• dr. Agus Harianto, SpB
  • Tanggal Diubah : 31 Agustus 2021
    Status Registrasi : Sudah Registrasi

RUMAH SAKIT TERAPUNG KSATRIA AIRLANGGA SEBAGAI SOLUSI MASALAH KESEHATAN DI DAERAH TERISOLIR

Deskripsi

Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia, dimana dua per tiga wilayahnya merupakan wilayah lautan. Jumlah pulau di Indonesia menurut data Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia tahun 2004 adalah sebanyak 17.504 buah. Beberapa wilayah kepulauan terutama wilayah terpencil kurang mendapatkan pelayanan kesehatan karena pendistribusian tenaga kesehatan yang tidak merata dan sulitnya akses menuju wilayah tersebut. Kebutuhan akan pelayanan kesehatan primer bagi masyarakat di pulau terpencil memang sebagian besar sudah terlayani oleh puskesmas. Namun manakala masyarakat membutuhkan pelayanan kesehatan dokter spesialis atau pasien harus dirujuk ke rumah sakit, maka ini akan menjadi masalah yang rumit, bagi pasien dan keluarganya karena harus menyiapkan sejumlah dana. Berat bagi petugas puskesmas terutama dokter umum karena tidak memiliki kompetensi untuk melakukan tindakan tertentu. Rumit juga bagi tim puskesmas karena fasilitas puskesmas tidak didesain untuk bisa melakukan tindakan operasi. Masalah ini bisa semakin rumit manakala laut sedang bergelora dan tidak mungkin melakukan pelayaran di lautan bebas. Hal ini bisa menjadi buah simalakama, meninggal di rumah atau meninggal di laut. Kalau tidak dirujuk ke rumah sakit pasien bisa meninggal. Tetapi kalau memaksakan mengambil risiko berlayar, kemungkinan satu keluarga akan meninggal.

Oleh karena itu inovasi berupa Rumah Sakit Terapung dengan nama “Ksatria Airlangga” dihadirkan sebagai solusi dalam permasalahan kesehatan di kepulauan terutama daerah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal)/ daerah terisolir. Kapal kayu model Phinisi dengan panjang 27 meter dan lebar 7 meter. Kapal tersebut dilengkapi dengan ruangan operasi dan segala fasilitas kesehatan yang memadai siap mendatangi daerah yang selama ini sulit dijangkau oleh pelayanan kesehatan. Dipilih model kapal phinisi karena kapal warisan nenek moyang kita khususnya suku Bugis ini, terbukti ketangguhannya melayari seluruh nusantara. Sehingga dinilai cukup aman untuk menjangkau seluruh wilayah kepulauan di Indonesia. Dengan ukuran yang tidak terlalu besar, kapal ini bisa masuk ke perairan yang relatif dangkal. Selain itu biaya operasional dan pemeliharaan juga efisien. Berharap melalui Rumah Sakit Terapung ini menjadi salah satu alternatif solusi dalam permasalahan kesehatan di daerah terpencil dan permasalahan anak bangsa yang tertinggal dalam mencapai “Health for all”. 

Menjangkau yang tidak terjangkau (reaching out the out of reached) adalah misi yang tidak mudah, tetapi tetap harus ada yang melakukannya. Demi mewujudkan Indonesia yang adil dan beradab, pelayanan kesehatan di pulau-pulau terpencil harus diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. RSTKA siap memberikan pelayanan kesehatan sebaik mungkin. Semoga Allah SWT meridhoi, dan kita yakin dan percaya, we will never walk alone.

 

42 pulau di Indonesia telah dikunjungi, 13.987 pasien terlayani meliputi Kesehatan dasar dan spesialistik, 1.552 relawan terlibat daru segala bidang, 2.379 tindakan operasi (operasi bedah umum, bedah plastic, mata, THT, otrhopedic, obgyn). Sebagai bentuk usaha dalam mewujudkan visi Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga (RSTKA) yaitu mewujudkan masyarakat yang sehat dan sejahtera di seluruh Indonesia maka diimplementasikan lah dalam bentuk kegiatan:

1. Pelayanan kesehatan esensial kesehatan umum, kesehatan gigi mulut, speslailistik, tindakan operatif

2. Penelitian Kesehatan di Kepulauan

3. Telemedicine dan Webinar bagi masyarakat

Video

Materi

IHIA_Award_-_Rumah_Sakit_Terapung_Ksatria_Airlangga_Solusi_Masalah_Kesehatan_di_Daerah_Terisolir.pdf
DJI_0239.jpg
WhatsApp_Image_2021-08-31_at_20.38.04.jpeg
WhatsApp_Image_2021-08-31_at_20.38.04_(4).jpeg
WhatsApp_Image_2021-08-31_at_20.38.04_(3).jpeg
WhatsApp_Image_2021-08-31_at_20.38.04_(2).jpeg
IMG_3237.JPG
IMG_3684.JPG
IMG_3737.JPG
IMG_20190806_103648.jpg

Comment

Leave a comment