemahkan referensi untuk dapat diimplementasikan dalam pelayanan di rumah sakit, mendorong Departemen Anestesiologi RSUP Dr Sardjito-FK UGM/Perdatin Yogyakarta, untuk mendesain sistem yang sistematis, simpel dan mudah diimplementasikan sesuai dengan kondisi rumah sakit di Indonesia. Dalam rangka menyebarkan informasi mengenai sistem ini, salah satu inovasi yang dilakukan dengan mendesain aplikasi EWS dan Code Blue berbasis android. Dengan teknologi digital ini diharapkan sosialisasi dapat lebih cepat dan lebih luas, sehingga dapat bermanfaat untuk meningkatkan keselamatan pasien.

Video

Materi

APLIKASI_EWS-IHIA_AWARD_2020.pdf

Comment

Leave a comment