• kartika elida, SST, M.Keb
  • Tanggal Diubah : 28 Agustus 2021
    Status Registrasi : Belum Registrasi

POSREM BAPERS (Posyandu Remaja Binaan Asuhan Kelompok Edukasi Remaja Sehat)

Deskripsi

 

Kelurahan Pasie Nan Tigo merupakan wilayah kerja Puskesmas Lubuk Buaya, terletak di pesisir pantai dengan jumlah remaja yang cukup tinggi. Pada tahun 2018, ada 7 kasus kehamilan remaja di Kelurahan tersebut. Masih banyaknya kehamilan usia remaja mengindikasikan bahwa Pendidikan kesehatan khususnya kesehatan reproduksi bagi remaja harus terus digiatkan. Mengingat panjangnya range usia remaja (10 tahun-18 tahun), maka remaja harus memiliki bekal pengetahuan kesehatan dan tenaga kesehatan memiliki kesempatan terluas untuk merangkul dan membina remaja di wilayah kerjanya. Namun, untuk menyentuh ranah remaja, diperlukan metode yang menyenangkan dan mudah diakses oleh remaja. Selain itu, permasalahan kesehatan remaja  memerlukan penanganan yang komprehensif dan terintegrasi.

Rendahnya kunjungan remaja ke Puskesmas, sebatas kunjungan sakit, menjadi tantangan dalam memberikan edukasi kesehatan yang dibutuhkan remaja. Oleh karena itu, selain layanan klinis medis di dalam gedung Puskesmas, pada akhirnya tetap dibutuhkan upaya memberdayakan masyarakat dalam upaya promotif serta preventif terhadap kesehatan remaja di lingkungannya, seperti kegiatan posyandu remaja. Puskesmas Lubuk Buaya menilai, Inovasi posyandu remaja merupakan salah satu alternatif layanan kesehatan yang representatif untuk remaja. Melalui posyandu remaja, Nakes dapat “jemput bola” dan menjembatani layanan PKPR mencapai sasaran remaja. Melalui inovasi ini pula diupayakan agar pengetahuan remaja tentang kesehatan akan meningkat, mencegah mereka melakukan perilaku beresiko seperti seks pranikah sehingga pada akhirnya berdampak pada penurunan kasus. Pemeriksaan fisik secara berkala akan membantu mendeteksi dini status gizi remaja, apakah anemia, KEK, dan memungkinkan ditemukannya berbagai masalah kesehatan lainnya sehingga dapat ditatalaksana lebih awal.

Pada Desember 2018, hasil sosialiasi dan koordinasi pihak Puskesmas dengan lurah dan didukung LSM GNI (Gugah Nurani Indonesia), serta masyarakat setempat, lahirlah inovasi Puskesmas Lubuk Buaya, bernama Posyandu Remaja BAPERS (Binaan Asuhan Kelompok Edukasi Remaja Sehat) yang merupakan posyandu remaja pertama di Kota Padang.

A.     Rancang Bangun dan Pokok Perubahan Yang Dilakukan

Di tahap awal, kegiatan difokuskan pada sekelompok remaja berjumlah 35 orang bekerjasama dengan LSM GNI di wilayah kelurahan Pasie Nan Tigo dengan goal agar kelompok remaja tersebut terhindar dari perilaku beresiko, seperti seks pra nikah yang dapat berujung pada peningkatan kehamilan usia remaja. Kehamilan usia remaja di Pasie nan tigo terbilang cukup banyak, yakni 7 kasus pada 2018 dan menurun menjadi 6 kasus pada tahun 2019. Selain pemeriksaan fisik, Pendidikan kesehatan juga menjadi upaya prioritas untuk meningkatkan pengetahuan remaja tentang kesehatan. Output yang dituju adalah peningkatan pengetahuan remaja dengan melihat statistik hasil pre dan post test. Peningkatan pengetahuan diharapkan dapat menjadi dasar untuk perubahan perilaku.

Puskesmas melaksanakan kegiatan sesuai prinsip posyandu lima meja. Remaja yang hadir akan melalui meja pendaftaran, mengisi daftar hadir, diukur TB, BB, TD, lingkar lengan bagi remaja perempuan dan diperiksa tanda gejala anemia. Setelah seluruh remaja mendapatkan layanan tersebut dan hasil pemeriksaan tercatat dalam register, remaja mendapatkan Pendidikan kesehatan dengan tema yang beragam dari Nakes Puskesmas Lubuk Buaya dengan menggunakan media power point maupun FGD (focus group discussion). Kegiatan dilanjutkan dengan diskusi dan konsultasi kesehatan bagi remaja yang membutuhkan. Hasil pemeriksaan fisik akan dianalisa dan permasalahan kesehatan yang ditemukan seperti anemia,  KEK, dsb akan dirujuk ke poli remaja (PKPR) Puskesmas. LSM GNI berperan dalam penyediaan sarana prasarana berikut kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler yang bermanfaat bagi remaja.  Remaja yang rumahnya jauh dari lokasi Posrem akan dijemput menggunakan kendaraan GNI.

Di tahun ke-2 dan seterusnya, dimulai kegiatan pengisian pre dan post test untuk evaluasi efektifitas Pendidikan kesehatan yang telah diberikan   (terlampir). Pada kelanjutannya, Puskesmas berupaya mencapai lebih banyak remaja yang terlibat dalam Posyandu remaja dengan mengajak remaja masjid dan remaja yang tergabung dalam forum anak ARKA binaan LSM GNI. Di masa pandemic, petugas berupaya memastikan pelaksanaan Posrem menerapkan protocol kesehatan bagi seluruh peserta hingga saat ini. Pelaksanaan kegiatan mulai divariasikan dengan pertemuan virtual zoom meeting mengingat status kota Padang pada masa pandemi covid-19 pada PPKM Level IV sehingga kegiatan berkumpul diminimalisir.

Posyandu Remaja “BAPERS” yang telah terlaksana selama tiga tahun terakhir di kelurahan tersebut hanya terdiri dari 1 pos dan dilakukan dengan frekuensi 1x sebulan pada sore hari di luar jam sekolah. Penginformasian kegiatan dilakukan oleh kader kesehatan sebanyak 4 orang, melalui pengumuman menggunakan TOA Masjid oleh Ibu Ketua RT 12 dan melalui Grup WA Posrem BAPERS. Apabila dibandingkan dengan jumlah seluruh remaja di kelurahan Pasie Nan Tigo maka output yang dicapai Posyandu remaja dari sekitar 35 orang peserta tentu tidak bisa digeneralisasikan pada seluruh populasi remaja di Kelurahan Pasie Nan Tigo dan tidak dapat dikatakan bahwa penurunan kehamilan usia remaja dari tahun 2019 ke tahun 2020 merupakan bentuk impact dari kegiatan Posyandu Remaja BAPERS. Namun demikian, dalam skala yang lebih kecil, kegiatan Posrem setidaknya berhasil mencegah remaja yang mengakses kegiatan agar tidak mengalami kehamilan usia remaja. Oleh karena itu, kegiatan ini tetap dilaksanakan dengan upaya menggandeng remaja forum anak dan remaja masjid untuk ikut menghadiri setiap bulan sehingga kehadiran meningkat dan remaja yang terpapar informasi kesehatan semakin banyak.

B.     Tujuan Inovasi

Tujuan Umum

Mendekatkan akses layanan kesehatan dan menurunkan jumlah kehamilan usia remaja di Kelurahan Pasie Nan Tigo

Tujuan Khusus

1.     Meningkatkan pengetahuan remaja tentang keterampilan hidup sehat, kesehatan reproduksi remaja, gizi remaja, penyalahgunaan narkotika, penyakit menular dan tidak menular

2.     Melakukan deteksi dini dan rujukan untuk tatalaksana masalah kesehatan remaja seperti, anemia, KEK, dan masalah kesehatan reproduksi

3.     Melakukan tatalaksana awal dan berkelanjutan dari masalah kesehatan remaja yang ditemukan.

 

C.     Manfaat Yang Diperoleh

1.    Manfaat Bagi Remaja

-          Memperoleh pengetahuan  dan informasi kesehatan secara rutin

-          Mendapatkan pemeriksaan kesehatan secara rutin

-          Mempersiapkan remaja untuk memiliki keterampilan hidup sehat

-          Aktualisasi diri dalam kegiatan peningkatan derajat kesehatan remaja di wilayahnya

2.    Manfaat Bagi Keluarga Remaja dan masyarakat

-          Pertumbuhan dan kondisi kesehatan anak terpantau setiap bulan

-          Membantu keluarga dan masyarakat membentuk anak yang mampu berperilaku bersih dan sehat dan keterampilan social yang sehat

3.    Manfaat Bagi Petugas Kesehatan

-          Mendekatkan akses layanan kesehatan bagi remaja

-          Membantu remaja dalam memecahkan masalah kesehatan sesuai dengan kebutuhan

D.     Kontribusi terhadap capaian SDG’s

Upaya pemeliharaan kesehatan remaja bertujuan untuk mempersiapkan remaja menjadi orang dewasa sehat dan produktif, baik sosial maupun ekonomi, termasuk juga agar remaja terbebas dari berbagai gangguan kesehatan yang dapat menghambat kemampuan menjalani kehidupan reproduksi secara sehat. Mengingat proporsi remaja yang cukup besar, upaya pemeliharaan kesehatan mereka menjadi hal yang sangat penting sehingga di masa depan, negara memiliki generasi penerus yang mumpuni.  Kehamilan di usia remaja akan menghambat remaja untuk mengembangkan potensi diri secara maksimal di masa depannya, baik bagi remaja laki-laki maupun perempuan. Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan yang paling dekat dengan masyarakat harus mengambil peran dan turut agresif dalam menyelamatkan generasi ini.

Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dengan menurunnya kehamilan usia remaja sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan yang disahkan melalui Peraturan presiden No. 59 Tahun 2017 pada tujuan ke-3 yakni “Menjamin kehidupan yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan seluruh penduduk semua usia” pada sasaran global ke-7 dimana Pada tahun 2030, menjamin akses universal terhadap layanan kesehatan seksual dan reproduksi, termasuk keluarga berencana, informasi dan pendidikan, dan integrasi kesehatan reproduksi ke dalam strategi dan program nasional. Sasaran pada RPJMN tahun 2015-2019 adalah Menurunnya angka kelahiran pada remaja usia 15-19 tahun (age specific fertility rate/ASFR) pada tahun 2019 menjadi 38 (2012-2013: 48).

 

E.  Regulasi / Kebijakan

Inovasi Posyandu Remaja BAPERS saat ini memasuki tahun ke-3 pelaksanaan. Berbagai hal dipersiapkan untuk keberlanjutan inovasi, diantaranya regulasi seperti Peraturan Walikota Padang No.39 Tahun 2019 tentang Tatacara pelaksanaan Inovasi Daerah, khususnya dalam pelayanan public, SK Kepala Puskesmas Lubuk Buaya Nomor 5e Tahun 2019 tentang pelaksanaan inovasi daerah, SK Lurah Pasie Nan Tigo No.13 Tahun 2019 tentang pembentukan posyandu remaja di kelurahan Pasie Nan tigo, Struktur organisasi, SOP pelaksanaan Posyandu remaja dan ancang jadwal kegiatan untuk satu tahun.

 

F.     Stakeholder

Posyandu remaja BAPERS terlaksana dengan dukungan izin tertulis yang dikeluarkan oleh Lurah Pasie Nan Tigo berupa SK Lurah setelah dilaksanakannya sosialiasi pada akhir tahun 2018. Dukungan Lintas sector terkait seperti LSM Gugah Nurani Indonesia terus berlanjut utamanya dalam akomodasi kegiatan, LSM Palito Pasie nan Tigo terlibat aktif sekaligus sebagai kader posrem berikut dukungan ketua RW 12 yang ikut hadir menghimbau remaja dan mengikuti pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan di wilayahnya.  Selain itu, instansi Pendidikan turut berkontribusi dalam upaya kesehatan remaja seperti sosialiasi aplikasi PAJAR (Pengasuhan anak jelang remaja) oleh mahasiswa doctoral FKM UNAND bagi pemegang program remaja, KIA dan Promkes puskesmas. Aplikasi ini memungkinkan petugas untuk menjaring permasalahan remaja melalui kuisioner yang ditujukan bagi orangtua remaja dan remaja itu sendiri.

Kegiatan inovasi ini juga terintegrasi lintas program sehingga program yang berhubungan dengan remaja dapat terlibat, seperti program surveillance puskesmas Lubuk Buaya melakukan penyuluhan dan swab pada remaja peserta Posrem sebagai bentuk preventif dari covid-19. . Inovator mengupayakan agar posrem dapat menjadi salah satu prioritas Kecamatan Koto Tangah dengan melakukan advokasi kepada pemerintah daerah setempat untuk pengembangan variasi kegiatan remaja dalam posrem, (kegiatan ekstrakurikuler) yang diminati dan mewadahi potensi remaja seperti kelas bahasa inggris, senam Bersama, lomba mengaji, dsb. Dukungan LSM GNI dikuatkan dengan MOU Pihak Puskesmas Lubuk Buaya dengan LSM tersebut. Posrem BAPERS memiliki WA Grup sebagai sarana keep contact dengan remaja.

 

G.    Dukungan Anggaran

Untuk dukungan anggaran, pelaksanaan Posrem dicantumkan dalam Plan of Action (POA) tahunan Puskesmas sehingga kegiatan akan terus berkelanjutan sebagai kegiatan luar gedung rutin yang didanai BOK berupa biaya transport petugas. Tidak ada dana khusus untuk pelaksanaan kegiatan.

 

H.    Inovatif (Kebaruan, nilai tambah, atau keunikan)

Posyandu remaja pada dasarnya mengadaptasi dari suksesnya pelaksanaan posyandu balita dalam memantau tumbuh kembang dan kesehatan balita. Inovasi ini merupakan posyandu remaja pertama di Kota Padang. Kegiatan ini dapat mendekatkan remaja untuk mengakses layanan kesehatan dan memancing keterlibatan aktif remaja sehingga memiliki wadah baru untuk berinteraksi satu sama lain. Dukungan GNI, remaja yang masih jauh dilokasi Posrem difasilitasi dengan antar jemput.

Pendidikan kesehatan dan pemeriksaan fisik di Posrem biasanya lebih santai dan tidak kaku. Remaja dapat merasa lebih nyaman dengan nakes dan lebih terbuka mengutarakan permasalahan kesehatan yang dihadapi. Konsultasi dapat dilanjutkan melalui WA Grup BAPERS maupun Wa-pribadi dengan nakes.

 

I.       Transferabilitas

Posyandu remaja BAPERS memiliki potensi besar untuk direplikasi di kelurahan lain di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Buaya maupun di wilayah kerja Puskesmas Lain. Remaja merupakan porsi penduduk yang cukup banyak sehingga memastikan remaja di setiap wilayah dapat melalui rentang usia yang cukup Panjang ini dari (10-18 tahun) dengan baik tentunya memerlukan pendekatan yang serupa. Kegiatan yang tidak terlalu rumit dan pelaksanaannya yang dapat dikembangkan sesuai dengan kondisi remaja setempat merupakan salah satu factor pendukung Posyandu remaja seharusnya juga dapat terlaksana di wilayah lain.

Video

Materi

LAPORAN_PELAKSANAAN_INOVASI_DAERAH_-_Copy.pdf

Comment

Leave a comment