• Puskesmas Sungailiat
  • Tanggal Diubah : 22 September 2021
    Status Registrasi : Sudah Registrasi

MATRAS TB

Deskripsi

RINGKASAN

 

Pengendalian TBC menjadi komitmen global. Tahun 2020 TBC di Indonesia menempati urutan ke-2 dunia dengan angka kematian 11 orang perjam. Sedangkan untuk TBC di wilayah kerja Puskesmas Sungailiat masih menjadi permasalahan serius yang harus ditangani secara intensif karena memiliki wilayah yang dikategorikan sebagai Kantong TBC, kondisi ini diperparah dengan banyaknya kasus TB-HIV dan TBC-RO. Sayangnya angka penjaringan suspek rendah karena penjaringan pasif dan keengganan masyarakat diperiksa karena stigma buruk dan diskriminasi TBC. Akibatnya resiko penularan tinggi, angka kesembuhan rendah, pengobatan gagal karena kontak positif TBC belum terjaring. Berdasarkan fakta tersebut, TBC tidak mungkin diselesaikan puskesmas sendiri. Keberhasilan pengendalian TBC dicapai jika seluruh jajaran secara proaktif dilibatkan. Berdasarkan konsep tersebut, tercetuslah ide memfasilitasi seluruh keterlibatan elemen terkait mendukung pengendalian TBC melalui inovasi “Matras” TBC.

Inovasi ini mendukung wilayah keluar dari peta kantong TBC secara mandiri. Kader, tokoh agama/masyarakat, jajaran lintas sektor terkait diberdayakan untuk mengenali permasalahan TBC di lingkungan sendiri dan aktif mengakses pelayanan program TBC. Keterlibatan semuanya diharapkan membantu meningkatkan penjaringan Suspek, cakupan penemuan TB positif, angka konversi/kesembuhan, meminimalisir risiko penularan serta mengikis stigma buruk. “Matras” TBC merupakan wadah mendekatkan pelayanan TBC ke masyarakat.

Berkonsep adaptasi, modifikasi, replikasi, inovasi ini memiliki potensi/peluang besar untuk direplikasi karena TBC dapat menyerang semua orang dan ada di berbagai daerah. Replikasi dilakukan dengan memastikan ketersediaan SDM, keuangan dan teknis, komitmen petugas kesehatan, masyarakat, kader dan lintas sektor terkait.

Inovasi “Matras TBC” memiliki potensi keberlanjutan, yaitu:

1.     Aspek sosial

TBC merupakan penyakit menular aktif, akan menciptakan komunitas TBC dan memperbanyak kantong TBC jika tidak dikendalikan.

2.     Aspek Ekonomi

TBC menjadi salah 1 dari 5 pilar prioritas kesehatan.

3.     Aspek Lingkungan

Daerah kantong TBC biasanya  padat penduduk dengan berbagai permasalahan yang harus diperhatikan.

Sejak implementasi awal 2018, “Matras” TBC berperan dalam percepatan pengendalian TBC. Peningkatan signifikan penjaringan suspek, penemuan TBC BTA Positif dan angka kesembuhan menjadi bukti peran “Matras”TBC.  Di era pandemi Covid-19, saat berbagai layanan kesehatan kesulitan dalam penjaringan suspek dan keberhasilan pengobatan, “Matras”TBC telah membuktikan eksistensinya dalam pengendalian TBC.

 

Nama Institusi: Puskesmas Sungailiat

 

Akronim Institusi:

Jenis Institusi: Instansi Pemerintah

Inisiatif Spesifik: Ya

Nama Inisiatif (Akronim Initiatif): “Matras” TBC

Posisi Penanggung Jawab: Kepala Puskesmas

Jabatan Fungsional Penanggung Jawab *: Dokter

Nama Depan Penanggung Jawab *: Rudiyanto

Nama Keluarga Penanggung Jawab:

Jenis Kelamin Penanggung Jawab: Laki-laki

Alamat: Jl. Jenderal Sudirman Cendrawasih II no.1 Sungailiat

Kode Pos: 33210

Kabupaten: Bangka

Negara Bagian/Provinsi: Kepulauan Bangka Belitung

Negara: Indonesia

Telepon/Faks: (0717) 94440

Website Institusi/Proyek (bila ada):

Tanggal implementasi/pelaksanaan inisiatif:     Januari 2018    

E-mail              : pkmsungailiat.bangka@gmail.com

                   Masyarakat Berantas Tuberculosis “Matras”TB

 

A.     TUJUAN

Pengendalian TBC merupakan komitmen global. Tahun 2018 Indonesia menempati urutan ke-3 TBC dunia, 842.000 kasus dengan 300 orang meninggal setiap harinya (Global TB Repot,2018) dan di tahun 2020 Indonesia semakin terpuruk dengan menyumbangkan posisi ke-2 setelah India dengan kasus TBC tertinggi di dunia dengan 845.000 kasus dan 98.000 kematian pertahun setara dengan 11 kematian/jam (Global TB Report, 2020). Fenomena gunung es TBC akan terjadi mengingat 1 positif berpotensi menularkan 10-15 orang disekitarnya. TBC bisa menular ke semua orang khususnya orang yang memiliki  imunitas rendah dan penyakit penyerta seperti lansia, anak, pasien Diabetes, ODHA dan lain-lain. Kondisi ini merupakan pekerjaan rumah yang sulit bagi Indonesia, pengendalian TBC diharapkan bukan hanya PR bagi kesehatan tetapi bagi seluruh lintas sektor, sehingga mampu menuju eliminasi TBC tahun 2030.

Puskesmas Sungailiat menaungi 40.011 Jiwa dengan luas 25 Km2 dan memiliki beberapa wilayah Kantong TBC. Permasalahan TBC di puskesmas semakin berat karena peningkatan kasus TB-HIV dan TBC-RO. Angka penemuan TBC positif tahun 2017 sebanyak 45 kasus dengan 4 kasus TBC-RO, namun penjaringan suspek dibawah target 210 orang(67%). Penyebabnya penjaringan pasif dan keengganan masyarakat diperiksa karena stigma buruk dan diskriminasi TBC. Di era pandemi Covid-19, pengendalian TBC semakin terpuruk karena ketakutan masyarakat mengakses pelayanan kesehatan. Imbasnya resiko penularan tinggi, kegagalan pengobatan dan rendahnya kesembuhan karena kontak positif belum terjaring.

Berdasarkan fakta tersebut, TBC tidak mungkin diselesaikan puskesmas sendiri. Keberhasilan pengendalian TBC tercapai jika seluruh jajaran proaktif dilibatkan. Berdasarkan konsep tersebut, tercetuslah ide memfasilitasi keterlibatan masyarakat, lintas sektor dan pihak terkait mendukung pengendalian TBC melalui inovasi “Matras” TBC. Kader TBC dan tokoh agama/masyarakat merupakan ujung tombak implementasi inovasi terlibat langsung membantu penjaringan Suspek, cakupan penemuan, pengobatan, monitoring, edukasi untuk meminimalisir risiko penularan serta mengikis stigma buruk dan diskriminasi di masyarakat. Jadi “Matras” TBC merupakan wadah mendekatkan pelayanan TBC ke masyarakat.

 

B.   KESELARASAN DENGAN KATEGORI YANG DIPILIH

Matras” TB merupakan inovasi kategori pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan yang membantu pencapaian target SPM. Peningkatan kemandirian masyarakat memegang peranan:

1.     Penjaringan dan pelacakan suspek/kontak sehingga meningkatkan angka penemuan penderita TBC

2.     Pendampingan Minum obat (PMO), pendampingan suspek/penderita dalam pemeriksaan dahak ulang dan pengambilan obat, menemukan dan mengenali gejala efek samping obat bahkan membantu pelacakan penderita TBC Mangkir sehingga berperan membantu konversi /kesembuhan penderita TBC.

3.     Meminimalisir  faktor resiko penularan dengan peningkatan pengetahuan masyarakat dan memberi dukungan moral pada penderita TBC maupun keluarga guna mengikis stigma buruk dan diskriminasi TBC.

Implementasi didukung Kader peduli TBC, tokoh agama/masyarakat serta pemangku kepentingan. Kader bergerak dari rumah ke rumah menjaring suspek/kontak, PMO, KIE, tokoh agama/masyarakat mendukung secara moral dan membantu pelaksanaan sesuai kapasitas dan kemampuannya. Pemangku kepentingan memfasilitasi masyarakat menjalankan inovasi ini. Jadi dalam inovasi ini  masyarakat merupakan target sekaligus pelaku penentu keberhasilannya.

 

C.   SIGNIFIKANSI

“Matras”TB meningkatkan kualitas pelayanan publik bidang kesehatan dengan mendekatkan akses pelayanan TBC yang kurang terjangkau puskesmas akibat keterbatasan jumlah petugas maupun ketidakberhasilan mengedukasi karena keengganan/menjaga jarak terhadap petugas. Kader, tokoh agama/masyarakat sebagai fasilitator mendekatkan/menghilangkan gap tersebut karena mereka bagian masyarakat. Kader Peduli TBC terlatih berkemampuan menjaring suspek dengan mengenali gejala, mendampingi suspek/penderita untuk melakukan pemeriksaan, PMO dan KIE. Tokoh agama/masyarakat mengedukasi sekaligus pemicu masyarakat dan memberikan dukungan moral untuk merubah kengganan masyarakat mengakses pelayanan TBC menjadi kemauan berpartisipasi aktif dalam inovasi ini. Usaha bersama ini akan meningkatkan pengetahuan masyarakat guna mengikis stigma buruk dan diskriminasi TBC yang selama ini sebagai barrier pengendalian TBC.

Sejak inovasi ini diluncurkan terbukti “Matras”TBC  memiliki daya ungkit signifikan dalam program pengendalian  TBC terutama peningkatan jumlah penjaringan suspek/kontak, penemuan penderita TBC positif, peningkatan konversi dan kesembuhan serta yang terpenting membantu penderita dan keluarga mengakses pelayanan TBC sehingga Pelayanan TBC di wilayah kerja puskesmas Sungailiat menjadi memasyarakat. Capaian SPM TBC yang selama ini sulit mencapai target terdongkrak keberhasilannya karena inovasi ini. Saat pandemi Covid-19 ini, upaya pengendalian TBC berbagai layanan kesehatan mengalami kesulitan dalam pengendalian TBC, Puskesmas Sungailiat dengan “Matras”TB tetap mampu memenuhi target pencapaian SPM dan konsisten dalam pengendalian TBC walaupun tidak memungkiri terjadi sedikit penurunan jumlah temuan positif terkait permasalahan investigasi kontak langsung dan keterbatasan alat pemeriksaan dahak di RS. Program pengendalian TBC menjadi memasyarakat sehingga masyarakat aktif dan mandiri mengakses pelayanan TBC di Puskesmas Sungailiat.

 

D.   INOVASI

TBC selama ini hanya menjadi permasalahan kesehatan. “Matras”TB membuat TBC menjadi tanggungjawab semua pihak. Inovasi ini memberdayakan Kader Peduli TBC, tokoh agama/masyarakat hingga jajaran lintas sektor untuk mengenali permasalahan TBC di lingkungan dan aktif mengakses pelayanan. Inovasi ini didukung Dinas Kesehatan, Camat/Lurah dan dokter spesialis Paru. Komunikasi difasilitasi dalam grup  Whatapps “Matras”TB sehingga pelayanan TBC menjadi lebih mudah, cepat dan terarah bagi masyarakat, puskesmas bahkan dokter spesialis Paru. Dengan “Matras”TB feedback dokter spesialis paru dapat segera ditindaklanjuti dan terkontrol. Harmonisasi ini terbukti memiliki daya ungkit besar dalam pengendalian TBC terutama penjaringan/pelacakan suspek/kontak, penemuan kasus positif dan keberhasilan pengobatan.

 

Ujung tombak implementasi “Matras”TB adalah kader, tokoh agama/tokoh masyarakat setempat. Inovasi berkonsep adaptasi, modifikasi, replikasi mengacu pada program nasional. Kader  menjaring dan melacak suspek/kontak, PMO, mendampingi rujukan pemeriksaan ulang, KIE dan  pengendalian faktor risiko. Tokoh agama/masyarakat berperan memicu/mengawasi/mengadvokasi/edukasi di kesempatan yang memungkinkan (saat pertemuan warga, setelah sholat jumat, dasawisma). Dokter spesialis Paru aktif memonitor dan membantu puskesmas dalam tatalaksana kasus.

Agar inovasi berjalan baik, puskesmas selaku inisiator berperan dalam pembekalan/penyiapan logistik (questioner, leaflet, media KIE), mengarahkan berdasarkan sasaran, pendampingan di lapangan, menindaklanjuti hasil kerja kader, evaluasi rutin berkesinambungan pertriwulan serta tatalaksana kasus positif berdasarkan advise dokter spesialis Paru.

 

E.   TRANSFERABILITAS

“Matras”TB memiliki potensi/peluang besar direplikasi karena TBC dapat menyerang semua orang tanpa memandang usia dengan angka kesakitan/kematian tinggi dan penularan aktif serta adanya barrier stigma buruk dan diskriminasi di masyarakat. Permasalahan ini dihadapi sebagian besar daerah di Indonesia bahkan dunia. “Matras”TB mendukung percepatan pengendalian TBC melalui upaya mendekatkan akses pelayanan TBC ke masyarakat terutama untuk menjaring suspek, menemukan dan mengobati kasus TBC positif, mencegah penularan TBC serta meningkatkan pengetahuan TBC di masyarakat.

Replikasi dilakukan dengan memastikan ketersediaan SDM, keuangan, teknis serta komitmen pihak yang terlibat terutama anggota masyarakat karena dalam inovasi ini  masyarakat merupakan target sekaligus pelaku penentu keberhasilannya.

Pada November 2020, Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, memberikan penghargaan untuk inovasi “Matras”TB, dan mensosialisasikannya agar setiap puskesmas di kepulauan Bangka Belitung mereplikasi dan memodifikasi inovasi ini sesuai dengan karakteristik wilayah kerja puskesmas masing-masing.

 

F.    SUMBER DAYA DAN KEBERLANJUTAN

Sumber daya Inovasi “Matras” TBC terdiri dari

a.      Sumber Daya Manusia: Petugas Kesehatan, Kader, tokoh agama/masyarakat  dan jajaran lintas sektor yang terkait dengan inovasi ini.

b.      Keuangan: transportasi petugas puskesmas ke desa/kelurahan dan kader yang bersumber dari dana BOK Puskesmas tahun 2019  sebesar Rp 30.625.000,00

c.      Sumber Daya Teknis: ketersediaan sarana pendukung seperti questioner penjaringan suspek dan media KIE untuk membantu menginformasikan pengetahuan TBC ke masyarakat. Puskesmas juga menyediakan data sasaran/wilayah dan penjadwalan agar kegiatan lebih efektif dan tepat sasaran.

d.      Media informasi antara Dinas Kesehatan, Puskesmas, Lintas Sektor, Kader Peduli TBC, dan Masyarakat melalui Whatapps grup “Matras TBC”

 

Inovasi “Matras TBC” memiliki potensi keberlanjutan dilihat dari:

 

Aspek Sosial:

TBC merupakan penyakit menular aktif, jika tidak dikendalikan/diobati sesuai standar akan menularkan dengan proporsi 1 penderita TBC Positif akan menularkan pada 10-15 orang di sekitarnya. Secara sosial, ini akan menciptakan komunitas penderita TBC dan memperbanyak kantong TBC. Angka kematian akibat TBC pun sangat tinggi. Stigma buruk dan diskriminasi penderita TBC akan berdampak negatif untuk kualitas hidup penderita.

 

Aspek Ekonomi:

Dukungan pendanaan dan prioritas penganggaran dana transfer daerah berupa BOK untuk upaya kesehatan masyarakat promotif preventif. TBC menjadi salah 1 dari 5 pilar prioritas kesehatan nasional selain Imunisasi, Stunting, AKI dan AKB dan Penyakit tidak menular sehingga memiliki peluang besar untuk keberlanjutan inovasi ini.

 

Aspek Lingkungan:

Kualitas lingkungan yang buruk merupakan salah satu determinan penting dalam penularan TBC. Karena daerah yang dipetakan kantong TBC merupakan daerah padat penduduk dengan kualitas sanitasi rendah. Peningkatan kualitas lingkungan akan mendukung pengendalian terhadap penyakit TBC.

 

Untuk memastikan keberlanjutan inovasi dikeluarkanlah SK Kepala Puskesmas Sungailiat Nomor:188.4/41/SK/PKM-SGT/I/2018 tanggal 15 Januari 2018 tentang Penetapan Inovasi Masyarakat Berantas TBC “Matras” TBC” di wilayah Kerja Puskesmas Sungailiat dan SK Kepala Puskesmas Sungailiat Nomor: 188.4/030/SK/PKM-SGT/I/2018 tanggal 10 Januari 2018 tentang Penetapan Nama Kader TBC Puskesmas Sungailiat tahun 2018. SK kader ini tentunya akan dievaluasi dan diperbaharui tiap tahun tergantung kinerja kader yang terlibat.

G.   DAMPAK

Evaluasi Dampak

Sejak implementasi “Matras”TB awal 2018, Puskesmas Sungailiat melakukan evaluasi internal indikator-indikator yang ditetapkan sebagai kunci keberhasilan inovasi. Evaluasi internal dilakukan pertriwulan sekaligus pembekalan dan membahas permasalahan yang terjadi selama pelaksanaan inovasi. Peningkatan signifikan penjaringan suspek, penemuan TBC BTA Positif dan angka kesembuhan menjadi bukti peran “Matras”TBC.  Bahkan saat pandemi seperti saat ini, pihak-pihak yang terlibat konsisten terhadap penjaringan/pelacakan memanfaatkan media elektronik. “Matras”TB menjadi akses mendekatkan pelayanan TBC ke masyarakat,

Penjaringan suspek dan penemuan TBC Positif menjadi salah satu indikator penilaian kinerja dalam Laporan Pertanggungjawaban Penyelenggaraan Pemerintah Daerah setiap tahun ke Kemendagri. 

 

Indikator-indikator yang di evaluasi

a.     Angka Penjaringan Suspek 

b.    Penemuan kasus TBC Positif dari target suspek

c.     Proporsi Pasien TBC Paru BTA Positif diantara seluruh penderita TBC Paru

d.    Angka keberhasilan pengobatan

 

Hasil Evaluasi 

a.     Angka Penjaringan Suspek  sebanyak 210 orang tahun 2017 menjadi 278 orang tahun 2018, 782 orang tahun 2019 dan 454 orang tahun 2020.

b.    Proporsi  penderita TBC Paru BTA positif diantara target suspek yang diperiksa meningkat dari 45 tahun 2017, 57 tahun 2018, 66 di tahun 2019 dan 43 di tahun 2020 menurun karena pandemi Covid-19.

c.     Proporsi Pasien TBC BTA Positif diantara seluruh penderita TBC Paru 66% tahun 2017, 71% tahun 2018,70% tahun 2019, dan 59.1% tahun 2020, menurun karena pandemi Covid-19.

d.    Angka keberhasilan pengobatan 2017 93%  menjadi  94% tahun 2018, 90.6% tahun 2019 dan 95% tahun 2020.

 

H.    KETERLIBATAN PEMANGKU KEPENTINGAN

1.   Tim TBC puskesmas Sungailiat sebagai penggagas inovasi, dalam pelaksanaannya mengadakan pembekalan kader/tokoh agama/masyarakat melalui pelatihan. Puskesmas menyiapkan data/wilayah sasaran, penjadwalan kegiatan, questioner pelacakan, media KIE sebagai bekal pelaksanaan. Petugas puskesmas mendampingi kader/tokoh agama/masyarakat jika terjadi kendala dan menindaklanjuti hasil pelaksanaan kegiatan. Evaluasi monitoring dilakukan secara rutin pertriwulan dan akan kembali dievaluasi oleh dinkes terkait capaian indikator TBC.

2.   Kader peduli TBC , tokoh agama/masyarakat merupakan komponen utama inovasi ini. Kader menjaring/melacak suspek/kontak, PMO, mendampingi rujukan pemeriksaan ulang, KIE dan  pengendalian faktor risiko. Kader turun dari rumah ke rumah berdasarkan sasaran yang ditetapkan dan melaporkan kembali hasil pelaksanaan ke puskesmas. Tokoh agama/masyarakat berperan memicu/mengawasi/mengadvokasi/edukasi pada kesempatan yang memungkinkan (saat pertemuan warga, setelah sholat jumat, dasawisma), bahkan mampu memediasi kendala pelaksanaan inovasi (penolakan warga diperiksa/menjalani pengobatan rutin).  Hasil kerja komponen yang terlibat diharapkan  mampu mengikis stigma buruk dan mendekatkan akses pelayanan TBC ke masyarakat.

3.   Dokter spesialis paru mementoring puskesmas dalam tatalaksana TBC

4.   Camat/Lurah selaku “supporting system” Penanggungjawab Wilayah, penggerak/pelaku Pemberdayaan Masyarakat dan berperan dalam advokasi/mediasi.

5.   Kepala Dinkes Kabupaten Bangka selaku Penasihat/ pembina.  Dinkes melakukan evaluasi rutin dengan memberikan feedback berdasarkan pencapaian indikator yang disampaikan puskesmas melalui laporan bulanan.

6.   Kepala Puskesmas Sungailiat selaku Penanggungjawab.

 

I.    PELAJARAN YANG DIPETIK

Masalah TBC tidak mungkin dapat diselesaikan oleh sektor kesehatan sendirian, keberhasilan pengendalian TBC dapat dicapai jika peran seluruh jajaran lintas sektor terutama masyarakat didayagunakan secara optimal. Pengendalian TBC semakin sulit dengan adanya pandemi Covid-19. Melalui “Matras”TB, masyarakat digiring untuk mengenali permasalahan kesehatan di wilayahnya dan petugas kesehatan beserta pihak terkait memobilisasi sumber daya dengan memberdayakan masyarakat. Dengan bantuan Kader peduli TBC dan tokoh agama/masyarakat, akses masyarakat terhadap pelayanan TBC menjadi lebih mudah dan mampu mengikis stigma buruk dan diskriminasi TBC. Melalui “Matras”TB, masyarakat aktif dan mandiri memberantas TBC mulai dari diri sendiri.   
PENUTUP

Kesuksesan “Matras”TB dalam mendukung pengendalian TBC sangat ditentukan oleh respon positif dan keterlibatan elemen masyarakat. Sejak diluncurkan, “Matras”TB telah membuktikan eksistensinya dalam pencapaian SPM TBC bahkan pada pandemi Covid-19 saat ini. Kader Peduli TBC, Tokoh agama/masyarakat merupakan ujung tombak implementasi inovasi ini, dan masyarakat dapat berlaku sebagai subjek maupun objek dalam inovasi ini. Dengan adanya keterlibatan peran serta dan kemandirian masyarakat, diharapkan inovasi ini akan terus berkembang dan berdampak nyata dalam mendukung program nasional penganggulangan dan pengendalian TBC serta menyukseskan eliminasi TBC 2030.

                                                                                                     

DOKUMENTASI SUMBER DAYA KEBERLANJUTAN

JADWAL KEGIATAN

No.

Waktu Pelaksanaan

Kegiatan

Penanggung Jawab

1

Januari 2018

·       Penerbitan SK Kepala Puskesmas Sungailiat tentang Inovasi “Matras” TBC dan Kader Peduli TBC.

·       Sosialisasi dan Penggalangan Komitmen serta pencanangan inovasi “Matras” TBC pada kegiatan Lintas Sektoral

·       Rapat Tim TBC puskesmas membahas persiapan kegiatan di lapangan dan koordinasi berbagai pihak terkait khususnya antar petugas kesehatan, kader dan masyarakat.

Kepala Puskesmas Sungailiat

Tim TBC Puskesmas

 

 

2

Februari 2018

·         Pertemuan Pembekalan kader dan koordinasi alur komunikasi antara berbagai pihak yang terlibat

·         Pelaksanaan di lapangan

Tim TBC puskesmas

3

Maret-November 2018

·         Pelaksanaan kegiatan di lapangan

·         Pendataan Sasaran suspek TBC

·         Pendampingan tim TBC Puskesmas jika terjadi kendala di lapangan

Tim TBC Puskesmas

4

Desember 2018

·         Monitoring dan evaluasi pelaksanaan “Matras” TBC

 

Tim TBC Puskesmas

5

Maret 2019·         Pertemuan Pembekalan kader dan koordinasi alur komunikasi antara berbagai pihak yang terlibat

Tim TBC Puskesmas

6

April-November 2019

·         Pelaksanaan kegiatan di lapangan

·         Pendataan Sasaran suspek TBC

·         Pendampingan tim TBC Puskesmas jika terjadi kendala di lapangan

Tim TBC Puskesmas

7

Desember 2019

·         Monitoring dan evaluasi pelaksanaan “Matras” TBC

 

Tim TBC Puskesmas

8

Maret 2020·         Pertemuan Pembekalan kader dan koordinasi alur komunikasi antara berbagai pihak yang terlibat

Tim TBC Puskesmas

 

April-November 2020

·         Pelaksanaan kegiatan di lapangan

·         Pendataan Sasaran suspek TBC

·         Pendampingan tim TBC Puskesmas jika terjadi kendala di lapangan

Tim TBC Puskesmas

 

Desember 2020

·         Monitoring dan evaluasi pelaksanaan “Matras” TBC

 

Tim TBC Puskesmas

 

 

Video

Materi

Document13.pdf
Document14.pdf
Document15.pdf
Document16.pdf
data_dukung_capaian_indikator_dan_dampak.pdf
data_dukung_dampak.pdf
data_dukung_sumber_daya.pdf
dokumentasikeberlanjutan.pdf

Comment

Leave a comment