ABSTRAK
Anak pada kelompok usia (5-12 tahun) merupakan anak yang sudah memasuki masa sekolah dan banyak bermain diluar, sehingga pengaruh kawan, perilaku gizi yang salah misalnya tidak sarapan pagi, jajan yg tidak sehat, kurang mengkonsumsi sayuran dan buah, terlalu banyak mengkonsumsi fast food dan junk food serta , aktivitas yang tinggi serta keterpaparan terhadap sumber penyakit infeksi menjadi tinggi.
Sebagian dari anak usia5- 12 tahun sudah mulai memasuki masa pertumbuhan cepat pra-pubertas, sehingga kebutuhan terhadap zat gizi mulai meningkat secara bermakna. Oleh karena itu, pemberian makanan bergizi seimbang untuk anak pada kelompok usia ini harus mempertimbangkan kondisi-kondisi tersebut.
Masalah Gizi pada anak Sekolah Dasar umur (5-12 tahun) hasil Riskesdas 2018 di Kabupaten Bangka adalah wasting 5,82%, stunting sebesar 21,21%, gemuk sebesar 10,52% dan obesitas sebanyak 6,72%. Masalah gizi terjadi karena ketidakseimbangan asupan gizi yang dikonsumsi sehari hari pada anak sekolah yang dapat dilihat dari rendahnya konsumsi buah dan sayur pada tahun 2018 sebesar 98.8% oleh karena itu perlu ditingkatkan lagi pengetahuan siswa tentang pentingnya gizi seimbang pada anak sekolah.
Di masa adaptasi kebiasaan baru dimana kita masuk suatu kondisi tatanan baru untuk beradaptasi dengan COVID-19.Adaptasi Kebiasaan Baru lebih menitikberatkan perubahan budaya masyarakat untuk berperilaku hidup sehat yaitu dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), memakai masker kalau keluar rumah, mencuci tangan dan menjaga jarak 3 M
Tujuan penerapan gizi seimbang pada anak sekolah dasar pada masa adaptasi Kebiasaan Baru adalah meningkatkan pengetahuan gizi seimbang peserta didik Sekolah Dasar dalam makanan sehari-hari untuk mencegah masalah gizi, terutama di masa pandemi CoVID -19 anak sekolah tetap beraktifitas agar tetap bugar dan sehat dengan menerapkan protokol kesehatan 3 M. Asupan makanan yang bergizi seimbang dapat menjaga dan meningkatkan imunitas sehingga menghindari masuknya virus dan melawan virus yang masuk ke dalam tubuh manusia. Selain itu juga diajarkan tentang menjaga kebersihan makanan dan kebersihan diri.
Untuk itu Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka mempunyai program Sosialisasi Gizi Seimbang kepada Anak Sekolah Dasar di masa adaptasi kebiasaan baru dimana kegiatan ini melibatkan pihak sekolah di desa lokus stunting yang ada di Kabupaten Bangka dalam rangka meningkatkan pengetahuan siswa Sekolah dasar tentang perilaku gizi seimbang dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Dikarenakan dimasa pandemi COVID-19 Sekolah sekolah diliburkan dari Pembelajaran tatap muka maka kegiatan ini dilakukan dengan mengumpulkan murid –murid di ruang pertemuan didesa dan sekolah dengan menerapkan protokol kesehatan 3 M. Indikator yang diharapkan adalah meningkatnya pengetahuan murid sekolah dasar tentang pentingnya konsumsi gizi seimbang melalui perubahan perilaku terutama di masa adaptasi kebiasaan baru dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
DESKRIPSI KABUPATEN BANGKA
Kabupaten Bangka merupakan satu dari 7 kabupaten/kota yang berada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan Sungailiat sebagai ibukota kabupaten .Wilayah Kabupaten Bangka memiliki luas 2,950,68Km2, terletak di bagian utara Pulau Bangka pada posisi antara 105038’-106018’ Bujur Timur dan 103’-2021’ Lintang Selatan. Kabupaten Bangka terdiri dari 2 katagori daerah, yaitu (1) daerah pantai meliputi kecamatan Sungailiat, sebagian wilayah kecamatan Merawang, sebagian wilayah kecamatan Riau Silip, sebagian wilayah kecamatan Belinyu dan sebagian kecil kecamatan Mendo Barat; (2) daerah dataran rendah meliputi sebagian besar kecamatan Mendo Barat, kecamatan Pemali, kecamatan Puding Besar, dan kecamatan Bakam.
Adapun Batas wilayah sebagai berikut :sebelah utara berbatasan dengan Laut Natuna;sebelah timur berbatasan dengan Laut Natuna; sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bangka Tengah dan Kota Pangkalpinang; dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Bangka Barat. Kabupaten Bangka terdiri atas 8 kecamatan,62 desa dan 19 kelurahan.
Jumlah Penduduk Pada Tahun 2020 sebesar 318.756 dengan kepadatan penduduk 108 Km2 dengan jumlah Anak usia 5-12 tahun sebanyak 48.979 anak. Jumlah fasilitas pelayanan kesehatan sebanyak 12 Puskesmas, 36 pustu dan 232, posyandu.
Visi dan Misi Kabupaten Bangka yaitu “Bangka Setara” yang artinya Bangka Sejahtera dan Mulia dimana salah satu misinya Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang Berkualitas dan Berintegritas. Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka sebagai salah satu Organisasi Perangkat Daerah (OPD) juga ikut mendukung Visi dan Misi Kabupaten Bangka untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia Manusia yang berkualitas dan berintegritas menuju Bangka Sejahtera dan Mulia.
PROFIL DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANGKA
Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka terletak di Jalan Jendral Ahmad Yani Jalur Dua Sungailiat, saat ini Kepala Dinas Kesehatan dipimpin oleh dr Then Suyanti, MM. Salah satu bidang nya adalah Kesehatan Masyarakat yang membawahi Seksi Gizi, Seksi Kesehatan Keluarga dan Seksi Promosi Kesehatan.
Seksi Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka mempunyai tugas dan fungsi yang salah satu nya adalah melaksanakan pencegahan dan penanggulangan masalah gizi terutama stunting. Mengingat Kabupaten Bangka merupakan salah satu dari 60 kabupaten/kota yang ditetapkan menjadi daerah prioritas penanganan stunting tahap kedua dengan terpilihmasing-masing 10 desa per kabupaten pada tahun 2019 oleh Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) yang didasarkan dari hasil Riskesdas 2013 dengan prevalensi stunting balita sebesar 32,27% (batas kronis stunting ≥ 20%) dengan 10 desa lokus proritas stunting yaitu Maras Senang, Neknang, Saing, Penagan,Kota kapur, Rukam, Air Duren, Cengkong Abang, Mendo dan Riding Panjang.
Maka salah satu upaya terobosan Seksi Gizi dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka melalui intervensi gizi spesifik adalah melalui pendidikan gizi dalam perubahan perilaku tentang asupan gizi seimbang terutama pada anak Sekolah Dasar yang sedang dalam masa tumbuhkembang untuk mencegah masalah gizi di masa adaptasi kebiasaan baru.
PENDAHULUAN
Kabupaten Bangka dengan jumlah penduduk 318,756 jiwa pada tahun 2020, dengan IPM sebesar 72,4 tahun . Jumlah penduduk usia 5- 12 tahun sebanyak 48.979 anak yang terdiri dari 11.987 anak usia 5-6 tahun dan 36.992 anak di usia 7-12 tahun yang masuk usia sekolah. Anak pada kelompok usia 5-12 tahun merupakan anak yang sudah memasuki masa sekolah dan banyak bermain diluar, sehingga pengaruh teman sebaya, tawaran makanan jajanan, aktivitas yang tinggi dan keterpaparan terhadap sumber penyakit infeksi menjadi tinggi.
Sebagian anak usia ini sudah mulai memasuki masa pertumbuhan cepat pra-pubertas, sehingga kebutuhan terhadap zat gizi mulai meningkat secara bermakna. Oleh karena itu, pemberian makanan bergizi seimbang untuk anak pada kelompok usia ini harus mempertimbangkan kondisi-kondisi tersebut.
Masalah gizi terutama yang terjadi pada anak usia 5-12 tahun di Kabupaten Bangka adalah masalah stunting sebesar 21,21 %, wasting 5,82% dan Gizi lebih sebesar 17,24% berdasarkan hasil Riskesdas 2018. Disatu sisi masalah stunting dan wasting masih tinggi namun masalah gizi lebih juga mulai mengancam, untuk itu perlu diterapkan perilaku gizi seimbang kepada anak sekolah untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan tentang pentingnya asupan makanan bergizi seimbang untuk mencegah terjadinya masalah gizi.
Di masa pandemi COVID-19 Anak sekolah tetap beraktifitas dan belajar, namun untuk beradaptasi dengan kondisi ini harus menerapkan protokol kesehatan agar lebih bugar dan produktif. Asupan gizi seimbang juga mempengaruhi kondisi ini agar imunitas terjagasehingga bisa melawan virus yang masuk dalam tubuh.Untuk itu Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka membuat terobosan dengan melakukan Sosialisasi Gizi Seimbang pada Anak SD di masa adaptasi kebiasaan baru di desa lokus stunting, dipilih desa lokus stunting dikarenakan Kabupaten Bangka termasuk daerah prioritas penanganan stunting pada tahun 2019 dengan 10 desa lokus stunting yang harus diintervensi.
ANALISA MASALAH
A. Analisa Masalah Gizi
Masalah gizi pada anak usia sekolah (5-12 tahun) adalah wasting dan stunting serta masalah gizi lebih, hal ini di sebabkan karena ketidakseimbangan asupan makanan bergizi yang dikonsumsi sehari-hari, factor penyebab terjadinya ketidakseimbangan asupan makanan bergizi yaitu masih rendahnya pengetahuan tentang manfaat makanan bergizi seimbang pada anak yang sedang dalam masa pertumbuhan dan perkembangan. ..
Anak di masa sekolah dasar sudah memasuki pra pubertas dimana kebutuhan gizinya mulai meningkat disatu sisi perilaku anak yang sudah beraktifitas diluar, pengaruh jajanan dan pergaulan dengan teman sebaya yang membuat mereka berisiko mengalami masalah gizi. Apabila tidak di atasi dengan pemberian edukasi dan informasi yang benar akan menjadi perilaku yang tidak sehat.
Anak sekolah sebagai agent of change yang akan membawa perubahan perilaku ke rumah dan keluarga sehingga bisa menjadi role model dalam memberikan informasi kepada keluarga dan masyarakat dilingkungan sekitarnya. Di masa pandemi COVID-19 ini diharapkan siswa juga dapat beraktifitas dan belajar dengan tetap bugar dan produktif dengan menerapkan protokol kesehatan yaitu memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau handsanitizer dan menjaga jarak.Asupan gizi seimbang diperlukan di masa adaptasi kebiasaan baru dalam rangka menjaga dan meningkatkan imunitas anak sekolah terutama makanan yang mengandung protein dan vitamin seperti : A, B1, B6. B12, Asam Folat, C,D, E serta mineral Zn, Se,Cu dan Fe. Seperti terdapat dalam sumber lauk pauk, sayuran dan buah-buahan.
Untuk mengatasi permasalah gizi pada anak sekolah makaDinas Kesehatan Kabupaten Bangka pada tahun 2020 melaksanakan sosialisasi gizi seimbang pada anak sekolah dasar di masa adaptasi kebiasaan baru dengan menerapkan protokol kesehatan di 9 desa lokus stunting prioritas dari 10 desa lokus stunting di Kabupaten Bangka yaitu desa Maras Senang, Neknang, Saing, Penagan,Kota kapur, Rukam, Air Duren, Cengkong Abang dan Mendo.
Di laksanakan di desa lokus stunting dikarenakan Kabupaten Bangka menjadi prioritas penanganan masalah stunting nasional pada tahun 2019, dimana terpilih 10 desa lokus yang harus diintervensi gizi secara spesifik oleh Dinas Kesehatan maupun sensitive oleh OPD terkait penurunan stunting, disamping itu masalah stunting pada balita ini akan berdampak sampai anak memasuki usia sekolah dimana anak stunting akan lambat dalam menerima pelajaran di sekolah karena adanya gangguan kognitif dan kecerdasan.
PELAKSANAAN
B.INOVASI SOSIALISASIGIZI SEIMBANG PADA ANAK SD DI MASA ADAPATASI KEBIASAAN BARU
1. Ruang Lingkup Inovasi
Dinas Kesehatan dalam kegiatan ini melibatkan lintas program mulai dari puskesmas, bidan desa, program UKS, promosi kesehatan, kesehatan keluarga, perencanaan dan keuangan sedangkan lintas sector yang dilibatkan adalah Pemerintah desa lokus stunting dan Dinas Pendidikan.
2. Identifikasi Masalah
Peningkatan pengetahuan dan edukasi gizi seimbang di masa adaptasi kebiasaan baru di desa lokus stunting dengan menerapkan protokol kesehatan sangat penting dilakukan dikarenakan masih kurangnya pemahaman tentang gizi seimbang pada anak SD padahal di masa tumbuh kembang kebutuhan gizi meningkat, pengaruh dari makanan jajanan, teman sebaya dan perilaku tidak sarapan, aktifitas tinggi jika tidak disertai asupan gizi yang tepat akan rentan terhadap masalah gizi, dikarenakan sedang dalam masa pandemi COVID-19perlu ditingkatkan asupan makanan yang mengandung gizi seimbang agar imunitas tetap terjaga, Asupan gizi seimbang diperlukan di masa adaptasi kebiasaan baru dalam rangka menjaga dan meningkatkan imunitas anak sekolah terutama makanan yang mengandung protein dan vitamin seperti : A, B1, B6. B12, Asam Folat, C,D, E serta mineral Zn, Se,Cu dan Fe yang banyak terdapat dalam lauk pauk, sayuran dan buah-buahan. Hal ini perlu ditingkatkan mengingat sebagian anak sekolah tidak suka makan sayur dan buah dan lebih menyukai makanan instan dan jajanan fast food.
3. Inovasi Pemecahan Masalah
Dikarenakan di masa pandemi pembelajaran tatap muka ditiadakan,dan dilakukan secara virtual atau dalam jaringan, maka Dinas Kesehatan mengundang murid sekolah untuk melakukan sosialisasi di tempat yang disepakati yaitu di di kantor desa dengan menerapkan protokol kesehatan. Kegiatan dilakukan di 9 desa lokus stunting dan siswa yang diundang terbatas 40 siswa per desa dengan didampingi oleh guru UKS nya.
4. Persiapan Sosialisasi Gizi Seimbang
Tahapan Persiapan kegiatan Sosialisasi Gizi Seimbang adalah :
1. Menentukan Sekolah yang ada di daerah lokus stunting dengan jumlah peserta masing-masing 40 orang.
2. Pembuatan SK Kepala Dinas Kesehatan
3. Pembuatan jadwal dan surat undangan ke sekolah
4. Mempersiapkan logistic, surat menyurat dan materi narasumber
5. ANGGARAN
Adapun anggaran Sosialisasi Gizi Seimbang yang dibebankan kepada anggaran Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Tahun 2020
C. LANGKAH PELAKSANAAN SOSIALISASI GIZI SEIMBANG
Ide kegiatan Sosialisasi Gizi Seimbang ini didasarkan karena masih tingginya angka stunting pada anak usia 5-12 tahun di Kabupaten Bangka berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2018. Kabupaten Bangka masuk dalam prioritas penanganan stunting pada tahun 2019 dikarenakan masih tingginya angka stunting pada tahun 2018 sebesar 32,27% dan 23,9% pada tahun 2018 yang berimbas kepada usia sekolah dasar dimana pada saat masuk usia sekolah dasar anak yang stunting akan mengalami gangguan kecerdasan dan gangguan metabolisme sampai usia dewasa. Disamping itu konsumsi makanan bergizi seimbang terutama konsumsi sayur dan buah masih kurang.Data frekuensi dan porsi asupan sayur dan buah minimal 5 porsi per hari selama 7 hari dalam seminggu di Kabupaten Bangka hasil Riskesdas 2013 konsumsi sayur dan atau buah masih sangat kurang dari 5 porsi ( 99%), dengan rerata konusumsi buah per hari 0,5 porsi dan sayur 0,8 porsi. Karena itu perlu upaya pendidikan gizi melalui perubahan perilaku terhadap konsumsi makanan yang mengandung gizi seimbang kepada Anak SD karena anak sekolah merupakan agent of change di keluarga dan lingkungan sekitarnya.
a. Pelaksanaan dan Persiapan Sosialisasi Gizi Seimbang Anak SD
Pelaksanaan dan Persiapan melalui beberapa tahapan kegiatan antara lain :
1. Tahapan perencanaan
2. Tahapan Mobilisasi
3. Tahapan Pelaksanaan
4. Tahapan Monitoring dan Evaluasi
1. Tahapan Perencanaan
Tahapan Perencanaan dimulai pada saat penyusunan anggaran terkait intervensi gizi spesifik masalah stunting di tahun 2019, Seksi Gizi Dinkes Bangka mengusulkan salah satu kegiatan strategi komunikasi perubahan perilaku melalui pendidikan gizi tentang gizi seimbang pada anak sekolah dasar yang dilaksanakan di desa lokus stunting Kabupaten Bangka.
Tujuannya adalah meningkatkan pengetahuan gizi seimbang peserta didik Sekolah Dasar dalam mengkonsumsi makanan sehari-hari untuk mencegah masalah gizi.Terutama di masa pandemi COVID-19 perlu banyak mengkonsumsi makanan bergizi untuk meningkatkan imunitas tubuh.
2. Tahap Mobilisasi
Pada tahap ini bertujuan mempengaruhi Pemangku kepentingan untuk memperoleh dukungan terhadap Sosialisasi Gizi Seimbang Anak Sekolah melalui :
1. Rapat internal pengelola program gizi dengan staf dan Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat membahas rencana pelaksanaan sosialisasi gizi seimbang.
2. Melakukan Koordinasi dengan Kepala Dinas Kesehatan tentang Sosialisasi Gizi Seimbang
3. Rapat koordinasi dengan Staf untuk membuat Kerangka acuan Sosialisasi Gizi Seimbang.
4. Pembuatan SK Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka tentang Pelaksanaan Sosialisasi Gizi Seimbang.
3. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan KegiatanSosialisasi gizi Seimbang dilaksanakan melalui:
1. Mempersiapkan tempat pelaksanaan Sosialisasi Gizi Seimbang di 9 desa lokus
2. Membuat undangan ke Sekolah dan jadwal kegiatan .
3. Pelaksanaan Sosialisasi Gizi Seimbang dimulai dari tanggal 19 Oktober 2020 sampai dengan 26 Oktober 2020.
4. Kegiatan dibagi 2 tim yang masing-masing bertugas di 5 sekolah dasar di wilayah desa lokus stunting. Pemberian materi tentang edukasi gizi seimbang bagi anak sekolah dasar dimasa adaptasi kebiasaan baru, dikarenakan dimasa pandemic sesi dibagi menjadi 2 sesi dengan masing-masing peserta per sesi 20 orang. narasumber berasal dari Dinas Kesehatan dan Puskesmas.
4. Tahap Monitoring dan Evaluasi
Monev Sosiaisasi Gizi Seimbang dilaksanakan diawal dan diakhir kegiatan, dengan mengevaluasi kehadiran peserta dan hasil pemantauan status gizi anak SD yang dilaksanakan kerjasama oleh program gizi dan program UKS.
b. Pemangku Kepentingan yang Terlibat dalam Pelaksanaan
Dukungan dari pemangku kepentingan terhadapSosialisasi Gizi Seimbang Anak SD dimulai dari pemerintah daerah di kabupaten sampai ke peran serta masyarakat di desa. Mulai dari Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Kementerian Agama, Camat, Kepala Puskesmas, Kepala Sekolah, Kepala Desa lokus stunting dan aparat desa .
c. Sumber Daya yang Digunakan dalam Inovasi
Sumber daya Sosialisasi Gizi Seimbang pada Anak SD terdiri dari
a. Sumber Daya Manusia: Petugas Kesehatan, Murid SD, Guru, Kepala Desa dan aparat desa serta lintas sektor yang terkait lainnya.
b. Sumber daya Keuangan: Biaya transportasi ke desa dan makan minum peserta dari Dana DAK Non Fisik BOK Stunting Tahun 2020 sebesar Rp 22.540.000,00
c. Sumber Daya Teknis: materi dan media KIE untuk bahan sosialisasi gizi seimbang
HASIL
D. OUTPUT YANG DIHASILKAN
Capaian output yang dihasilkan adalah sebagai berikut
1. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan 188.45/6073/DINKES/2020 Tanggal tentang Narasumber Sosialisasi Gizi Seimbang pada Anak SD di desa lokus stunting tahun 2020.
2. Kerangka Acuan tentang Pelaksanaan Sosialisasi Gizi Seimbang pada Anak SD di desa lokus stunting pada masa adaptasi kebiasaan baru
3. Tingkat kehadiran peserta yang ikut Sosialisasi Gizi Seimbang di mana di masa pandemi COVID-19 tetap semangat selama Sosialisasi
4. Menurunnya Angka Stunting pada balita dan Anak SD di desa lokus stunting .
E. KENDALA
Kendala yang ditemui adalah
1. Di masa pandemi COVID-19 banyak yang takut ikut Sosialisasi Gizi Seimbang dikarenakan takut tertular COVID-19
2. Tidak ada dana kegiatan Sosialisasi Gizi Seimbang di tingkat desa
3. Masih mengenal Slogan Empat Sehat Lima Sempurna dibandingkan Gizi Seimbang pada anak SD dan masyarakat.
Untuk mengantisipasi hambatan keberhasilan Sosialisasi Gizi Seimbang sebagai berikut :
1. Membuat promosi melalui media cetak dan elektronik untuk misalnya leaflet, poster dan informasi berita melalui web dan Koran elektronik tentang Gizi Seimbang pada Anak SD
2. Mengusulkan kegiatan proyek perubahan dalam DPA Perubahan dalam kegiatan Gizi di Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka.
3. Menerapkan protokol kesehatan yang ketat selama pelaksanaan kegiatan dengan memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir dan cek suhu tubuh. Membagi pertemuan dalam 2 sesi untuk mengurangi kerumunan
F. DAMPAK KEBERLANJUTAN
Dampak keberlanjutam Sosialisasi Gizi Seimbang adalah :
1. Seluruh tahapan kegiatan yang sudah direncanakan sudah dilaksanakan dan akan berlanjut di desa lokus stunting lainnya dengan menggunakan dana desa .
2. Meningkatnya perilaku gizi seimbang yang bisa dilihat dari meningkatnya konsumsi buah dan sayur pada tahun2020..
3. Menurunnya prevalensi Stunting, wasting dan gizi lebih pada Anak SD yaitu dari 21,21% pada tahun 2018 menjadi 21% pada tahun 2019,
G. KESIMPULAN
Kegiatan Sosialisasi gizi seimbang pada Anak SD dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka di masa adaptasi kebiasaan baru di desa lokus stunting sebagai upaya pendidikan gizi dalam perubahan perilaku dalam pemenuhan gizi seimbang pada Anak SD dalam rangka mencegah terjadinya masalah gizi ganda yaitu stunting, wasting dan gizi lebih serta pada masa adaptasi kebiasaan baru agar imunitas tetap terjaga dengan menrapkan protokol kesehatan 3 M. Dengan kegiatan ini diharapkan terjadi peningkatan pengetahuan gizi seimbang dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari–hari dan menjadi perilaku baru sehingga dapat menurunkan masalah gizi anak SD di Kabupaten Bangka serta terhindar dari penularan virus COVID-19.
DOKUMENTASI SUMBER DAYA KEBERLANJUTAN
Jadwal Sosialisasi Gizi Seimbang Anak SD di desa lokus stunting tahun 2020
No | DESA/Tanggal | Peserta | Peserta Sesi I | Peserta Sesi II | Tempat |
1 | Kota Kapur / Senin, 19 Oktober 2020 | Anak SD Kelas 4-6, Guru UKS, Petugas Puskesmas Jumlah | 17 orang 1 orang 2 orang 20 orang | 18 orang 1 orang 1 orang 20 orang | Kantor Desa |
2 | Penagan, Senin 19 Oktober 2020 | Anak SD Kelas 4-6, Guru UKS, Petugas Puskesmas Jumlah | 17 orang 1 orang 2 orang 20 orang | 18 orang 1 orang 1 orang 20 orang | Kantor Desa |
3 | Rukam, Selasa 20 Oktober 2020 | Anak SD Kelas 4-6, Guru UKS, Petugas Puskesmas Jumlah | 17 orang 1 orang 2 orang 20 orang | 18 orang 1 orang 1 orang 20 orang | Kantor Desa |
4 | Cengkong abang, Selasa 20 Oktober 2020 | Anak SD Kelas 4-6, Guru UKS, Petugas Puskesmas Jumlah | 17 orang 1 orang 2 orang 20 orang | 18 orang 1 orang 1 orang 20 orang | Kantor Desa
|
5 | Air Duren, Rabu 21 Oktober 2020 | Anak SD Kelas 4-6, Guru UKS, Petugas Puskesmas Jumlah | 17 orang 1 orang 2 orang 20 orang | 18 orang 1 orang 1 orang 20 orang | Kantor Desa |
6 | Mendo, Rabu 21 Oktober 2020 | Anak SD Kelas 4-6, Guru UKS, Petugas Puskesmas Jumlah | 17 orang 1 orang 2 orang 20 orang | 18 orang 1 orang 1 orang 20 orang | Kantor Desa |
7 | Saing, Kamis 22 Oktober 2020 | Anak SD Kelas 4-6, Guru UKS, Petugas Puskesmas Jumlah | 17 orang 1 orang 2 orang 20 orang | 18 orang 1 orang 1 orang 20 orang | Kantor Desa |
8 | Neknang, 22 Oktober 2020 | Anak SD Kelas 4-6, Guru UKS, Petugas Puskesmas Jumlah | 17 orang 1 orang 2 orang 20 orang | 18 orang 1 orang 1 orang 20 orang | Kantor Desa |
9 | Maras Senang, Senin 26 Oktober 2020 | Anak SD Kelas 4-6, Guru UKS, Petugas Puskesmas Jumlah | 17 orang 1 orang 2 orang 20 orang | 18 orang 1 orang 1 orang 20 orang | Kantor Desa |