• dr. Akbar Rihansyah
  • Tanggal Diubah : 22 September 2021
    Status Registrasi : Sudah Registrasi

Aplikasi Lansia V-Care (Lansia Vaccination Care)

Deskripsi

Pandemi COVID-19 merupakan tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya bagi sistem kesehatan  masyarakat abad ke-21 di banyak negara. Pandemi COVID-19 secara signifikan mempengaruhi para lanjut usia (lansia), penyandang disabilitas, dan orang dengan gangguan kesehatan mendasar lainnya. Lansia berada pada risiko tertinggi untuk tingkat keparahan penyakit dan kematian akibat COVID-19. Karena risikonya yang lebih tinggi, pada Desember 2020 CDC merekomendasi dan memprioritaskan lansia dan orang dengan gangguan kesehatan mendasar untuk mendapatkan vaksinasi.

World Health Organization (WHO) pada awal bulan Septmber 2021 melaporkan 228,394,572 kasus terkonfirmasi positif dengan 4,690,186 kasus kematian secara global. WHO juga menyebutkan bahwa kelompok lansia lebih banyak mengalami infeksi berat COVID-19 dan kematian dibandingkan dengan kelompok balita. Penelitian di Brazil melaporkan angka kematian lansia usia 60-69 tahun, 70-29 tahun dan usia lebih dari 80 tahun secara berturut-turut adalah 6,59%, 17,05%, dan 24,89%. Di Tiongkok jumlah kematian pada populasi usia 60-69 tahun sebesar 3.6%, pada usia 70-79 tahun sebesar 8% dan pada usia lebih dari 80 tahun sebanyak 14.8%. Pola yang sama juga terjadi di Indonesia, angka mortalitasnya meningkat seiring dengan meningkatnya usia yaitu pada populasi usia 45-54 tahun adalah 8%, 55-64 tahun 14% dan 65 tahun ke atas 22%.

Pasien lansia sering kali memiliki penyakit kronis dan cenderung memiliki kondisi yang parah atau bahkan sangat parah, baik dengan gejala tidak khas seperti tanpa demam atau batuk sampai dengan disfungsi multi-organ. Pasien lansia dengan usia ≥75 tahun cenderung mengalami lebih banyak komplikasi dibandingkan pasien lansia yang berusia 60-74 tahun selama dirawat di rumah sakit. Pada lansia yang terinfeksi COVID-19, tercatat rata-rata angka kematian setelah 5 hari perawatan akibat progresi penyakit yang sangat cepat. Dispnea, limfositopenia, banyaknya komorbid termasuk penyakit kardiovaskular dan penyakit paru obstruktif kronik, dan sindrom gangguan pernapasan akut, merupakan faktor prediktif ke arah perburukan.

Vaksin COVID-19 sedang diteliti dan dunia berharap vaksin menjadi jawaban untuk mengatasi pandemi ini. Imunisasi merupakan salah satu upaya untuk menimbulkan imunitas pada individu untuk mencegah suatu penyakit atau komplikasi yang berhubungan dengan penyakit yang dapat menimbulkan masalah besar. Alasan utama vaksinasi lansia adalah untuk mencegahnya infeksi COVID-19 dan mendapatkan sistem kekebalan yang baik untuk bertahan terhadap infeksi SARS-CoV-2.

Di Indonesia, lebih dari separuh populasi lansia di Indonesia dikategorikan pra-rapuh. Hanya 13% dari populasi lansia Indonesia yang dikategorikan bugar, dan sisanya dianggap prefrail atau rapuh. Faktanya, kerapuhan merupakan faktor risiko independen untuk masuk ke rumah sakit, ketergantungan, dan kematian tidak hanya karena COVID-19 tetapi juga penyebab lainnya, seperti efek samping akibat vaksinasi. Skala FRAIL adalah salah satu skala yang digunakan untuk menilai status kerapuhan pada lansia sebelum pemberian vaksinasi pada lansia, seperti yang diusulkan oleh Perhimpunan Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) dan sesuai dengan Kementerian Kesehatan Indonesia. Jika lansia dikategorikan lemah dalam skala FRAIL tetapi hanya dikategorikan sebagai pra-rapuh, dengan penilaian klinis dari dokter, masih ada kemungkinan lansia dengan kondisi tersebut layak diberikan vaksinasi.

Secara nasional, pada September 2021, tercatat 4,192,695 kasus terkonfirmasi, 1,65% (69.023 kasus) ada di Kalimantan Selatan. Angka kematian akibat COVID-19 di Kalimantan Selatan adalah 2302 jiwa, dimana 37,7% adalah kelompok usia ≥ 60 tahun (868 jiwa). Di Kabupaten Tanah Laut, tercatat 8029 kasus terkonfirmasi dengan angka kematian pada kasus terkonfirmasi 3% (220 kasus), dimana pasien meninggal pada kelompok usia >61 sebesar 30,45% (67 pasien).

Sementara itu, target sasaran vaksinasi secara nasional adalah 208,265,720. Data nasional vaksinasi pada September 2021 mencatat 81,083,498 dosis pada vaksinasi pertama (38,93%) dan 46,125,790 (22,15%) dosis pada vaksinasi kedua. Target vaksinasi di Kalimantan Selatan adalah 3,161,167, dengan capaian vaksinasi pada bulan September 2021 adalah 761,568 (24,09%) pada dosis pertama dan 440,650 (13,94%) pada dosis kedua. Vaksinasi untuk lansia sendiri sudah mencapai 12,20% pada dosis pertama dan 7,95% pada dosis kedua dari total target. Di Kabupaten Tanah Laut, secara umum capaian vaksinasi adalah 15,95% dari total sasaran vaksinasi, dan pada vaksinasi lansia 5,1%.

Rendahnya capaian vaksinasi tentunya dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Salah satu penyebabnya adalah munculnya penolakan baik dari individu lansia tersebut dan juga pihak keluarga kelompok lansia. Terdapat berbagai macam alasan masyarakat lansia untuk menolak diberikan vaksinasi, mulai dari jarak tempuh yang jauh untuk mencapai fasyankes tempat dilaksanakannya vaksinasi, sampai informasi-informasi hoax yang beredar bebas, membuat lansia calon penerima vaksin berpikir negatif terhadap vaksin. Dengan melihat berbagai pertimbangan terkait kondisi kesehatan lansia yang sudah dijelaskan sebelumnya, tentunya hal ini merupakan masalah yang harus menjadi perhatian dalam bidang kesehatan, khususnya di Kab. Tanah Laut.

Dari berbagai masalah tersebut, Saya mencoba untuk membuat suatu inovasi dibidang pelayanan kesehatan. Saya mengembangkan karya inovasi berupa aplikasi yaitu Lansia V-Care (Lansia Vaccination Care). Aplikasi Lansia V-Care adalah aplikasi berbasis android yang dapat diunduh secara gratis di Google Play, dan dibuat sesederhana mungkin dengan memodifikasi gaya bahasa yang digunakan agar dapat dipahami masyarakat awam untuk melakukan penilaian awal kelayakan lansia calon penerima vaksin. Lansia V-Care merupakan alat bantu yang dapat memberikan manfaat bagi kesuksesan program Lansiva. Saya berharap banyak kelompok lansia yang mendapatkan skrining kelayakan untuk menerima vaksin, sehingga membantu memberikan gambaran yang informatif tentang kesiapan lansia menerima vaksin, menentukan target vaksinasi dengan lebih efektif dan efisien, dan pada akhirnya akan meningkatkan cakupan vaksinasi khususnya terhadap populasi lansia, selain melakukan kegiatan seperti edukasi dan promosi kesehatan yang terkait dengan vaksinasi.

Saya bekerja di Puskesmas Padang Luas, Kab. Tanah Laut, Kalimantan Selatan, suatu puskesmas pedesaan yang memiliki jarak tempuh sekitar 40 Km dari ibukota kabupaten dan 45 Km dari ibukota provinsi. Target vaksinasi lansia untuk Puskesmas Padang Luas adalah 630 jiwa. Data pada akhir Mei 2021 saat vaksinasi baru berjalan, tercatat hanya 3 orang lansia yang sudah mendapatkan vaksinasi (0,47%). Pada akhir September 2021, terdapat 71 lansia yang sudah diskrining. Tercatat 47 lansia boleh dan setuju untuk di vaksinasi (66,2%), dan 30 orang lansia (42,25%) sudah mendapat vaksin, sisanya menunggu antrian. 8 lansia (11,27%) boleh divaksinasi tetapi tidak setuju di vaksinasi, 8 lansia ditunda dan mendapatkan pengobatan (11,27%), dan 7 lansia dengan status frail (9,86%).

Video

Materi

Makalah_Lansia_V-Care_edit.pdf

Comment

Leave a comment