ABSTRAK
Masa remaja merupakan salah satu periode terjadinya percepatan pertumbuhan dan perkembangan yang menyebabkan peningkatan kebutuhan akan zat besi dalam tubuh.Remaja puteri lebih berisiko terjadi anemia gizi besi karena kebutuhan zat besi meningkat seiring dengan pertumbuhan yang pesat di masa pubertas disisi lain remaja puteri mulai mengalami menstruasi sehingga banyak zat besi hilang setiap bulan.Diperburuk juga kurangnya asupan zat besi dikarenakan diet tidak tepat pada remaja puteri yang ingin tampil lebih langsing dan menarik untuk menurunkan berat badan dengan cara tidak mengkonsumsi protein hewani sebagai sumber zat besi utama pembentuk haemoglobin. Selain itu, pernikahan usia dini dan kehamilan remaja menjadi faktor lain yang meningkatkan risiko anemia khususnya pada remaja putri.
Berdasarkan data Riskesdas 2018, 3 sampai 4 dari 10 remaja atau 32% dari remaja di Indonesiamenderita Anemia. Anemia biasanya disebabkan oleh asupan gizi tidak cukup terutama zat besi dan aktifitas fisik yang kurang. Padahal remaja sehat , kreatif, mempunyai pemikiran kritis dan produktif sangat dibutuhkan untuk kemajuan pembangunan bangsa. Salah satu intervensi yang dilakukan dalam upaya menurunkan prevalensi anemia pada remaja adalah suplementasi zat besi dan asam folat melalui pemberian tablet tambah darah (TTD). Pada tahun 2018, terdapat 76.2% remaja putri yang mendapatkan tablet tambah darah dalam 12 bulan terakhir, Namun, hanya sebanyak 2,13% diantaranya yang mengkonsumsi TTD sesuai anjuran (sebanyak ≥52 butir dalam satu tahun).
Kabupaten Bangka ditetapkan sebagai prioritas penanganan stunting pada tahun 2019, dimana salah satu sasaran intervensi adalah remaja puteri, untuk itu Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka pada tahun 2020 mempunyai inovasi Sosialisasi Pemberian Tablet Tambah Darah pada Remaja Puteri dimana kegiatan ini melibatkan pihak sekolah di desa lokus stunting yang ada di Kabupaten Bangka dalam rangka meningkatkan pengetahuan siswi tentang manfaat tablet tambah darah, Hal ini didasarkan atas hasil Riskesdas 2018 tentang Persentase remaja Puteri yang pernah mendapat TTD di Kabupaten Bangka sebesar 49,6% dan hanya 1,5% yang mengkonsumsi sesuai anjuran yaitu ≥52 butir dalam satu tahun). Namun di masa pandemi dikhawatirkan terjadi penurunan pemberian TTD dikarenakan pembelajaran tatap muka ditiadakan di sekolah. Karena itu Sosialisasi pemberian tablet Fe dilakukandengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Sosialisasi dilanjutkan dengan minum tablet Fe bersama , siswi dikumpullkan di ruang pertemuan didesa dengan menerapkan protokol kesehatan 3 M serta dibagi dalam 2 sesi.
Dampak Anemia besi pada remaja puteri dapat berakibat menurunkan daya tahan tubuh sehingga mudah terkena infeksi apalagi dimasa pandemi Covid-19 daya tahan tubuh sangat diperlukan untuk menangkal penularan Covid-19, menurunnya kebugaran dan daya konsentrasi dalam menerima pelajaran dikarenakan kurangnya oksigen ke sel otot dan sel otak yang akhirnya berdampak pada prestasi belajar dan produktifitas kerja. Sebagai calon ibu, remaja puteri harus dipersiapkan juga agar saat hamil tidak mengalami anemia karena akan berisiko perdarahan saat melahirkan, pertumbuhan janin terhambat, premature dan risiko gangguan pertumbuhan dan perkembangan termasuk stunting.
Indikator yang diharapkan adalah meningkatnya cakupan pemberian Tablet Fe di desa lokus stunting khususnya dan Kabupaten Bangka pada umumnya dalam rangka mencegah kejadian anemia dan stunting.
DESKRIPSI KABUPATEN BANGKA
Kabupaten Bangka merupakan satu dari 7 kabupaten/kota yang berada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan Sungailiat sebagai ibukota kabupaten . Wilayah Kabupaten Bangka memiliki luas 2,950,68Km2, terletak di bagian utara Pulau Bangka pada posisi antara 105038’-106018’ Bujur Timur dan 103’-2021’ Lintang Selatan. Kabupaten Bangka terdiri dari 2 katagori daerah, yaitu (1) daerah pantai meliputi kecamatan Sungailiat, sebagian wilayah kecamatan Merawang, sebagian wilayah kecamatan Riau Silip, sebagian wilayah kecamatan Belinyu dan sebagian kecil kecamatan Mendo Barat; (2) daerah dataran rendah meliputi sebagian besar kecamatan Mendo Barat, kecamatan Pemali, kecamatan Puding Besar, dan kecamatan Bakam.
Batas wilayah Kabupaten Bangka sebagai berikut :sebelah utara berbatasan dengan Laut Natuna;sebelah timur berbatasan dengan Laut Natuna; sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bangka Tengah dan Kota Pangkalpinang; dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Bangka Barat. Kabupaten Bangka terdiri atas 8 kecamatan,62 desa dan 19 kelurahan.
Jumlah Penduduk Pada Tahun 2020 sebesar 318.756 dengan kepadatan penduduk 108 Km2 dengan jumlah remaja puteri sebesar 19.334 anak. Jumlah fasilitas pelayanan kesehatan sebanyak 12 Puskesmas, 36 pustu dan 232, posyandu.
Visi dan Misi Kabupaten Bangka yaitu “Bangka Setara” yang artinya Bangka Sejahtera dan Mulia dimana salah satu misinya Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang Berkualitas dan Berintegritas. Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka sebagai salah satu Organisasi Perangkat Daerah (OPD) juga ikut mendukung Visi dan Misi Kabupaten Bangka untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia Manusia yang berkualitas dan berintegritas menuju Bangka Sejahtera dan Mulia.
PROFIL DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANGKA
Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka terletak di Jalan Jendral Ahmad Yani Jalur Dua Sungailiat, saat ini Kepala Dinas Kesehatan dipimpin oleh dr Then Suyanti, MM. Salah satu bidang nya adalah Kesehatan Masyarakat yang membawahi Seksi Gizi, Seksi Kesehatan Keluarga dan Seksi Promosi Kesehatan.
Seksi Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka mempunyai tugas dan fungsi yang salah satu nya adalah melaksanakan pencegahan dan penanggulangan masalah gizi terutama stunting. Mengingat Kabupaten Bangka merupakan salah satu dari 60 kabupaten/kota yang ditetapkan menjadi daerah prioritas penanganan stunting tahap kedua dengan terpilihmasing-masing 10 desa per kabupaten pada tahun 2019 oleh Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) yang didasarkan dari hasil Riskesdas 2013 dengan prevalensi stunting balita sebesar 32,27% (batas kronis stunting ≥ 20%) dengan 10 desa lokus proritas stunting yaitu Maras Senang, Neknang, Saing, Penagan,Kota kapur, Rukam, Air Duren, Cengkong Abang, Mendo dan Riding Panjang.
Maka salah satu upaya terobosan Seksi Gizi dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka melalui intervensi gizi spesifik adalah melalui pendidikan gizi dalam perubahan perilaku tentang manfaat pemberian tablt tambah darah pada remaja puteri di masa pandemi di desa lokus stunting Kabupaten Bangka tahun 2020.
PENDAHULUAN
Kabupaten Bangka dengan jumlah penduduk 318,756 jiwa pada tahun 2020.Kelompok umur remaja dibagi menjadi 13-15 tahun atau remaja awal dan umur 16-18 kelompok remaja akhir. Dengan jumlah remaja puteri usia 12-18 tahun sebesar 19.334 anak .Masalah gizi pada remaja puteri adalah masalah kekurangan zat besi atau anemia defisiensi besi. Hasil riskesdas 2013 prevalensi anemia perempuan usia 15 tahun keatas sebesar 22,7% dan hasil RISKESDAS tahun 2018 prevalensi anemia remaja puteri (10-19 tahun) sebesar 32%. remaja puteri (rematri) yang menderita anemia ketika menjadi ibu hamil berisiko melahirkan berat bayi lahir rendah (BBLR) dan stunting.
Anemia gizi besi menjadi salah satu penyebab utama anemia, diantaranya karena asupan makanan sumber zat besi yang kurang. hasil penelitian menunjukkan bahwa asupan total zat besi pada anak perempuan usia 10-12 tahun yang menderita anemia hanya sebesar 5,4 mg/hari lebih rendah dari kebutuhan perhari sebesar 20 mg/hari sesuai dengan angka kecukupan gizi (akg) 2013. angka ini menunjukkan bahwa asupan total zat besi pada remaja tersebut hanya sekitar 25% dari AKG. Rematri pada masa pubertas sangat berisiko mengalami anemia gizi besi.hal ini disebabkan banyaknya zat besi yang hilang selama menstruasi. selain itu diperburuk oleh kurangnya asupan zat besi dimana zat besi dibutuhkan tubuh untuk percepatan pertumbuhan dan perkembangan. pemberian suplemen zat besi berkaitan secara significan dengan penurunan risiko anemia.
Melihat dampak anemia yang sangat besar dalam menurunkan kualitas sumber daya manusia, untuk itu penanggulangan anemia perlu dilakukan sejak dini, sebelum remaja putri menjadi ibu hamil, agar kondisi fisik remaja putri tersebut telah siap menjadi ibu yang sehat. Dalam rekomendasi WHO pada World Health ke 65 menyepakati rencana aksi dan target global untk gizi ibu, bayi dan anak dengan komitmen mengurangi separuh prevalensi anemia pada WUS pada tahun 2025.Menindaklanjuti rekomendasi tersebut maka Pemerintah telah melakukan program Pencegahan dan Penanggulangan Anemia pada rematri dengan memprioritaskan pemberian tablet tambah darah (TTD)melalui institusi sekolah.
Program pemberian tablet tambah darah atau Fe pada remaja puteri di Kabupaten Bangka telah dilakukan sejak tahun 2016 dengan ditetapkannya Keputusan BupatiNomor 188.45/1207/Dinkes/2016 tentang Pemberian tablet tambah darah bagi remaja puteri di Kabupaten Bangka. Upaya yang telah dilakukan adalah dengan memberikan tablet tambah darah ke seluruh remaja puteri disekolah, pada tahun 2018 pemberian tablet Fe rematri sebesar 49.6% dengan 1,5% yang mengkonsumsi sesuai anjuran yaitu ≥52 butir dalam satu tahun).Di masa pandemi dikhawatirkan akan menurun karena pembelajaran tatap muka di sekolah ditiadakan.
Untuk itu Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka membuat terobosan dengan melakukan sosialisasi pemberian tablet tambah darah atau Fe pada rematri di desa lokus stunting di masa pandemi COVID-19 dengan adaptasi kebiasaan baru, tujuannya meningkatkan pengetahuan remaja puteri tentang manfaat tablet fe dalam rangka mencegah kejadian Anemia dipilih desa lokus stunting dikarenakan Kabupaten Bangka termasuk daerah prioritas penanganan stunting pada tahun 2019 dengan 10 desa lokus stunting yang harus diintervensi.
ANALISA MASALAH
A. Analisa Masalah Gizi
Program pemberian tablet tambah darah atau Fe pada remaja puteri di Kabupaten Bangka telah dilakukan sejak tahun 2016 dengan ditetapkannya Keputusan BupatiNomor 188.45/1207/Dinkes/2016 tentang Pemberian tablet tambah darah bagi remaja puteri di Kabupaten Bangka. Upaya yang telah dilakukan adalah dengan memberikan tablet tambah darah ke seluruh remaja puteri disekolah, pada tahun 2018 pemberian tablet Fe rematri sebesar 49.6% dengan 1,5% yang mengkonsumsi sesuai anjuran yaitu ≥52 butir dalam satu tahun). Di masa pandemi dikhawatirkan akan menurun karena pembelajaran tatap muka di sekolah ditiadakan.
Dampak kekurangan zat besi pada remaja puteri lebih berisiko terjadi anemia gizi besi karena kebutuhan zat besi meningkat seiring dengan pertumbuhan yang pesat di masa pubertas disisi lain remaja puteri mulai mengalami menstruasi sehingga banyak zat besi hilang setiap bulan apalagi jika disertai gangguan menstruasi yang durasinya lebih lama dari biasanya atau darah menstruasi keluar lebih banyak dari biasanya. Diperburuk juga kurangnya asupan zat besi dikarenakan diet tidak tepat pada remaja puteri yang ingin tampil lebih langsing dan menarik untuk menurunkan berat badan dengan cara tidak mengkonsumsi protein hewani sebagai sumber zat besi utama pembentuk haemoglobin.
Untuk mengatasi masalah tersebut maka Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka pada tahun 2020 melaksanakan Sosialisasi pemberian Fe pada remaja puteri di sekolah di masa adaptasi kebiasaan baru dengan menerapkan protokol kesehatan di 9 desa lokus stunting prioritas dari 10 desa lokus stunting di Kabupaten Bangka yaitu desa Riding Panjang, Neknang, Saing, Penagan,Kota kapur, Rukam, Kemuja, Cengkong Abang dan Mendo.
Sosialisasi ini di laksanakan di desa lokus stunting dikarenakan Kabupaten Bangka menjadi prioritas penanganan masalah stunting nasional pada tahun 2019, yang salah satu intervensi gizi spesifik adalah kepada remaja puteri yang merupakan calon ibu yang harus dipersiapkan kesehatan dan gizi nya untuk mencegah bayi lahir dengan dengan berat badan kurang dan pendek atau stunting.
PELAKSANAAN
B. SOSIALISASI PEMBERIAN TABLET FE REMAJA PUTERI DI DESA LOKUS STUNTING
1. Ruang Lingkup Inovasi
Dinas Kesehatan dalam kegiatan ini melibatkan lintas program mulai dari puskesmas, bidan desa, program UKS, promosi kesehatan, kesehatan keluarga, perencanaan dan keuangan sedangkan lintas sector yang dilibatkan adalah Pemerintah desa lokus stunting dan Dinas Pendidikan.
2. Identifikasi Masalah
Untuk meningkatkan pengetahuan dan edukasi pemberian tablet fe rematri di masa adaptasi kebiasaan baru di desa lokus stunting dimana di masa pandemi COVID-19 ini ada kecenderungan terjadi penurunan pemberian tablet fe pada rematri di sekolah dikarenakan sekolah sekolah diliburkan dan tidak ada pembelajaran tatap muka.
3. Inovasi Pemecahan Masalah
Dikarenakan di masa pandemi pembelajaran tatap muka ditiadakan,dan dilakukan secara virtual atau dalam jaringan, maka Dinas Kesehatan melaksanakan sosialisasi di tempat yang disepakati yaitu di di kantor desa dengan menerapkan protokol kesehatan. Kegiatan dilakukan di 9 desa lokus stunting dan siswi yang diundang terbatas per desa dengan dibagi 2 sesi atau kelompok yang dampingi oleh guru Pembina UKS masing-masing. Setelah dilakukan sosialisasidilakukan minum tablet Fe bersama ditempat.
4. Persiapan Sosialisasi Pemberian Tablet Fe rematri adalah
Tahapan Persiapan adalah :
1. Menentukan Sekolah yang ada di daerah lokus stunting dengan jumlah peserta masing-masing 40 orang.
2. Pembuatan SK Kepala Dinas Kesehatan
3. Pembuatan jadwal dan surat undangan ke sekolah
4. Mempersiapkan tablet Fe, surat menyurat dan materi narasumber
5. ANGGARAN
Adapun anggaran SosialisasiPemberian Tablet Fe yang dibebankan kepada anggaran Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Tahun 2020
C. LANGKAH PELAKSANAAN SOSIALISASI PEMBERIAN TABLET FE REMATRI
Gagasan sosialisasi pemberian tablet Fe pada rematri di desa lokus stunting dilaksanakan berdasarkan atas terpilihnya Kabupaten Bangka ke dalam prioritas penanganan stunting pada tahun 2019 dimana masih tingginya angka stunting pada tahun 2013 sebesar 32,27% dan tahun 2018 sebesar 23,9% (kronik >20%) ditambah lagi Kabupaten Bangka menjadi Kabupaten tertinggi ke empat pernikahan pada usia muda ( Riskesdas, 2013) sehingga berisiko mengalami masalah anemia dan melahirkan anak stunting. Untuk itu sebagai salah satu intervensi gizi spesifik yang dilakukan adalah pendidikan gizi melalui perubahan perilaku terhadap upaya pencegahan masalah anemia dan stunting pada rematri melalui sosialisasi pemberian tablet fe untuk meningkatkan pengetahuan dan mengedukasi rematri tentang manfaat zat besi.
a. Pelaksanaan dan Persiapan Sosialisasi Pemberian Tablet fe rematri
Pelaksanaan dan Persiapan melalui beberapa tahapan kegiatan antara lain :
1. Tahapan perencanaan
2. Tahapan Mobilisasi
3. Tahapan Pelaksanaan
4. Tahapan Monitoring dan Evaluasi
1. Tahapan Perencanaan
Tahapan Perencanaan dimulai pada saat penyusunan anggaran terkait intervensi gizi spesifik masalah stunting di tahun 2019, Seksi Gizi Dinkes Bangka mengusulkan salah satu kegiatan strategi komunikasi perubahan perilaku melalui pendidikan gizi tentang pemberian tablet fe pada rematri yang dilaksanakan di desa lokus stunting Kabupaten Bangka.
Tujuan Sosialisasi Pemberian tablet Fe rematri adalah meningkatkan pengetahuan tentang manfaat pemberian tablet Fe dan upaya pencegahan masalah anemia dan stunting.
2. Tahap Mobilisasi
Pada tahap ini bertujuan mempengaruhi Pemangku kepentingan untuk memperoleh dukungan terhadap Sosialisasi Pemberian Tablet Fe rematri melalui :
1. Rapat internal pengelola program gizi dengan staf dan Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat membahas rencana pelaksanaan sosialisasi pemberian tablet Fe rematri. .
2. Melakukan Koordinasi dengan Kepala Dinas Kesehatan tentang Sosialisasi Pemberian Tablet Fe rematri.
3. Rapat koordinasi dengan Staf untuk membuat Kerangka AcuanPemberian Tablet Fe Rematri.
4. Pembuatan SK Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka tentang Pelaksanaan Sosialisasi Pemberian Tablet Fe rematri di desa lokus stunting.
3. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan KegiatanSosialisasi Pemberian Tablet Fe rematri dilaksanakan melalui:
1. Mempersiapkan tempat pelaksanaan di 9 desa lokus sesuai anggaran
2. Membuat undangan ke Sekolah dan jadwal kegiatan .
3. Pelaksanaan dimulai dari tanggal 2 November 2020 sampai dengan 11 November 2020.
4. Kegiatan dibagimenjadi 2 tim di wilayah desa lokus stunting. Pemberian materi dibagi menjad 2 sesi dikarenakan dimasa pandemic dengan masing-masing peserta per sesi 20 orang, peserta wajib pakai masker, menjaga jarak tempat duduk minimal 1 meter antar peserta, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir serta mengecek suhu badan sebelum masuk ruangan. Narasumber berasal dari Dinas Kesehatan dan Puskesmasdengan mengusung tema “Tetap sehat, bebas anemia di masa pandemi COVID-19”.
5. Minum tablet Fe bersama setelah sosialisasi
4. Tahap Monitoring dan Evaluasi
Monev Sosialisasi pemberian tablet Fe rematri dilaksanakan diawal dan diakhir kegiatan, dengan mengevaluasi kehadiran.
b. Pemangku Kepentingan yang Terlibat dalam Pelaksanaan
Dukungan dari pemangku kepentingan terhadap Sosialisasi Pemberian Tablet Fe Rematri dimulai dari pemerintah daerah di kabupaten sampai ke peran serta masyarakat di desa. Mulai dari Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Kementerian Agama, Camat, Kepala Puskesmas, Kepala Sekolah, Kepala Desa lokus stunting dan aparat desa .
c. Sumber Daya yang Digunakan dalam Inovasi
Sumber daya SosialisasiPemberian Tablet Fe rematri terdiri dari
a. Sumber Daya Manusia: Petugas Kesehatan, Siswi SMP/SMA , Guru, Kepala Desa dan aparat desa serta lintas sektor yang terkait lainnya.
b. Sumber daya Keuangan: Biaya transportasi ke desa
c. Sumber Daya Teknis: materi dan media KIE untuk bahan sosialisasi pemberian tablet Fe rematri, Tablet fe untuk diminum bersama saat sosialisasi.
HASIL
D. OUTPUT YANG DIHASILKAN
Capaian output yang dihasilkan adalah sebagai berikut
1. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan 188.45/7173/DINKES/2020 Tanggal 29 Oktober 2020 tentang Narasumber Sosialisasi Pemberian Tablet Fe rematri di desa lokus stunting tahun 2020.
2. Kerangka Acuan tentang Pelaksanaan Pemberian Tablet Fe rematri di desa lokus stunting pada masa adaptasi kebiasaan baru
3. Tingkat kehadiran peserta yang ikut Sosialisasi Pemberian Tablet Fe Rematri di mana di masa pandemi COVID-19 tetap semangat selama Sosialisasi (100%)
4. Meningkatnya pengetahuan rematri tentang manfaat tablet Fe.
5. Cakupan rematri minum tablet Fe sesuai anjuran atau ≤52 tablet sebesar 30%
E. KENDALA
KENDALA dan HAMBATAN
1. Di masa pandemi COVID-19 banyak yang takut ikut sosialisasi dikarenakan takut tertular COVID-19
2. Tidak ada dana kegiatan Sosialisasi Pemberian tablet Fe rematri di tingkat desa
Untuk mengantisipasi hambatan keberhasilan Sosialisasi Gizi Seimbang sebagai berikut :
1. Membuat promosi melalui media cetak dan elektronik untuk misalnya leaflet, poster dan informasi berita melalui web dan Koran elektronik tentang Pemberian tablet fe rematri
2. Mengusulkan kegiatan proyek perubahan dalam DPA Perubahan dalam kegiatan Gizi di Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka.
3. Menerapkan protokol kesehatan yang ketat selama pelaksanaan kegiatan dengan memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir dan cek suhu tubuh. Membagi pertemuan dalam 2 sesi untuk mengurangi kerumunan
F. DAMPAK KEBERLANJUTAN
Dampak keberlanjutam Sosialisasi Fe rematri adalah :
1. Seluruh tahapan kegiatan yang sudah direncanakan sudah dilaksanakan dan akan berlanjut di desa lokus stunting lainnya dengan menggunakan dana desa .
2. Meningkatnya cakupan minum tablet Fe rematri padatahun 2020
3. Menurunnya prevalensi Stunting pada tahun 2020
G. KESIMPULAN
Kegiatan Sosialisasi pemberian tablet Fe rematri dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka di masa adaptasi kebiasaan baru di desa lokus stunting sebagai upaya pendidikan gizi dalam perubahan perilaku dalam rangka mencegah terjadinya masalah anemia gizi besi di desa lokus stunting. Dengan kegiatan ini diharapkan terjadi peningkatan pengetahuan pemberian tablet fe dan manfaat nya dalam rangka mencegah masalah anemia dan stunting.
DOKUMENTASI SUMBER DAYA KEBERLANJUTAN
Jadwal Sosialisasi Pemberian Tablet fe Rematri di desa lokus stunting tahun 2020
No | DESA/Tanggal | Peserta | Peserta Sesi I | Peserta Sesi II | Tempat |
1 | Kota Kapur / Senin, 2 November 2020 | Siswi SMP/SMA sederajat, Guru UKS Petugas Puskesmas Jumlah | 17 orang 1 orang 2 orang 20 orang | 18 orang 1 orang 1 orang 20 orang | Kantor Desa |
2 | Penagan, Senin 2 November 2020 | Siswi SMP/SMA sederajat, Guru UKS Petugas Puskesmas Jumlah | 17 orang 1 orang 2 orang 20 orang | 18 orang 1 orang 1 orang 20 orang | Kantor Desa |
3 | Rukam, Selasa 3 November 2020 | Siswi SMP/SMA sederajat, Guru UKS Petugas Puskesmas Jumlah | 17 orang 1 orang 2 orang 20 orang | 18 orang 1 orang 1 orang 20 orang | Kantor Desa |
4 | Cengkong abang, Selasa 3 November 2020 | Siswi SMP/SMA sederajat, Guru UKS Petugas Puskesmas Jumlah | 17 orang 1 orang 2 orang 20 orang | 18 orang 1 orang 1 orang 20 orang | Kantor Desa
|
5 | Kemuja, Rabu 04 November 2020 | Siswi SMP/SMA sederajat, Guru UKS Petugas Puskesmas Jumlah | 17 orang 1 orang 2 orang 20 orang | 18 orang 1 orang 1 orang 20 orang | Kantor Desa |
6 | Mendo, Rabu 04November 2020 | Siswi SMP/SMA sederajat, Guru UKS Petugas Puskesmas Jumlah | 17 orang 1 orang 2 orang 20 orang | 18 orang 1 orang 1 orang 20 orang | Kantor Desa |
7 | Saing, Kamis 05 November 2020 | Siswi SMP/SMA sederajat, Guru UKS Petugas Puskesmas Jumlah | 17 orang 1 orang 2 orang 20 orang | 18 orang 1 orang 1 orang 20 orang | Kantor Desa |
8 | Neknang, Selasa 10 november 2020 | Siswi SMP/SMA sederajat, Guru UKS Petugas Puskesmas Jumlah | 17 orang 1 orang 2 orang 20 orang | 18 orang 1 orang 1 orang 20 orang | Kantor Desa |
9 | Riding Panjang Rabu, 11 November 2020 | Siswi SMP/SMA sederajat, Guru UKS Petugas Puskesmas Jumlah | 17 orang 1 orang 2 orang 20 orang | 18 orang 1 orang 1 orang 20 orang | Kantor Desa |